Mohon tunggu...
Fitty Auliya
Fitty Auliya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menyukai konten terkait politik, isu sosial.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mengatasi Proliferasi Nuklir, Inovasi untuk Energi Bersih dan Aman

31 Agustus 2024   14:16 Diperbarui: 31 Agustus 2024   14:27 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di era modern ini, teknologi nuklir seperti pedang bermata-dua. Di satu sisi, ia bisa memberikan solusi energi yang bersih dan efisien, sementara disisi lain, ada resiko besar yang berhubungan dengan proliferasi senjata nuklir yang dapat membahayakan keamanan global. Contoh nyata dari ancaman ini adalah Korea Utara, yang telah mengubah dirinya dari pemain pinggiran menjadi ancaman nyata bagi stabilitas global melalui pengembangan program nuklir yang melanggar perjanjian internasional.

Korea Utara sering menjadi “spotlight” dalam pembicaraan mengenai proliferasi nuklir. Negara ini telah mengembangkan energi nuklir yang mengkhawatirkan, melanggar komitmen internasional, dan menimbulkan ketegangan regional serta kekhawatiran global. Menurut laporan Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Korea Utara sudah melakukan enam uji coba nuklir sejak 2006, menunjukkan kemajuan dalam pengembangan senjata nuklir. Hal ini memperlihatkan betapa urgensi akan regulasi yang ketat untuk memastikan bahwa teknologi nuklir tidak dijadikan sebagai alat ancaman.

Melihat ada negara yang menjadikan nuklir sebagai ancaman senjata pemusnah massal, teknologi nuklir damai terlihat sangat diperlukan. Teknologi ini bertujuan untuk mendukung non-proliferasi nuklir, memastikan bahwa energi nuklir digunakan secara aman dan bertanggung jawab. Teknologi ini juga memungkinkan kita untuk melihat dari sudut pandang yang berbeda bahwa nuklir tidak hanya dijadikan senjata tetapi dapat memberikan manfaat positif bagi umat manusia, seperti pembangkit listrik dan penggunaan isotop dalam bidang medis.

Energi Nuklir: Antara Fisi dan Fusi

https://media.istockphoto.com/vectormine
https://media.istockphoto.com/vectormine
Energi nuklir fisi adalah cara yang paling umum untuk menghasilkan listrik saat ini. Proses ini melibatkan pemecahan inti atom uranium-235 atau plutonium-239, yang menghasilkan energi panas, yang kemudian digunakan untuk menghasilkan listrik. Reaktor nuklir modern dirancang sedemikian rupa dengan fitur keamanan canggih untuk mencegah kecelakaan dan penyalahgunaan material nuklir. Sebagai contoh, lebih dari 10% listrik dunia dihasilkan dari fisi nuklir, dengan lebih dari 440 reaktor beroperasi di 30 negara, menunjukkan skala besar penerapan teknologi ini.

Sebaliknya, energi nuklir fusi merupakan proses penggabungan inti atom ringan, seperti hidrogen, menjadi inti yang lebih berat. Fusi nuklir menunjukkan potensi energi yang jauh lebih besar dan menghasilkan limbah yang lebih sedikit dibandingkan dengan fisi. Tetapi, tantangan terbesarnya adalah untuk mencapai suhu ekstrem yang diperlukan untuk memulai reaksi fusi, yaitu sekitar 100 juta derajat Celcius. Proyek internasional seperti ITER (International Thermonuclear Experimental Reactor) sedang berusaha mengatasi hal ini, dengan tujuan menciptakan sumber energi bersih di masa yang akan datang. Jika berhasil, fusi nuklir dapat menjadi solusi, untuk energi yang aman dan berkelanjutan, dengan harapan untuk menggantikan energi fosil dalam skala global.


Reaktor Modular Kecil (SMR): Solusi untuk Masa Depan

Salah satu inovasi terbaru dalam teknologi nuklir adalah Reaktor Modular Kecil (SMR). SMR dirancang untuk lebih fleksibel, aman, dan mudah digunakan, dibandingkan dengan reaktor nuklir konvensional. Dengan ukuran yang lebih kecil, SMR dapat diproduksi di pabrik dan kemudian diangkut ke lokasi yang diinginkan. Ini membuka peluang baru untuk menyediakan energi nuklir di wilayah yang sebelumnya sulit dijangkau, seperti daerah terpencil. Tentunya ini akan berdampak kemajuan yang signifikan jika energi nuklir bisa diperuntukkan di Desa 3T. SMR juga menawarkan pengendalian suhu yang lebih baik, yang mengurangi terjadinya risiko kecelakaan, dan desainnya yang modular memungkinkan penambahan ruang secara bertahap sesuai dengan kebutuhan energi.

Menurut laporan World Nuclear Association, SMR dapat memainkan peran penting dalam memenuhi kebutuhan energi di masa depan, terutama di negara-negara berkembang seperti Indonesia, yang membutuhkan solusi energi yang terjangkau dan berkelanjutan. Pada tahun 2023, sekitar 70 desain SMR sedang dalam berbagai tahap pengembangan di seluruh dunia, menunjukkan potensi besar teknologi ini dalam mengubah lanskap energi global.

cleanpng 
cleanpng 

Pengolahan Bahan Bakar dan Manajemen Limbah Nuklir

Pengolahan bahan bakar merupakan syarat yang penting dalam siklus bahan bakar nuklir. Setelah digunakan, bahan bakar menjadi limbah radioaktif yang harus dikelola dengan sangat hati-hati. Proses pengolahan bahan bakar melibatkan pemisahan material berharga, seperti plutonium dan uranium, dari limbah radioaktif. Ini menjadikan bahan bakar yang telah digunakan untuk didaur ulang dan digunakan kembali, mengurangi jumlah limbah yang harus disimpan.

Namun, limbah radioaktif yang tersisa tetap memerlukan tempat penyimpanan yang aman. Salah satu solusi adalah menyimpannya dalam wadah yang terbuat dari bahan khusus dan diletakkan di dalam lokasi geologis yang dalam, seperti gua bawah tanah. Tempat ini dirancang untuk memastikan bahwa limbah radioaktif tetap terisolasi dari lingkungan selama ribuan tahun ke depan, dalam misi menjaga keamanan jangka panjang. Menurut data dari OECD Nuclear Energy Agency, sekitar 370.000 ton limbah radioaktif tingkat tinggi telah dihasilkan di seluruh dunia, dengan lebih dari 10.000 ton penambahan setiap tahunnya. Ini menunjukkan betapa pentingnya dalam mengembangkan solusi penyimpanan yang aman dan berkelanjutan.

Untuk memastikan bahwa teknologi nuklir damai dapat digunakan dengan aman, berbagai sistem keamanan dan pengawasan telah dilakukan. Ini mencakup sistem kontrol otomatis yang dapat mencegah reaksi berantai yang tidak terkendali, serta teknologi deteksi dan pelaporan untuk memantau penggunaan bahan bakar dan material nuklir. Badan Energi Atom Internasional (IAEA) memainkan bagian yang sangat penting dalam melakukan pemeriksaan dan memastikan bahwa teknologi nuklir digunakan untuk tujuan damai.

Penguatan rezim non-proliferasi juga sangat penting untuk mencegah penyalahgunaan teknologi nuklir. Ini mencakup bagaimana stakeholder dapat menerapkan kebijakan ketat terhadap ekspor teknologi nuklir, pelatihan internasional untuk pengelolaan dan keamanan nuklir, serta kerja sama multilateral dalam pengembangan teknologi dan standar global.

Teknologi nuklir damai menawarkan solusi yang menjanjikan untuk memenuhi kebutuhan energi global yang terus berkembang. Dengan memanfaatkan energi nuklir secara aman dan bertanggung jawab, kita dapat mengurangi ketergantungan pada sumber energi fosil dan dampak lingkungan dari pembangkit energi konvensional. Namun, tantangan terbesar adalah memastikan bahwa teknologi ini tidak disalahgunakan untuk tujuan militer yang bisa mengancam perdamaian dunia. Hanya dengan pendekatan yang menyeluruh dan regulasi yang ketat, kita dapat memanfaatkan potensi nuklir secara optimal sambil menjaga dunia dari ancaman proliferasi.

Referensi

International Atomic Energy Agency. (n.d.). Nuclear technology and applications. IAEA. 

Retrieved from https://www.iaea.org/topics/nuclear-technology-and-applications

Nuclear Threat Initiative. (n.d.). Nuclear nonproliferation. NTI. Retrieved from 

https://www.nti.org/learn/nuclear/

World Nuclear Association. (2024). Nuclear power in the world today. World Nuclear Association.Retrieved from https://www.world-nuclear.org/information-library/current-and-future-generation/nuclear-power-in-the-world-today.aspx

United Nations Office for Disarmament Affairs. (n.d.). Nuclear disarmament and non-proliferation. UNODA. Retrieved from https://www.un.org/disarmament/wmd/nuclear/

Federation of American Scientists. (2023). Nuclear weapons and global security. FAS. Retrieved from https://fas.org/issues/nuclear-weapons/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun