Mohon tunggu...
Flavilius Aldo
Flavilius Aldo Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Politik,Lingkungan,Sosial,Budaya,Ekonomi, Pendidikan,

Politik,Lingkungan,Sosial,Budaya,Ekonomi, Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Spesies Manusia Purba Mungkin Masih Ada di Pulau Flores

17 November 2023   09:45 Diperbarui: 17 November 2023   09:49 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hampir 20 tahun yang lalu, pada tahun 2003, para ilmuwan menemukan kerangka manusia purba yang kecil namun lengkap di pulau Flores, Indonesia. Para ilmuwan sedang mencari bukti migrasi manusia dari Asia ke Australia. 

Mengutip LadBible, Senin (13/11/2023), manusia yang kerangkanya ditemukan ini disebut Homo floresiensis, sesuai dengan nama pulau tersebut. Namun, karena ukurannya, ia dijuluki 'hobbit'. Ini merujuk pada manusia kerdil, seperti karakter fiksi dalam film Lord of the Rings dan novel-novelnya. Pemeriksaan terhadap kerangka kecil ini menunjukkan bahwa Homo floresiensis hidup hingga 12.000 tahun yang lalu, saat ia dimasukkan ke dalam daftar 'punah'. Namun, penelitian lebih lanjut telah memundurkan tanggal tersebut lebih jauh dan manusia purba di Pulau Flores diperkirakan telah punah sekitar 50.000 tahun yang lalu. 

Sementara itu, antropolog Gregory Force berpendapat bahwa manusia purba ini belum punah dan mungkin masih hidup sampai sekarang. Setidaknya, ia masih 'hidup' dalam ingatan mereka yang masih bernafas. Dia mengklaim telah berbicara dengan banyak saksi yang melihat sesuatu yang dapat menjadi bukti bahwa spesies yang juga dikenal sebagai 'manusia kera' di Pulau Flores ini masih hidup sampai sekarang. Dalam sebuah artikel opini di majalah The Scientist yang mempromosikan bukunya Between Ape and Human, Forth mengklaim bahwa para ahli palaentologi dan ilmuwan lainnya telah mengabaikan pandangan masyarakat lokal dan masyarakat adat tentang manusia purba yang hidup di Hutan Flores. Seperti yang dilaporkan oleh IFLScience (28/12/2022), "Tujuan penulisan buku ini adalah untuk menemukan penjelasan yang paling rasional dan didukung secara empiris untuk kisah makhluk Rio", tulisnya. Suku Rio adalah masyarakat adat yang tinggal dikabupaten  Ende, dekat Danau Kelimutu, di pulau Flores. "Ini," lanjutnya, "termasuk laporan saksi mata dari lebih dari 30 orang yang saya ajak bicara langsung. Oleh karena itu, ia menyimpulkan bahwa hominid yang bukan sapiens masih hidup hingga saat ini, atau baru-baru ini.

Dia menulis bahwa zoologi rakyat dari masyarakat Rio di pulau itu mencakup kisah-kisah tentang manusia yang bertransformasi menjadi hewan ketika mereka berpindah dan beradaptasi dengan lingkungan baru.  Forth menyamakan hal ini dengan semacam Lamarckisme, yaitu pewarisan ciri-ciri fisik dari nenek moyang. "Seperti yang terungkap dari penelitian lapangan saya," jelasnya, "perubahan yang diusulkan mencerminkan pengamatan lokal tentang persamaan dan perbedaan antara spesies leluhur dan keturunannya yang berbeda.  Menurut Forth, Rio mengenali makhluk-makhluk ini sebagai hewan yang tidak memiliki bahasa seperti manusia atau teknologi yang rumit. Namun demikian, mereka memiliki kemiripan yang 'luar biasa' dengan manusia. Dia menjelaskan, "Bagi Rio, kemunculan manusia kera sebagai makhluk yang tidak sepenuhnya manusia membuat makhluk ini menjadi sebuah anomali, dan karena itu menjadi masalah dan kehadirannya mengganggu."  Forth juga berpendapat bahwa pengetahuan lokal harus dimasukkan ke dalam jenis penelitian ini. "Naluri pertama kita akan berasumsi bahwa manusia kera yang masih ada di Pulau Flores adalah khayalan belaka. Tetapi jika kita mendengarkan dengan serius masyarakat Rio, tidak ada alasan kuat untuk berpikir demikian. "Apa yang mereka katakan tentang makhluk ini, ditambah dengan bukti-bukti lain, sepenuhnya konsisten dengan hominid yang masih ada, atau yang telah punah dalam 100 tahun terakhir," tambahnya.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun