Mohon tunggu...
Mamik Yulianti
Mamik Yulianti Mohon Tunggu... Guru - Pengajar

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Gangguan Berbicara atau Gagap

5 Januari 2024   03:18 Diperbarui: 5 Januari 2024   03:36 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Secara medis gangguan berbahasa dapat diklasifikasikan menjadi 3 yaitu gangguan berbicara, gangguan berbahasa dan gangguan berfikir. Gangguan berbicara merupakan gangguan yang terjadi karena gangguan atau kerusakan pada organ berbicara seseorang yang menyebabkan terganggunya komunikasi normal. Selain itu gangguan berbicara juga dapat disebabkan oleh beberapa faktor lain baik itu faktor kejiwaan atau faktor social.

Fenomena kebahasaan yang muncul di Tengah Masyarakat sangat kompleks. Salah satu fenomena tersebut adalah peristiwa gagap. Gagap merupakan peristiwa pemberhentian atau penjedaan saat berbicara karena keraguan dalam pelafalan atau karena takut salah. Gagap ini dapat terjadi pada anak anak maupun orang dewasa. Gangguan gagap dapat terjadi karena tekanan psikologis pada saat awal pemerolehan Bahasa dalam masa perkembangan.

HASIL  ANALISIS  FAKTA  DI LAPANGAN

Berdasarkan penjabaran diatas, penulis melakukan penelitian terhadap seorang anak yang mengalami gagap saat berbicara. Penelitian ini akan membahas penyebab terjadinya gagap, karakteristik atau gejala, serta penanganan pada anak yang mengalaminya. Selain itu penulis akan meneliti mengenai titik temu teori teori gagap dengan kasus gagap yang penulis temui.

Faktor penyebab terjadinya gagap menurut Chaer (2009:153-154) , kegagapan dapat terjadi karena beberapa faktor berikut : 

  1. Faktor faktor stres dalam kehidupan berkeluarga
  2. Pendidikan anak yang dilakukan secara keras dan kuat dengan membentak bentak serta tidak mengizinkan anak berargumentasi dan membantah
  3. Adanya kerusakan pada belahan otak (hemisfer) yang dominan
  4. Faktor neurotic

Nujaya (2013) menyatakan bahwa gagap bisa disebabkan oleh faktor fisik maupun psikologi. Faktor fisik kemungkinan berasal dari keturunan yang menyebabkan ketidaksempurnaan secara fisik seperti gangguan pada saraf bicara,gangguan alat bicara ,dan keterbatasan lidah. Sedangkan faktor psikologis yaitu ketegangan yang berasal dari reaksi seseorang terhadap lingkungan, diantaranya adalah stress mental karena sesuatu yang dirasakan namun tidak mampu untuk dilakukan. Menurut penelitian gagap lebih banyak disebabkan oleh faktor psikologis dibandingkan fisiologis. Trauma, ketakutan, kecemasan, dan kesedihan pada masa kecil menyebabkan seseorang menjadi gagap sampai dewasa. Misalnya, anak yang kedua orang tuanya sering bertengkar sehingga membuat anak takut,cemas,sedih, dan sering menangis.

Cara penanganan gangguan berbicara gagap, gagap tidak akan berlanjut sampai dewasa apabila anak segera diterapi secara teratur dengan baik. Selain itu dukungan dari lingkungan keluarga dan sekitarnya juga menjadi faktor penting dalam usaha penyembuhan gangguan gagap ini. Jika kanak kanak dalam kurun waktu yang cukup lama masih menunjukan kegagapannya dalam berbicara, maka diperlukan adanya konsultasi dengan ahli, baik itu dokter saraf untuk mengetahui kerusakan pada bagian saraf tertentu, atau dengan psikolog untuk mengatasi masalah kecemasan yang dimiliki anak (dalam Nur jaya, 2013).

Subjek dalam penelitian ini adalah Habibi yang berusia 4 tahun. Hb tumbuh dengan kondisi fisik normal seperti masyarakat pada umumnya. Pada awalnya ia mengalami gangguan berbicara gagap ini dari usia 2 tahun saat mulai belajar berbicara, karena kedua orang tuanya yang sibuk sebagai pedagang sehingga saat anak mengalami masalah perkembangan bahasa anak kurang diperhatikan. Tetapi dengan berjalannya waktu kegagapan itu sudah mulai berkurang di saat sekarang ini berusia 4 tahun. Karena sosialisasinya sudah mulai meluas dengan adanya interaksi dengan teman teman sepermainannya di sekolah, Hb mulai belajar berbicara dengan baik seperti teman temannya.

METODOLOGI PENELITIAN

 Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif yang berbentuk studi kasus. Dan didefinisikan sebagai suatu fenomena yang terjadi dalam suatu waktu tertentu dan tingkah laku yang relevan untuk diteliti.

KESIMPULAN

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun