Apresiasi untuk Polri yang telah dapat mendapatkan kembali gembong koruptor sekelas Djoko Tjandra untuk dapat segera diadili kembali. Buronan satu ini memang sangat licin. Bahkan, dia bisa mempengaruhi beberapa penegak hukum untuk memuluskan jalannya kabur.
Seakan-akan hukum bisa dimain-mainkan celahnya. Padahal hukum seharusnya harus buta terhadap kepentingan. Tapi, dengan kompromi celah hukum bisa diciptakan.
Bagaimana red notice interpol bisa dihapus padahal tertangkap juga belum ? Bagaimana bisa buronan bisa menjadi konsultan yang bahkan kesana kemari dikawal ? Memang tak ada makan siang gratis. Tapi guyuran sekian milyar rupiah sebagai balas jasa, memang nyata juga bahwa selalu ada yang bisa "dibayar".
Kalau sumber dananya tak terbatas, bahkan hukumnya pun sendiri bisa dibuat tumpul. Maka terlihatlah, DT juga tampak santai ketika ditangkap. Bisa jadi dia selalu juga punya rencana "kabur" lagi dari jeratan.
Kalau kepepet, dia akan bongkar kasus-kasus lain dimana dia menjadi key personnya. Dia tinggal santai tapi ada orang-orang yang juga diam-diam akan melepaskannya dengan berbagai cara. Ya karena saling terkait.
Ini menarik sekali, episode-episode apa yang alan dibongkar dari mulut seorang DT. Apakah dia mau sendirian di hotel prodeo ?
Sehingga ini bukan soal hitam putih lagi, tapi kepentingan siapa yang sedang terancam ? Meski tidak ada gunanya berkompromi menyelamatkan DT dari jerat hukum.Â
Namun, keselamatan DT justru harus dijaga. Karena dia akan membuka cerita yang mungkin justru lebih besar. Bahkan jangkauannya bisa internasional karena mengapa DT memilih negeri jiran sebagai tempat pelariannya. Siapa pelindungnya di sana dan sekuat apa ?
Mudah-mudahan kasus DT tak anti klimaks dengan sidang cepat dan remisi hukuman singkat.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H