Mohon tunggu...
Jason Fitz
Jason Fitz Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tegakkan Toleransi dan Pluralisme

13 Februari 2017   17:58 Diperbarui: 13 Februari 2017   18:03 738
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Tolerance implies no lack of commitment to one's own beliefs. Rather it condemns the oppression or persecution of others.”

Toleransi tidak mengartikan kurangnya komitmen seseorang pada kepercayaannya. Melainkan hal itu mengutuk penindasan dan penganiayaan terhadap orang lain.”

 – John Fitzgerald Kennedy

Apa itu Pluralisme? Pluralisme berarti suatu keadaan di mana ada interaksi antar beberapa kelompok yang menunjukkan rasa hormat dan toleransi satu sama lain, serta berinteraksi tanpa konflik. Mungkin di Indonesia banyak yang sudah bisa menghargai dan menjunjung tinggi nilai ini. Tetapi kenyataannya, banyak pula pihak yang ingin menghancurkan perbedaan.

Indonesia merupakan bangsa yang kaya dalam keragaman budaya, ras, suku bangsa, kepercayaan, agama, bahasa, dan masih banyak lagi. Meskipun penuh dengan keragaman budaya tersebut, Indonesia mengedepankan semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu. Tetapi apakah Indonesia merupakan negara yang mengedepankan hanya satu agama? Atau mengedepankan hanya satu ras? Tentu tidak. Tetapi mengapa ada pihak-pihak yang menginginkan demikian? Merekalah orang-orang tidak memiliki toleransi terhadap perbedaan.

Apa yang bisa menyebabkan intoleransi ini, terutama jika membicarakan agama? Tentunya adalah ketidakpahaman seseorang terhadap ajaran agamanya sendiri dan agama lain yang ada, sehingga menyebabkan pandangan-pandangan buruk terhadap agama lain. Misalnya seperti tidak menghargai pendapat atau menganggap rendah agama lain. Jika seseorang benar-benar mengikuti ajaran agamanya, maka hal-hal seperti diskriminasi antar umat beragama dan penistaan agama tidak akan ada, karena suatu agama tidak akan pernah mengajarkan umatnya untuk tidak menghargai agama lain.

Menyambut Pilkada DKI Jakarta 2017, tidak sedikit oknum yang ingin mengubah pesta demokrasi rakyat ini menjadi suatu ajang yang memperkeruh pluralisme. Siapa tahu jika di balik pihak yang secara nyata tampak melakukan “aksi-aksi” demikian, terdapat dalang yang ingin memecah belah persatuan. Begitulah permainan politik masa kini, yang sebenarnya terjadi belum tentu nampak di mata rakyat, dan sebagai rakyat yang berdaya apa adanya, tentu ada banyak yang kita tak tahu.

Banyak orang beranggapan jika ia menghargai agama lain berarti ia mengurangi kepercayaannya terhadap agamanya sendiri. Di situlah di mana mereka salah, dan di situlah bibit-bibit yang memunculkan perpecahan terutama dalam negara yang memiliki banyak perbedaan seperti Indonesia. Yang dikatakan John F. Kennedy mengenai toleransi agama sangat benar. 

Intinya dari kutipan beliau adalah bahwa kepercayaan seseorang terhadap agamanya tidak akan terganggu atau tidak akan berkurang jika orang tersebut memiliki sikap toleransi terhadap agama lain. Demikian lah pola pikir yang perlu dikembangkan oleh masyarakat Indonesia mengenai pluralisme. Maka dari itu, umat antar agama dan ras sebaiknya saling menjaga persatuan dan menjunjung tinggi nilai Bhinneka Tunggal Ika, dan mari kita menjaga toleransi antar sesama dan #bersamamerawatperbedaan.

Jason Fitz, Kelas 11.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun