tradisi Muslim Indonesia yang dilakukan pada malam menjelang Idul Fitri. Masyarakat biasanya mengadakan kegiatan atau perlombaan untuk membuat peristiwa ini lebih meriah. Pada saat ini, orang-orang di masyarakat bersaing untuk menemukan cara baru untuk menghidupkan acara yang diadakan setahun sekali ini. Tema religius dan budaya dengan sentuhan kearifan lokal maupun kearifan luar negeri biasanya diangkat. Liburan menjelang lebaran dimanfaatkan untuk bergelut dengan berbagai persiapan pawai takbir keliling.
Pawai Takbir keliling adalahPawai takbir keliling juga telah menjadi tradisi event tahunan di wilayah Kotagede dan sekitarnya. Dimulai pada tahun 1967, Majlis Tabligh Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kotagede berpikir bahwa lantunan takbir menjelang Idul Fitri dapat dikumandangkan melalui pengeras suara yang ada di masjid-masjid di Kotagede. Akibatnya, muncul ide untuk takbir dilakukan secara keliling melalui jalan protokol Kotagede. Selain itu, karena perkembangan pemikiran, pawai takbir keliling memiliki tampilan yang berubah. Pada setiap barisan tarwehan anak-anak, mulai dibuat replika lampion dengan kerangka bambu dan kertas yang masih sederhana. Pada setiap barisan pawai takbir keliling, juga mulai ditambahkan bawaan alat untuk membuat bunyi sederhana. seperti menggunakan kentongan bambu atau kayu, membuat peralatan gamelan, dan lain-lain.Gagasan terus berkembang. Pada tahun-tahun berikutnya, Seksi Pawai dari Panitia Gerakan Ramadhan Angkatan Muda Muhammadiyah Kotagede melakukan Pawai Takbiran Keliling. Mulai muncul marching band, bukan lagi pasukan drumband. Ini dilakukan dengan menambah beberapa peralatan untuk menghasilkan irama yang rancak, lincah, dan dinamis yang sesuai dengan jiwa zaman.
Selama memasuki bulan Ramadhan, berbagai kampung di daerah Kotagede dan sekitarnya telah mempersiapkan berbagai kebutuhan yang diperlukan. Mulai dari minggu pertama hingga minggu terakhir bulan Ramadhan, jalanan di daerah Kotagede tidak pernah sepi seusai shalat tarawih, karena antusias anak-anak dan anak muda untuk berlatih musik, berlatih koreo, membuat maskot, membuat lampion dan berbagai kebutuhan lainnya. Besar sekali antusias dari berbagai kalangan mulai dari anak-anak, remaja, bahkan orang tua yang juga turut ikut serta membantu menyemarakkan pawai takbir keliling.
Liburan lebaran menjelang perayaan malam takbiran dimanfaatkan oleh semua pengajian di daerah Kotagede dan sekitarnya untuk selalu disibukkan dengan kegiatan latihan takbiran seusai shalat tarawih hingga dini hari. Warga Kotagede dan sekitarnya juga sudah tidak kaget dengan kebiasaan tersebut, perpaduan suara musik dari berbagai pengajian sudah dianggap hal yang sangat biasa. Bahkan penutupan jalan yang digunakan untuk latihan dianggap hal wajar bagi warga sekitar, bagi orang-orang yang perjalanannya terganggu justru terhibur karena bisa melihat latihan takbiran.
Dalam rangka menyambut hari raya Idul fitri, Sie Pawai Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) Kotagede akan kembali menyelenggarakan tradisi tahunan, Pawai Takbir, pada Selasa, 9 April 2024 pukul 19.30 WIB. Pawai akan melakukan perjalanan keliling dari SMAN 5 Yogyakarta menuju Pasar Kotagede dan berakhir di Balai Desa Kalurahan Jagalan, Banguntapan. Dihadiri oleh beberapa tamu undangan antara lain adalah PJ Walikota Kota Yogyakarta Bp. Singgih Raharjo, S.H., M.Ed., Ketua PDM Kota Yogyakarta Bp. Akhid Widi Rahmanto, Ketua PCM Kotagede Bp. Muhammad Hatta, Ketua PCA Kotagede Ibu.Muhtia, Bp.Komaru Ma'arif, S.I.P., M.Si selaku Matri Pamong Praja Kemantren Kotagede, Lurah Purbayan, Lurah Purbayan, Lurah Prenggan, Lurah Rejowinangun, Lurah Jagalan, Lurah Singosaren, Kepala kepolisian Kapolsek Kotagede, Komandan Rayon Militer dan Ramil 073408 Kotagede, Kepala KUA Kotagede, dan beberapa dewan juri.
"Saya sangat beterimakasih, sangat bangga,dan mengapresiasi kepada angkatan muda Muhammadiyah Kotagede atas terselenggaranya kegiatan festival takbir pada malam hari ini. Mudah-mudahan acara ini lancar dan tentunya bermanfaat bagi siar agama Islam, bermanfaat bagi perkembangan ekonomi masyarakat Kotagede." ucap Bp.Komaru Ma'arif, S.I.P., M.Si selaku Matri Pamong Praja Kemantren Kotagede dalam sambutannya.
Mengangkat Tema "Ragam Budaya Islam Asia"Peserta Pawai Takbir Idul Fitri berjumlah 25 pengajian dari Kotagede dan sekitarnya. Di awali oleh pengajian Alamin Kleco, Al-Manaar, Assalam Basen, Muhtadin Basen, Al-Ma'arif, Masjid Al-Muhsinin, Al-Huda Mustaqim, Amin Be'er, Al-Mustaqim Bodon, Gemilang Al-Furqon, Pengajian Anak & Remaja Semoyan, Pengajian Remaja Masjid Al-Barokah Rismaba,Pengajian Akbar, Pengajian Remaja Islam Tegalgendu, Pengajian Pafda PPD, Al-Amin Bumen, Himatus Sholihin, Pama Singosaren, Pasada Al-Misbah, KMP, Pengajian Masjid Al-Ikhlas Rejowinangun,Anuha Purbayan, An-nuur Lasata, dan yang terakhir sebagai penutup adalah Mafaza.
Saya merupakan salah satu peserta pengajian yang mengikuti dan juga menyemarakkan kegiatan pawai takbir kotagede yaitu pengajian Al-Amin Bumen. Mengangkat sinopsis dengan Menaklukkan konstantinopel, ibukota Bizantium oleh Sultan Mehmed II yang bergelar Muhammad Al-Fatih dari kesultanan Ustmaniyah menjadi tonggak bangkitnya peradaban Islam di Turki. Sultan Mehmed II berhasil menaklukkan Konstantinopel sekaligus menjadi akhir dari Perang Salib yang salah satu senjatanya adalah dengan menggunakan meriam yang dikenal dengan sebutan Meriam Mehmed II.
Antusias teman-teman pengajian Al-Amin Bumen sangatlah besar untuk menyambut tradisi event tahunan menjelang idul fitri, mulai dari anak-anak hingga orang tua. Event Pawai takbir ini memiliki kesan tersidiri dan juga menimbulkan manfaatkan bagi semua masyarakat. Terbukti dengan jawaban kedua narasumber saya yaitu Rosa dan Sinta saat saya tanya apa kesan pawai takbiran 1445h dan manfaat ikut serta meramaikan pawai takbiran 1445H. "Kesannya seru seperti tahun tahun sebelumnya, tapi lebih excite di tahun ini karena tema kali ini lebih mewah dan bisa lebih mengekspresikan karya.
Manfaat yang saya dapatkan sebagai salah satu peserta pawa takbir adalah bisa menjadi lebih Happy, karena takbir amm kotagede diadakan hanya satu tahun sekali disaat ramadhan idul fitri, bisa kenal dengan teman teman dari lain pengajian"ucap Sinta sebagai salah satu peserta yang turut ikut serta menyemarakkan tradisi ini, begitu juga dengan Rosa yang juga sangat antusias, ujarnya "Kesan yang pertama tuh pastinyaa seru banget, pawai takbiran ini yang selalu ditunggu-tunggu tiap tahunnya, bisa melihat berbagai macam tema dari pengajian lain.