Mohon tunggu...
Sabar Rudy Charolus Siallagan
Sabar Rudy Charolus Siallagan Mohon Tunggu... Buruh - Pembaca

Peminat beragam bacaan, mengejawantahkan hasil bacaan melalui tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Renungan Kristen: Berkat Anak Cucu (Mazmur 37: 25-26)

15 Oktober 2024   16:52 Diperbarui: 15 Oktober 2024   16:58 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kata berkat merupakan kata yang umum digunakan dalam konteks agama apapun. Saking umumnya banyak hal dapat didefinisikan sebagai berkat. Ketika dapat pemberian dari orang lain, kita sebut 'dapat berkat'. Berdoa untuk makanan kita akan buka dengan kata-kata "Kita akan berdoa untuk berkat Tuhan". Di tempat kami tinggal ada istilah Nasi Berkat, nasi yang dibagikan setelah selamatan atau kenduri. Sebab konteks budaya dan masyarakat, kata berkat dominan melekat pada makanan.

Namun Alkitab punya pandangan yang lebih spesifik dalam memaknai kata Berkat.

Ada Kalanya kata berkat ditulis menggunakan kata Barak yang diterjemahkan sebagai ucapan juga tindakan Allah yang meneguhkan.  Hal ini dinyatakan pada masa awal penciptaan, ketika Ia memberkati hewan-hewan agar berkembang biak lalu juga memberkati manusia pertama juga untuk beranak cucu dan sebuah tugas yang berat, berkuasa (memelihara) bumi.

Kata berkat juga seringkali menggunakan kata Eshek/Makarios yang artinya kebahagian yang tidak dipengaruhi situasi.  Dalam Ayub 5:17 dituliskan Berbahagialah Manusia yang ditegur Allah. Bahkan sebuah teguran dapat dikatakan sebuah berkat jika itu berasal dari Allah.

Maka dapat disimpulkan Berkat adalah:

"Tindakan Allah dalam kedaulatan dan kasih-Nya yang dinyatakan untuk Memelihara Umat-Nya." 

Makna utama dari berkat ialah Bahwa Allah memelihara umat-Nya secara utuh, meski dalam bentuk yang berbeda sesuai dengan kebutuhan umat.

Pemeliharaan Tuhan itu sempurna dan itu yang kita rindukan, pemeliharaan Tuhan yang besar atas kita tentu kita harapkan tercurah atas anak-anak dan cucu kita. Dan Tuhan pun menjanjikan itu untuk kita.

Daud melalui mazmur 37: 25-26 menuliskan, bagaimana jika seseorang hidup benar bahkan hingga anak cucunya beroleh berkat dari Tuhan bahkan cucunya akan menjadi berkat bagi orang lain pula. Sebab Ia adalah Allah yang penuh kasih setia. Kita melihat ketika janji Allah diteguhkan pertama kali kepada Abraham ratusan tahun berlalu keturunannya tetap beroleh pemeliharaan dari Tuhan dalam beragam kisah hidup yang mereka lewati.

Allah memberikan kesempatan untuk seseorang diberkati oleh iman orang tuanya atau bahkan kakek neneknya. Sebab Allah memberikan otoritasnya kepada orang tua untuk menjadi wakil-Nya dibumi. Sebab idealnya melalui keluargalah anak-anak pertama kali mengenal Tuhan. Dan didalam keluarga pula anak dapat mengenal kemurnian kasih.

Namun tentu kita bertanya siapa sesungguhnya orang benar itu? apakah ukuran seseorang dapat dikatakan sebagai orang benar? Dan apakah kita adalah orang benar?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun