Macet sudah makanan sehari-hari bagi penduduk Jakarta. Di setiap jalan yang menuju arah persimpangan, akan macet. Jangankan jalan sempit berbelok, bahkan jalan lurus lebar pun bisa macet jika jalan itu adalah satu-satunya jalan yang bisa dilewati agar cepat sampai. Sudah tak peduli jalan besar atau jalan sempit sama saja. Ketika orang dituntut disiplin eh di jalan macet. Buang-buang waktu, stress banget ngga sih ? Eitss, derita belum selesai, cari lahan parkir susah lho, dan sesuai hukum ekonomi makin susah dicari, makin mahal harganya.
Simak hasil survey tim Uber di 9 kota Asia dengan total 9000 responden. 84% pemilik mobil banyak membuang waktu di jalan macet, 60% susah mencari lahan parkir, dan 45% mengeluhkan tingginya biaya parkir. Jadi memiliki mobil pribadi itu kalau tidak siap bukannya untung tapi malah buntung
Sebenarnya mengatasi macet itu ya kendaraan yang lewat jangan melewati batas kapasitas jalan itu saja. Tapi kan orang yang lewat kan makin banyak ? Jika kita berpikir sempit bahwa setiap orang yang lewat harus punya satu kendaraan maka kemacetan jalan tak akan punya solusi.
Solusi yang pas ya berpikir out of the box, bertindak beda untuk mengharapkan hasil yang berbeda pula.
Rubah Gaya Hidup
Orang dulu kemana pun jalan. Seiring kebutuhan hidup yang berkembang, perlu alat transportasi agar sampai lebih cepat. Keitka alat-alat tranportasi sudah makin modern, siapa  yang masih mau jalan saja kemana pun tujuannya ?
Kembali ke pangkal masalah yaitu orang yang ingin bepergian, orang yang ingin diperjalankan dari satu titik ke titik lain.
Orang boleh punya 1, 2, 3, 10, atau lebih bahkan mengkoleksi bermacam-macam kendaraan di garasinya. Namun yang berpindah bukan semua kendaraannya, tetap orangnya. Sebaliknya walaupun kendaraannya cuma satu namun bisa lebih dari satu penumpang yang diperjalankan menuju tujuannya masing-masing.
Jika awalnya satu jalan macet karena 5-8 mobil yang saling tidak mau mengalah, bagaimana jika ke-5 sampai ke-8 orang tadi bisa naik bersama dalam satu mobil. Inilah peluang untuk keluar dari problematika macet. Rubah gaya hidupmu dengan naik kendaraan bersama.
Penelitian The Boston Consulting Group menghasilkan kajian bahwa Ride sharing atau bahasa kita "nebeng" sanggup menurunkan tingkat penggunaan mobil di jalan hingga 60%. Bayangkan jika itu benar bisa terwujud. Semua jalan adalah jalan tol !
Lalu jika survey di atas di kombinasikan dengan survey lokal yang pernah dilakukan liputan6.com dengan 4.668 responden. Animo masyarakat cukup tinggi terhadap solusi transportasi online ini. Setidaknya ada 3 alasan utama yaitu :