Guru mempraktekkan cara ini sebelum mengajar dikelas, Pertayaannya " Apakah penting terkait pemetaan kebutuhan belajar siswa?,Â
Mungkin menjalani peran sebagai Guru pernah merasakannya, disaat ini masih banyak guru di indonesia yang belum melakukan Pemetaan kebutuhan belajar siswa dilakukan sebelum memulai pembelajaran di kelas. Dalam tulisan ini penulis tidak melakukan riset terkait berapa persen guru yang belum mempraktekan cara tersebut tetapi penulis hanya memprediksikan saja bahwa sebagian guru mungkin pernah melakukan dan sebagian juga belum pernah melakukan pemetaan kebutuhan belajar siswa.Â
Penting melakukan pemetaan sebelum memulai pembelajaran dikelas tujuanya adalah untuk mengetahui sejauh mana kesiapan anak menerima materi pembelajaran dan sejauh mana minat siswa terhadap  materi yang akan diajarkan. Mengapa demikian karena kemampuan siswa berbeda-beda, contohnya dalam pembelajaran PJOK ada siswa yang mampu melakukan praktek permaianan sepak bola sedangkan ada siswa kurang mampu mempraktekan sepak bola secara langsung dilapangan mungkin kategori siswa tersebut hanya minta menonton permaian sepak bola namum tidak bisa mempraktekkannya.
Indikator keberhasilan untuk  materi pokok yang diajarkan adalah tujuan pembelajaran bisa tercapai, nah bagaimana untuk mencapai tujuan tersebut, tentu banyak cara yang dilakukan salah satunya melakukan pemetaan kebutuhan belajar siswa (Berdiferensiasi)
Pembelajaran Berdiferensiasi menggunakan beberapa pendekatan terhadap konten, proses, dan produk. Di semua ruang kelas, guru berurusan dengan setidaknya tiga elemen kurikuler: (1) konten — masukan, apa yang dipelajari murid; (2) proses — bagaimana murid berupaya memahami ide dan informasi; dan (3) produk — keluaran, atau bagaimana murid menunjukkan apa yang telah mereka pelajari.
Dengan membedakan ketiga elemen ini, guru menawarkan pendekatan berbeda terhadap apa yang dipelajari murid, bagaimana mereka mempelajarinya, dan bagaimana mereka menunjukkan apa yang telah mereka pelajari. Kesamaan dari pendekatan yang berbeda ini adalah bahwa semuanya dibuat untuk mendorong pertumbuhan semua murid dalam usaha mereka mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dan untuk memajukan atau meningkatkan proses pembelajaran baik untuk kelas secara keseluruhan maupun untuk murid secara individu.
Contoh Praktek pemetaan kebutuhan belajar siswa berdasarkan pengalaman peribadi penulis seperti gambar berikut:
Dari gambar diatas saya mengetahui kebutuhan belajar siswa berdasarkan jawaban mereka seperti pada gambar diatas. Dalam proses tersebut saya menanyakan kepada siswa terkait materi pertemuan Lompat jauh, dapat disimpulkan ada siswa yang tidak mampu melakukan mempraktikkan lompat jauh namun bisa mengambar model gerak lompat jauh dari tahap awal sampai akhir dan siswa juga yang suka dengan sepakbola, kemudian ada siswa yang hanya mampu memahami materi secara teori saja.Â
Oleh karena itu berdasarkan pemetaan tersebut saya akan mengintegrasikan kedalam Rencana pelaksanaan pembelajaran dikelas sehingga kebutuhan belajar siswa tercapai. Namun pemetaan tersebut harus bisa mencapai tujuan pembelajaran. Dalam RPP juga harus memuat instrumen penilaian sesuai dengan kebutuhan belajar siswa. Sehingga itu menjadi acuan dalam melakukan penilain ketercapaian tujuan pembelajaran.
Demikian ulasan singkat terkait pemetaan kebutuhan belajar siswa semoga bermanfaat dan menambah wawasan khususnya rekan-rekan guru hebat indonesia.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H