Mohon tunggu...
Fiyah Rukmana
Fiyah Rukmana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Hayam Wuruk Perbanas Fakultas Ekonomi Bisnis

Mahasiswa Universitas Hayam Wuruk Perbanas Surabaya Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Ekonomi Syariah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Persepsi Remaja terhadap Media Massa

14 Mei 2024   13:05 Diperbarui: 14 Mei 2024   13:09 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh 

Siti Lutfiyah Rukmana

Universitas Hayam Wuruk Perbanas 

Media sosial merupakan salah satu sumber media yang penting dan memiliki banyak pengguna dari seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Pada era digital yang semakin canggih ini, media sosial sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan  dari kehidupan sehari-hari masyarakat terutama dikalangan remaja. Media sosial mempunyai dampak besar terhadap perilaku generasi muda karena memungkinkan mereka terhubung dengan orang-orang di seluruh dunia, media sosial telah memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perilaku remaja. Namun, penting bagi kita untuk melihat dampak yang ditimbulkan media sosial, baik positif maupun negatif.

Salah satu peran utama media sosial adalah sebagai sarana komunikasi. Remaja dapat dengan mudah berkomunikasi dengan teman terdekat atau dari negara lain. Media sosial memungkinkan remaja untuk berbagi informasi, ide, dan pengalaman secara instan. Hal ini dapat memperluas pengetahuan generasi muda tentang berbagai hal, dan memungkinkan mereka berpartisipasi dalam dialog global, dan memperluas perspektif mereka terhadap dunia. Media sosial juga memberikan peluang untuk mengembangkan keterampilan sosial dan membentuk identitas online.

Selain itu, media sosial juga berperan dalam membentuk persepsi diri remaja. Banyak remaja merasakan tekanan untuk tampil sempurna dan mendapatkan validasi dari orang lain melalui media sosial. Mereka sering kali dihadapkan pada gambaran kesempurnaan yang memunculkan standar kecantikan yang tidak realistis. Hal ini dapat menyebabkan rendahnya rasa percaya diri, kecemasan, dan bahkan gangguan pada remaja. Selain itu, media sosial juga dapat meningkatkan perbandingan sosial yang negatif, di mana remaja sering kali merasa tidak puas dengan kehidupan mereka sendiri ketika melihat kesuksesan dan kebahagiaan orang lain di media sosial.

Dalam konteks ini, penting bagi remaja untuk memahami dan mengelola penggunaan media sosial dengan bijak. Perlu kita sadari bahwa apa yang kita lihat di media sosial hanyalah versi kehidupan orang lain, dan tidak mencerminkan sepenuhnya kenyataan. Selain itu, pendidikan tentang literasi media sosial juga penting, sehingga remaja dapat mengenali informasi yang tidak akurat dan menghindari penyebaran berita hoax.

Literasi media bagi remaja adalah kemampuan mengakses, menganalisis, mengevaluasi, dan membuat pesan media secara kritis dan cerdas. Pentingnya literasi media digital didasarkan pada kegiatan yang berfokus pada aspek pendidikan masyarakat umum: bagaimana mereka dapat mengakses dan memilih program dan konten yang bermanfaat dan memenuhi kebutuhan mereka. Pengajaran literasi media digital diperlukan oleh berbagai kalangan yang berkepentingan, termasuk orang tua, guru, lembaga pendidikan, dan pemerintah. Literasi media pada remaja mendorong pemikiran kritis dan pemahaman yang lebih mendalam tentang dunia.

Hal ini membantu remaja untuk aktif dan membedakan fakta dan pendapat serta sudut pandang yang berbeda. Literasi media membuka pintu bagi generasi muda untuk mengekspresikan suaranya dengan memahami cara kerja media. Generasi muda juga dapat menggunakan platform media untuk mengekspresikan pendapat mereka, mempromosikan isu-isu yang mereka pedulikan, dan menciptakan perubahan di komunitas mereka.

Meski demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa remaja menjadi kecanduan media, yang mungkin menimbulkan banyak kekhawatiran mengenai penerapan kegiatan literasi media sebagai respons terhadap fenomena media yang berbahaya. Permasalahan literasi media mencakup banyak tantangan yang diakibatkan oleh perkembangan teknologi dan meluasnya media di masyarakat dan di kalangan generasi muda. Dari perspektif literasi media, upaya melawan berita palsu dimulai dengan mengidentifikasi berita yang tidak valid, menghilangkan judul berita yang terkesan provokatif, memperhatikan alamat situs dan sumber, pengecekan fakta, verifikasi keaslian gambar dan video, dan terakhir , mengingat apa maksud isi pesan tersebut. Dan cara menangani berita tidak valid dan palsu adalah pentingnya literasi media, sensor mandiri untuk menyaring informasi yang tidak valid dan valid secara lebih selektif.

Dampak negatif media sosial sangatlah luas. Berbagai bentuk kejahatan di media sosial sangat umum terjadi di kalangan remaja, termasuk kekerasan, pelecehan, dan bahkan kejahatan seperti penipuan, intimidasi, dan pemerkosaan. Mengingat banyaknya dampak negatif media sosial yang mengkhawatirkan terhadap anak, maka perlu adanya bimbingan, pengarahan, dan pengawasan dari orang tua, guru, pihak yang terlibat dalam pendidikan anak, dan lain-lain. Meningkatnya perilaku kekerasan dan perilaku negatif di kalangan anak kemungkinan besar disebabkan oleh pengaruh siaran televisi yang terus-menerus. Media tersebut relatif mudah diakses dan berpengaruh karena mempunyai potensi besar untuk mengubah sikap dan perilaku masyarakat, khususnya anak-anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun