Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang dapat menghasilkan output lulusan peserta didik yang mandiri, berani menghadapi tantangan, berani mengambil resiko untuk menciptakan peluang dengan memanfaatkan teknologi di revolusi industri 4.0 (Isrososiawan, 2013). Pengembangan minat kewirausahaan peserta didik SMK penting dalam menyiapkan generasi yang produktif dan berkarakter yang sangat diperlukan untuk keberhasilan di abad ke-21. SMK disiapkan untuk bekerja di industri dan tidak menutup kemungkinan melajutkan ke jenjang perguruan tinggi atau berwirausaha. Sehingga diharapkan lulusan SMK harus memiliki hard skill terhadap kompetensi mereka dan juga soft skill berupa karakter yang baik harus dimiliki (Nurdina et al., 2019).  Model pembelajaran dapat diterapkan yaitu model pembelajaran Teaching Factory. Pembelajaran Teaching Factory dapat menunjang upaya peningkatan sumber daya manusia yang inovatif dan kreatif. Pembelajaran tersebut juga berhubungan dengan pendidikan kewirausahaan. Merupakan proses pembelajaran yang menanamkan tata nilai kewirausahaan melalui pembiasaan dan pemeliharaan sikap (Kurniawan, n.d.)
Pada SMK terdapat beberapa bidang keahlian, salah satunya adalah Bidang Keahlian Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan (DPIB). DPIB merupakan bidang keahlian yang memiliki prospek baik dalam dunia kerja maupun usaha. Bidang keahlian DPIB diharapkan kompeten dalam menggambar dan mendesain bangunan atau gedung dengan berbagai konsep (Anisa et al., 2021). Selain itu mendesain berupa gambar, siswa DPIB diajarkan terampil dalam mengimplementasikan desainnya menjadi berupa maket atau miniatur rumah. Â Maket adalah miniature atau bentuk tiruan yang menyerupai sebuah bangunan yang ukurannya lebih kecil, yang terbuat dari bahan kayu, karton, styrofoam (Hermita et al., 2015). Maket bertujuan memvisualkan suatu desain interior maupun eskterior dalam bentuk tiga dimensi berskala lebih kecil. Sekarang ini banyak pembangunan properti, rumah tinggal, gedung, dan fasilitas umum. Dibutuhkan berbagai pihak penyedia jasa untuk mempromosikan produk terhadap calon konsumen (Khairuddin et al., 2018). Sehingga memiliki potensi yang baik terhadap jasa pembuatan maket bangunan, peluang bagi siswa DPIB dalam penyediaan jasa pembuatan maket tersebut, sebagai penerapan kewirausahaan yang relevan dengan kompetensi keahlian. Dengan model pembelajaran Teaching Factory dan pendidikan kewirausahaan mendukung siswa mewujudkan kegiatan wirausaha.
Maket secara sederhana dapat dikelompokkan berbagai tipe, yaitu master plan, site plan, houshing, interior (Khairuddin et al., 2018). Berikut beberapa jenis  maket arsitektur yang dapat ditawarkan dalam suatu usaha.
1. Maket rumah tempat tinggal
2. Maket site plan
3. Maket gedung
4. Maket interior
5. Maket taman
Harga pada sebuah layanan jasa pembuatan maket arsitektur merupakan hal yang harus ditetapkan. Penetapan harga mempertimbangkan beberapa hal yaitu tipe atau jenis maket, skala maket, ukuran luas atau volume maket, bahan yang dipilih, aksesoris yang digunakan, tingkat kerumitan pengerjaan. Selain itu ada kemungkinan penambahan untuk biaya penutup maket maupun biaya pengiriman. Dengan demikian harga maket berbeda-beda, namun dalam menetapkan harga perlu dihitung dari biaya produksi, biaya jasa, dan keuntungan. Â
Target pasar pada layanan jasa ini adalah konsultan-konsultan perencana aritektur, developer property, dan lembaga-lembaga pemerintahan serta sekolah lain. Strategi permasaran atau promosi dilakukan dengan memaksimalkan media informasi yang banyak di gunakan masyarakat yaitu Facebook, Instagram, dan Tiktok. Untuk memberikan keyakinan dan menjaga kualitas sebuah usaha, direncanakan memiliki website yang dapat diakses semua masyarakat. Selain itu juga melalui media cetak berupa baner atau plakat di depan gedung sekolah terkait layanan jasa pembuatan maket tersebut. Setiap usaha kita tidak hanya sekedar mengandalkan promosi setiap saat, namun kita juga harus pandai dalam menjalin kerjasama dan memiliki mitra kerja atau pelanggan. Penjaringan mitra kerja dapat dilakukan dengan konsumen yang pernah menggunakan jasa kita, mengajukan penawaran atau proposal ke konsultan, developer property dan lembaga-lembaga sekitar untuk menggunakan jasa kita dalam pembuatan maket arsitektur.
  Peluang dan keunggulan jasa pembuatan maket pada bidang keahlian  DPIB SMK
- Maket memiliki daya tarik di bidang bisnis property
- Dapat memvisualkan suatu desain bangunan
- Jasa maket dibutuhkan berbagai pihak dalam perencanaan bangunan
- Suatu inovasi usaha yang ada di sekolah
- Dengan melakukan usaha tersebut dapat menjalin berbagai mitra usaha.
Manfaat usaha jasa pembuatan maket terhadap siswa DIPB SMK.
- Melatih keterampilan siswa dalam bidang kompetensinya
- Melatih siswa dalam menjalankan wirausaha
- Siswa memiliki portofolio usaha dibidangnya.
- Melatih soft skill siswa dalam berinteraksi dengan konsumen
- Melatih keterampilan dalam pemasaran suatu produk usaha
- Dapat menjalin dengan beberapa mitra usaha sebagai bekal ketika telah lulus sekolah
Dengan demikian potensi usaha jasa pembuatan maket arsitektur merupakan prospek usaha yang baik di bidang aristektur dan properti. Siswa SMK bidang keahlian DPIB memiliki peluang yang baik untuk menjalankan usaha tersebut. Sebagai kesempatan yang tepat untuk melatih keterampilannya baik hard skill ataupun soft skill sebagai bekal pengalaman sebelum lulus SMK, sehingga setelah lulus memiliki kesiapan di dunia kerja maupun dunia usaha.
Daftar Pustaka
Anisa, H. S., Supriatna, N., & Purwanto, D. (2021). TINGKAT KESIAPAN PESERTA DIDIK KOMPETENSI KEAHLIAN DESAIN PEMODELAN DAN INFORMASI BANGUNAN DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA (Studi di SMK Negeri 2 Garut). Jurnal Pendidikan Teknik Sipil, 3(1), 75–84. https://doi.org/10.21831/jpts.v3i1.41889
Hermita, R., Visual, M., & Interior, D. (2015). FUNGSI MAKET SEBAGAI MEDIA VISUAL PADA KARYA DESAIN INTERIOR. 1(1), 16–27.
Isrososiawan, S. (2013). Peran Kewirausahaan Dalam Pendidikan. Society, 4(1), 26–49. https://doi.org/10.20414/society.v4i1.329
Khairuddin, M. H., Teknologi, F., & Informatika, D. A. N. (2018). PEMBUATAN MAKET PROPERTI HOUSING.
Kurniawan, R. (n.d.). PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEACHING FACTORY 6 LANGKAH ( TF-6M ) DAN PRESTASI BELAJAR KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MINAT. 57–68.
Nurdina, H., Martono, T., & Sangka, K. B. (2019). Tantangan dan peluang sekolah menengah kejuruan melalui pendidikan kewirausahaan dalam menghadapi era digital. Surya Edunomics, 3(1), 22–34. https://sia.umpwr.ac.id/ejournal2/index.php/suryaedunomics/article/view/5635
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H