”Aku pingin jadi seperti Mba Ayin!” teriak Diva sambil berlari pegang erat tanganku. Anak-anak yang lainpun mengikutinya.
Jawaban ini kontan disambut hening oleh kami berdua. Seorang ibu yang kebetulan melihat mereka, bertanya pada Diva, ”kenapa pingin seperti Mba Ayin?”
”Karena mmm...karena dia baik...mmm cantik!” jawab polos Diva sambil berteriak.
****
Malam minggu ini, aku mendapat lima tawaran sekaligus.
”Kamu jadi idola Yin.” kata Kadip. Boleh dibilang dia adalah bosku. ”Bos Jihal, paling tinggi nawarnya. Semalam ini dia berani 10 juta. Kamu ambil ini saja”
Aku mendengar katanya itu, tapi malas tuk berucap. Malam ini, serasa ruhku tak menyatu dengan tubuhku.
”Badanku lagi sakit, aku pingin tidur malam ini.”
”Heh?! Yin! Ga bisa gitu dong!” Kadip pegangi tanganku. Seketika itu juga aku berontak dengan melepaskan cepat pegangannya.
”Yang punya tubuh siapa? Aku kan? Terserah aku dong!” teriakku tepat didepan mukanya. Diamlah dia seketika. Aku berbalik langsung ke kamarku.
***