Ada dua hal paling menjadi kejutan dari Opening Ceremony Asian Games ke 18 kemarin malam 18/8/2018, yaitu video Presiden Jokowi yang nge-trail bak Tom Cruise dan Tari Ratoeh Jaroe.
Acara yang detilnya digarap sejak 1,5 tahun lalu ini memang luar biasa. Penunjukan Wishnutama sebagai Creative Director menghasilkan acara yang sangat pantas dikenang sepanjang masa.
Begini kata Wishnutama,
"...soal video, saat saya mengusulkan kepada beliau, beruntung beliau orangnya asyik, jadi ide bisa lebih tereksplore. Berkal- kali saya berdiskusi berdua. Prinsipnya beliau ini merupakan bagian dari entertainment, jadi bagian penghibur acara. Pure konsep kreatif,"
Tapi bagi saya pesan jelasnya adalah Juara itu harus dimimpikan, dikejar, bahkan di JEMPUT.
Adegan Pak presiden Jokowi dihadang macetnya jalanan itu adalah pesan kita tak boleh menyerah pada rintangan-rintangan yang ada. Perlu terobosan cara kreatif. Sebaliknya tetap menghindari menghalalkan segala cara. Maka dalam potongan adegannya Pak Presiden justru mempersilakan rombongan anak sekolah untuk melintasi zebra cross jalan sebelum motor balapnya melaju.
Selebihnya aksi dan gaya simbol resmi negara ini menjawab tantangan elegan tapi merakyat. Naik motor balap dengan jas kenegaraan lengkap dengan dasi ? Bangsa Indonesia adalah bangsa tahu tujuan dan apapun cara positif dan kreatif akan dilakukan.
Mungkin lain kali, mas Tom Cruise pun akan tertarik adu akting dengan Bapak Presiden, kalau perlu diundang sebagai tamu kehormatan Negeri Wakanda foreva !
Selanjutnya, tari Saman eh ... bukan tari Ratoeh Jaroe oleh dalam formasi segi empat yang berganti-ganti warna kostum namun akhirnya membentuk warna bendera merah putih sungguh mengharukan dan membanggakan.
Aceh sedemikian diangkat tinggi namanya. Baju adat Aceh dipakai sebagai baju adat yang dipilih Pak Presiden Jokowi saat upacara 17 Agustus 2018.
Saya kok jadi ingat jasa  Nyak Sandang  dari bumi Aceh yang menyumbangkan pesawat kenegaraan pertama Indonesia. Puncaknya, seni tari Aceh diangkat sebagai budaya yang mewakili bagian dari "Energy of Asia" karena Ratoeh Jaroe adalah bentuk tarin kolosal yang sangat jenius dan spektakuler.
Ada kecepatan,
Ada akurasi,
Dibutuhkan stamina
Dibutuhan latihan bersama yang berkali-kali
Dan tentu saja strategi cara mempersembahkan pertunjukan itu sendiri
Tarian ini meskipun diikuti ratusan penari namun rancak dan taat irama menjadi kunci. Bahkan kabarnya tiap penari bahkan memakai headset masing-masing. Sehingga keterlambatan gerak satu penari akan tampak, bahkan jika hafal luar kepala pun gerakan tak bisa mendahului. KERJA SAMA TEAM.
Satu lagi filosofi benguong jeumpa atau bunga cempaka adalah bunga kebanggaan tanah Aceh, adalah soal bunga paling indah, bunga paling harum, dan warna-warninya makin tampak ketika diterpa sinar bulan. Sayangnya memang benguong jeumpa ini konon makin jarang di jumpai.Â
Tak apa, mudah-mudahan melalui event Asian Games ini adalah momen kebangkitan kembali, penemuan kembali, harumnya jati diri kebhinekaan bangsa, berlomba dalam sportifitas, dan klimaks pada puncak prestasi.
Apresiasi luar biasa untuk koregrafer Denny Malik - Eko Supriyanto. Suguhannya sangat memorable dan dicatat sejarah
Selamat berjuang para atlit Indonesia mengejar medali Emas, tak mudah tapi tiada yang tak mungkin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H