"Tapi nanti mulai 2019, tadi saya bisikin ke Menaker, kita konsentrasi pada yang kedua, pembangunan sumber daya manusia,"
Itu mimpi Jokowi kalau menang lawan kaos bertagar yang menantangnya. Investasi infrastruktur dilanjutkan investasi SDM. Sejak awal kepemimpinannya sekitar Rp 170 Triliun di akhir tahun 2014 menjadi sekitar Rp 370 Triliun di tahun 2017, pembangunan massive jalan, pelabuhan, jalan tol, jalur kereta api, airport, jelas terlihat.
Dan APBN 2019 mulai disusun pos-posnya dengan fokus pembangunan SDM. Kalau menyuplik filosofi rumus PDB = C+G+I+(Expor-Impor) maka setiap Investasi harus untung. Untung itu jika ekspor lebih besar significant dibanding impor. Dan, itu masalah mengeksplorasi keunggulan kompetitif. Jika SDM nya biasa-biasa saja, ya kondisi tak berubah. Contoh : Indonesia kaya akan kopi, rajanya biji kopi enak. Tapi bagaimana Indonesia menjadi tujuan wisata kopi dunia itu levelnya jauh lebih keren daripada sekedar penghasil biji kopi terbesar sedunia.
Kembali ke awal, jadi TKA seharusnya tak akan menjadi isu besar jika SDM berkualitas dan bahkan bisa mandiri. Keluarga para penguasa tak perlu turun temurun ikut pilkada untuk eksis, eh sialny ketangkep KPK sekeluarga pula memangnya jimat turunan. SDM yang berkualitas akan mampu membentuk UKM-UKM baru yang membuka lapangan kerja baru pula.
Apakah bangsa kita akan menuju kesana ? Masih fiksi kok ini .. tapi layak ko diperjuangkan asal kita bersatu.
Sigit
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H