Mohon tunggu...
Sigit Santoso
Sigit Santoso Mohon Tunggu... Administrasi - Peduli bangsa itu wajib

fair play, suka belajar dan berbagi pengalaman http://fixshine.wordpress.com https://www.facebook.com/coretansigit/

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Makin Terkuaknya Konspirasi Hilangnya Jamal Kashoggi

18 Oktober 2018   19:01 Diperbarui: 18 Oktober 2018   19:20 616
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Trump boleh dikritik menggunakan standar ganda, karena setelah menelpon Pangeran Mohammed bin Salman sikapnya tidak meledak-ledak lagi. Dia percaya begitu saja apa yang akan dilakukan otoritas Arab Saudi. Hal ini senada dengan laporan Menlu Mike Pompeo yang berkunjung langsung ke Arab Saudi untuk mendesak pihak Kerajaan.

baca juga : https://www.kompasiana.com/fixshine/5bc67f1cbde575409053b003/ketika-trump-mulai-melunak

Tapi memang misinya menunjukkan beberapa progres positif. Disamping terus membantah keterlibatan Sang Pangeran, pihak otoritas juga menjalankan proses investigasi. Bahkan King Salman telah memerintahkan Jaksa Penuntut untuk membuka kembali kasus ini disidik lebih lanjut.

Adalah Presiden Recep Tayyip Erdogan, yang mengungkap kecurigaan cat baru dalam gedung Konsulat Saudi di Turki,".... Harapan saya adalah kita bisa mencapai kesimpulan yang akan memberikan  kita opini masuk akal sesegera mungkin, karena penyelidikan kini  memeriksa begitu banyak hal seperti material beracun dan  material-material itu dihilangkan dengan mengecat ulang di atasnya......,"  seperti dilansir media lokal Turki, Hurriyet Daily News

Bukti rekaman kedatangan sekelompok orang yang diduga tim pembunuh Kashoggi, juga tersebar di media-media Turki. Ada sekitar 15 personel Saudi yang datang ke Istanbul bersamaan saat Khashoggi menghilang. Bahkan desas-desus dari sumber eksklusif New Khaleej seperti dikutip Middleeastmonitor mengonfirmasi jika tim pasukan elite Al-Saif Al-Ajrab bertanggung jawab  atas pembunuhan Khashoggi. Makin mengerikan konspirasinya. Apalagi hari ini Mashal Saad al-Bostani, salah satu tersangka dari 15 orang tersebut yang merupakan tentara berpangkat letnan pada Angkatan Udara Saudi dikabarkan tewas tragis dalam kecelakaan mobil yang mencurigakan di Riyadh.

Konsul Jenderal Arab Saudi di Istanbul, Mohammad al-Otaibi, memang akhirnya diberhentikan namun berhasil kabur sebelum penggeledahan rumahnya dilakukan para penegak hukum Turki dan Saudi. Ini memang seperti film-film agent-agent rahasia semacam James Bond, Mission Imposibble, Tetralogi Bourne, dan sejenisnya. Ada misi tersembunyi jika gagal fatal akibatnya. Selain tak diakui, bekerja sendiri, pun resikonya diburu otoritas hukum semua negara yang terusik.

Jamal Kashoggi dalam release terakhirnya oleh Washington Post memang sangat menyoroti kebebasan berpendapat di Saudi Arabia, yang menurutnya sedang menghadapi Tirai Besi sebagai akibat perebutan kekuasaan. Sehingga harapan terakhir bagi negaranya yang tak mungkin lagi dia saksikan adalah,"......Melalui pembentukan forum internasional yang independen, terisolasi  dari pengaruh pemerintah nasionalis yang menyebarkan kebencian melalui  propaganda, masyarakat umum di dunia Arab akan mampu mengatasi masalah  struktural yang mereka hadapi....."

Selalu saja ada martir, bagi demokrasi pada setiap perlawanan terhadap tirani. Terlepas apa motif danapa latar belakangnya. Kebebasan berpendapat ibarat dua sisi mata pedang. Bisa jadi menjadi kontrol, agar kesewenang-wenangan tak meraja lela. Namun sebaliknya jika berpendapat saja tapi mengancam kekuasaan dan strukturnya bisa kontra produktif. Karena yang terancam, akan membalas. 

Unfortunatelly, jika bicara dalam konteks kenegaraan, suatu negara tidak bisa mencampuri urusan dalam negeri negara lain. Sehingga, segalak apapun Trump dia akan tetap melunak pada Pangeran Mohammed bin Salman. Karena masing-masing punya kartu Truf untuk saling mengunci. Sehingga keadilan hanya urusan ikhtiar bagi umat manusia, selebihnya hanya Tuhan yang memberi jalan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun