Output atau hasil akhir dari kaderisasi riset yang sebenarnya adalah terciptanya iklim riset yang baik, sehat, dan unggul. Kak Tria sendiri mengakui bahwasanya alur kaderisasi riset di UNDIP masih perlu dikaji ulang untuk menemukan alur yang tepat dan berkelanjutan. Hal yang dapat dipahami mengingat masih ada masalah minat riset mahasiswa yang rendah di UNDIP, bahkan setelah segala upaya untuk menunjang kaderisasi riset dilaksanakan.
Sebagai tambahan, ada satu masalah lagi yang sebenarnya cukup layak untuk dipertimbangkan, yaitu mindset pkm=riset. Â Di UNDIP atau mungkin terjadi juga di beberapa universitas lain di Indonesia, riset terlalu identik dengan PKM (Program Kreativitas Mahasiswa). Seringkali, indikator dari baik tidaknya prestasi suatu universitas di bidang riset masih dinilai dari prestasi PKM-nya. Padahal, jika merujuk pada keberadaan empat pilar riset, ada tiga pilar lainnya selain PKM, yaitu debat, mawapres, dan LKTI.
Sebenarnya tidak ada yang salah dengan mendukung penuh pelaksanaan PKM, tetapi akan lebih baik jika kesemuanya juga didukung penuh. Selain itu, membiarkan mindset pkm=riset tidak terlalu baik bagi kelangsungan yang lain.
Demikian yang bisa saya sampaikan. Saya yakin kedepannya lembaga riset mahasiswa di UNDIP akan terus beradaptasi dan mengikuti perkembangan riset sehingga masalah-masalah tersebut pun akan dapat diselesaikan. Dengan menyadari permasalahan yang ada, itu sudah membuktikan bahwasanya akan ada perbaikan terus kedepannya.
Simak artikel ini untuk tahu lebih banyak tentang peran lembaga riset mahasiswa di UNDIPÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H