Mohon tunggu...
fahmi karim
fahmi karim Mohon Tunggu... Teknisi - Suka jalan-jalan

Another world is possible

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Catatan Pinggir 1 Juni

1 Juni 2021   16:28 Diperbarui: 1 Juni 2021   16:42 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setidaknya saya harus berterima kasih kepada Pak Presiden Joko Widodo atas libur hari ini, 1 Juni. Berkat beliau, yang menandatangani Keputusan Presiden (Keppres) No. 4 Tahun 2016 yang menetapkan 1 Juni 1945 sebagai Hari Lahir Pancasila, pada akhirnya 1 Juni ditetapkan sebagai hari libur nasional mulai tahun 2017.

Sekali lagi, terima kasih, yah, Pak Presiden. Semoga saya jadi Direktur Utama. Huyyy...

Mari menikmati hari refleksi nasional dengan cara apa pun.  

Anda hari ini menikmatinya dengan rebahan saja? Dasar tidak pancasilais. Saya yakin Anda tidak akan lolos uji Tes Wawasan Kebangsaan (TWK).

Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara. Meski kita tahu, yang dinamakan ideologi (an sich) adalah satu sistematika pemikiran yang rigid, ketat. Katakanlah jika berkaitan dengan negara yaitu sebuah filsafat politik. Layaknya ideologi-ideologi besar dunia; komunisme, fasisme, liberalisme.

Misalnya dasar pendirian negara Prancis; liberte, egalite, fraternite. Namun apakah itu berarti bisa dikatakan sebuah ideologi? Uni Soviet mungkin jelas dikatakan sebagai negara yang membasiskan dasar negara pada ideologi. Atau Venezuela dan Kuba.

Bagaimana dengan Indonesia?

Tapi sudahlah. Jangan diperpanjang. Kita sedang dalam era "pengawasan".

Pancasila itu lahir dari serapan "pandangan dunia". Jika dipilah-pilah dengan detail, seluruh ideologi bisa masuk. Dari sila pertama sampai sila kelima.

Inilah kepintaran dari para pendiri bangsa. Bahwa pancasila adalah satu dasar negara yang terterima, baik itu dari "pinggir kanan" sampai "pinggir kiri".

Bukannya zaman itu banyak organisasi yang punya haluan ideologi yang jelas? Misalnya PKI. Maka dari itu, pancasila sifatnya akomodasi dari seluruh pemikiran yang pernah ada, dan satu proyek masa depan; sampai kapan pun pancasila akan terterima sebagai dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Selain itu, bagi para pendiri bangsa, pancasila adalah serapan dari nilai-nilai orang Nusantara. Makanya jika diperas (eka-sila), jadinya yang tersisa "gotong-royong".

Dari situ segalanya diturunkan. Anda dilarang untuk mendahulukan sila satu dengan sila yang lain. Apalagi membantah sila satu menggunakan sila yang lain. Harus dibaca secara keseluruhan.

Namun, apakah pancasila adalah sebuah proyek pemikiran saja? Tidak juga. Layaknya sebuah ideologi negara, pancasila selain sebuah proyek pemikiran, dia juga menjadi proyek praktek; tidak sekadar menafsirkan Indonesia namun mengubah Indonesia menjadi lebih adil.

Kira-kira begitu, Bung.

Apa yang perlu direfleksikan dari Hari Kelahiran Pancasila ini?

Pertama, soal sikap pancasilais.

Sikap pancasilais (yang kita pahami secara umum) tidak sekadar kamu memahami sejarah dari lahirnya pancasila. Tidak hanya tahu siapa yang buat pancasila. Atau tidak hanya tahu penggalan-penggalan dari pancasila yang membentuk satu argumen. Bukan hanya itu!

Saya katakan di atas, pancasila ini bukan hanya proyek pemikiran, namun sekaligus landasan kita bertutur dan bertindak.

Sejauh mana mengamalkan pancasila dalam kehidupan hari-harimu? Kapan kamu pernah menghargai keyakinan agama seseorang di tanah Nusantara ini? Kapan kamu memiliki rasa yang sama dengan seluruh masyarakat yang lagi dipinggirkan oleh sistem di negeri ini, artinya memiliki rasa persatuan?

Jadi, pancasila yang telah disusun dengan indah oleh para pendahulu tidak hanya dihafal, namun diterapkan; ilmu untuk amal.

Itulah sejatinya seorang yang pancasilais. Dia yang menghargai keyakinan kepercayaan setiap orang, dia yang tidak menghina atau menurunkan derajat seseorang hanya karena perbedaan kelas, dia yang merasa senasib dan sepenanggungan dengan masyarakat yang tertindas, dia yang menghargai setiap pendapat seseorang dengan cara merumuskan secara bersama-sama apa yang baik di negeri ini, dan dia yang selalu bertindak adil, dan menegakkan keadilan, tanpa memandang bulu.

Anda begitu? Jika sudah, saya yakin akan lolos TWK.

Kedua, persoalan ekonomi. 

Program pemerintah, utamanya yang berkaitan dengan ideologisasi pancasila kepada masyarakat, sejatinya menarik juga. Meski ini sudah diemban sejak dari sekolah dasar.

Namun, sampai sekarang yang diulang-ulang tentang pancasila hanyalah persoalan menerima pancasila sebagai dasar negara, UUD 1945, atau NKRI harga mati.

Tidak salah juga.

Namun selayaknya sebuah filsafat politik, ideologi itu untuk kebaikan seluruh warga negara. Untuk keadilan dan kesejahteraan. Pada akhirnya persoalan ekonomi.

Seringkah kalian mendengar program ideologisasi pancasila, atau seminar-seminar kebangsaan, yang berkaitan dengan bagaimana mendorong seluruh warga negara aman dalam ekonomi? Sejahtera? Saya rasa kurang. Mungkin tidak.

Inilah pekerjaan rumahnya.

Soal terorisme. Kita mungkin bisa menghapus terorisme tapi belum tentu bisa menghapus kemiskinan. Tapi jika kita bisa menghapus kemiskinan bisa saja terorisme itu hilang.

Ke depannya, sebagai refleksi, bisa tidak kita membicarakan pancasila tidak hanya sekadar refleksi dari sejarah Nusantara? Seolah pancasila tidak berurusan dengan kesejahteraan umat, hanya berurusan dengan proyek penerimaan pancasila sebagai ideologi negara.

Maksudku, membicarakan pancasila adalah sekaligus mengarahkan bagaimana setiap manusia bisa hidup sejahtera secara ekonomi. Artinya, pancasila pada dirinya bertugas untuk menuntaskan kemiskinan di Indonesia.

Semoga suara saya didengar. Amin.

Sekretariat, 1 Juni 2021

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun