Mohon tunggu...
A Ladi
A Ladi Mohon Tunggu... -

mind,body and spirit. Mens sana in corpore sano.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Panti Jompo Bukan Tempat Pembuangan

11 Februari 2014   05:17 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:57 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sering kita dengar kalau panti Jompo itu adalah tempat pembuangan orang tua. Benarkah begitu? Sudah tradisi di negara kita kalau anak-anaklah yang mempunyai tugas merawat orang tua ketika saatnya tiba.   Panti Jompo juga bertebaran di negara barat, sekali lagi kita menjudge Kalo orang bule memang tak tahu diuntung tak membalas jasa baik orang tuanya.

Setelah saya bekerja di panti Jompo, barulah saya megerti sistim negara barat, khususnya di New Zealand.  Negaralah yang punya tugas mengurus orang tua. Banyak orang orang tua yang dulunya berperang membela negara dan walaupun mereka tak ikut berperang, kontribusi mereka sangatlah besar dalam membangun negara ini.  Paling tidak mereka yang bekerja dari mudanya sudah membayar pajak.

Alasan kemanusiaan juga penting.  Saya pernah menemui keluarga / anak yang mau merawat orang tuanya tapi ada kejadian dimana orang tua itu harus masuk rumah sakit dan Ternyata perawatan yang diberikan  di rumah sangat jauh dari standard.  Dinas sosial menyatakan tidak boleh dirawat di rumah dan harus masuk panti Jompo.  Kalau masih ngotot mau merawat bisa dijerat hukum, karena telah terjadi kasus mengabaian (negligence).

Kebanyakan negara barat itu menganut sistim welfare. Dari uang pajak mensubsidy yang gak mampu. Biaya tinggal di rumah Jompo tidaklah murah. Pemerintah membayar sekitar $900 sampai $1000 an lebih/ minggu/ orang. sekitar 9  juta sampai 10 juta lebih.

Ternyata  gak semua disubsidi karna orang2 tua yang sudah kehilangan pasangan tapi memiliki rumah harus di audit dulu asetnya. Ada ketentuan dimana mereka harus menjual rumah dan cuma disisakan sekitar $200 ribu lebih untuk warisan anak cucu.   Saya banyak bertemu orang tua yang sebenarnya enggan menjual rumahnya dan memberi sebagian uangnya ke pemerintah. Mereka enggan tinggal di rumah jompo tapi karna sudah divonis , jadi tak ada pilihan.  Biasanya mereka sering jatuh, kena stroke, infeksi dan lain lain. Begitulah bisnis panti jompo sangat mengiurkan karna mendapat uang begitu besar  karna populasi orang tua meningkat.

Karna biaya hidup di rumah jompo sangat mahal, banyak orang tua yang kalau tidak ada kejadian jatuh, sakit dan lain lain masihlah bisa tinggal sendiri di rumahnya. Dan ada perawat yang datang membantu 3 jam sehari.. Membersihkan rumah, memasak, dan membantu mandi dan lain lain.

Tentu saja standard perawatan tak boleh asal-asalan karna panti jompo sudah dibayar begitu besar.  Keluarga dari orang tua bisa complain ke Dinas kesehatan jika perawatan tak sesuai mutu. Audit akan dilalukan setiap dua tahun atau kalau ada complain bisa sering di audit dan jika tak memenuhi standart,  Panti jompo  akan ditutup.

Saat ini banyak rumah jompo dibangun dan kesannya mirip hotel bintang lima.   Yah... Banyaklah keuntungan tinggal di panti Jompo.. Ada yang memperhatikan 24 jam sehari. Terkadang ada aktivitas yang mmbuat hidup tak bosan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun