Mohon tunggu...
Sigit Santoso
Sigit Santoso Mohon Tunggu... Administrasi - Peduli bangsa itu wajib

fair play, suka belajar dan berbagi pengalaman http://fixshine.wordpress.com https://www.facebook.com/coretansigit/

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Mengapa Propaganda ala Rusia?

4 Februari 2019   23:59 Diperbarui: 5 Februari 2019   00:01 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Jokowi berkampanye di Surabaya ( sumber detik.com )

Meskipun Kedubes Rusia langsung membantah. Dan memang harus dibantah. Tudingan langsung Jokowi itu, jelas membuka kedok, dan pilihannya tinggalkan cara itu lagi atau makin banyak rakyat yang sadar bahwa mereka hanya sekedar obyek yang dibohongi terus menerus.

Berbicara cara tentu tak ada hubungannya dengan Rusia. Karena Christopher Paul dan Miriam Matthews dalam artikel yang berjudul The Rusdian Firehose of Falsehood menyebut metode Rusia itu dalam tema akademis menyoroti kasus-kasus proses politik elektoral serupa di Brazil, Mexico, dan Venezuela.

Lalu berbahayakah ? Ya jelas berbahaya kalau itu memperbodoh masyarakat. Seperti propaganda tiap anak lahir sudah menanggung utang, karena seakan-akan negara tidak bisa membayar hutang. Padahal satu hal penting yang disembunyikan adalah rasio utang terhadap PDB, yang bahkan saking pentingnya ada Undang-Undangnya yaitu Undang-Undang (UU) Keuangan Negara Nomor 17 tahun 2003, dimana rasio utang maksimum yang diperbolehkan hingga 60%. Artinya jika utang kita saja masih di bawah 30% amankah ? Terlebih, berapa PDB kita kalau begitu. US$ 1,02 triliun lho ? Sebegini banyak pendapatannya dibilang rakyat menderita.

Bahwa ada yang masih mengeratkan ikat pinggang itu realita, bahkan seperti di Papua baru kemarin tersentuh jalan dan listrik itu lebih harus diteruskan lagi pembangunannya.  Yang pasti Indonesia, harus di tangan pemimpin yang sudah punya prestasi kerja bukan sekedar pintar mencari retorika.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun