Mohon tunggu...
Fits Radjah
Fits Radjah Mohon Tunggu... profesional -

Keberpihakan saya jelas: menjadi sahabat dan saudara bagi mereka yang termarjinal, papa, mengalami ketidak-adilan. Saya suka membaca, "traveling", ngopi, dan juga nulis (ini kalau lagi "mood"); dan saya suka berteman dengan siapa saja: lintas "SARA" serta tidak peduli akan orientasi sex seseorang. Saling menghormati & jujur, prinsip utama saya dalam berhubungan. Salam Damai dari kota Malang, Jawa Timur

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menanti SAHUR Bersama 'the homeless' {Pecinan di tengah-malam}

6 Agustus 2011   23:17 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:02 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

#By Fits Radjah# Malam telah beranjak lengang.  Kesibukan sehari di salah satu kawasan bisnis di kota Malang ini berakhir sudah. Deretan pintu-pintu pertokoan telah terkunci rapat seiring dengan langkah-langkah konsumennya yang berlalu dengan menenteng puas hasil perburuan / belanjaan mereka masing-masing meninggalkan kawasan Pecinan ini beberapa saat yang lalu untuk pulang ke rumah mereka masing-masing.

Namun tidak demikian dengan para tuna wisma (the homeless). Justru sekitar jam 10 malam merupakan saat-saat mereka mulai "berdatangan" dari berbagai penjuru kota ke kawasan Pecinan ini. Entah siapa yang memulai dan sejak kapan, namun sudah hampir 2-3 tahun belakangan ini, kawasan Pecinan di malam hari merupakan "pilihan terbaik" bagi para tuna wisma untuk menghabiskan sisa malam mereka. Mulai dari perempatan Mitra sampai ke perempatan Jagalan, baik di sisi kiri maupun kanan jalan, yang sebenarnya pada siang hari jalan / kawasan ini sangat padat dengan kendaraan bermotor, di setiap emperan toko, terlihat tubuh-tubuh ringkih berbalut kain tipis bekas spanduk promosi (bahkan terkadang dengan kain kumal), yang mencoba melepaskan lelah raga untuk mendapatkan energi baru menghadapi hari esok yang selalu penuh tanya.

Jumlah mereka bukanlah sebilang jemari tangan saja; Bahkan di bulan Ramadhan ini bisa mencapai di atas 70 orang. Ada Laki-laki, Perempuan, Orang Tua, Remaja, bahkan Anak-anak-pun ada. Sebagian besar mereka bukanlah penduduk (ber-KTP) Kota Malang, alias hanya sebagai pendatang (sementara). "Profesi" merekapun beragam; ada yang "bekerja" sebagai Pengamen jalanan, Pengemis, Pemulung, Tukang Becak, Tukang Parkir,  PSK, PKL, Anak Jalanan, dan juga Penganggur.

Tiba-tiba sebuah mobil 'double cabin' berwarna cream berhenti di dekat saya. {Oh ya, saya sedang bersama cak Sin (sebut saja begitu) seorang tuna wisma asal pulau "M" yang sudah lumayan lama saya kenal baik,  serta dua orang anak jalanan. Kami  sedang "api-api" di pinggir jalan (membakar kertas / ranting-ranting / dedaunan kering untuk memperoleh kehangatan di dalam pot kembang yang terbuat dari beton cor dan sudah tidak ada tanaman kembangnya lagi), sekedar untuk mencoba mengusir udara dingin kota Malang yang saat itu mencapai 20 derajat Celsius}.

Segera saya bergeser beberapa langkah untuk berdiri di atas trotoar. Sembari dua sosok pria bersahaja turun dari mobil tersebut dengan masing-masing menenteng kantong plastik besar, terlihat beberapa orang yang tadinya terlihat sudah tertidur di emperan tokopun, bangun dan berjalan  mendekat ke arah kami. Cak Sin dengan berbisik menjawab pertanyaan saya yang belum sempat terlontar, "ini rejeki mas, setiap hari di bulan puasa ini di saat-saat menjelang sahur bapak ini selalu mengantarkan nasi kotak buat kami-kami disini". Saya tercenung......    . Cak Sin melanjutkan, "ntar ya ada lagi kog mas, pake mobil lain".  Dan saya manggut-manggut mencoba memahami situasi.

Salah seorang dari bapak yang menenteng tas plastik itu menghampiri saya dan berkata: "mas, tolong bagikan ke teman-temannya ya, semuanya ada 50 kotak". Oh iya ya..., akan saya bagikan sekarang juga pak. Terima kasih untuk kebaikannya. Hmmm....   Gimana kalau bapak sendiri yang langsung membagikan nasi kotak-nasi kotak   ini kepada teman-teman saya ini pak? tanya saya ke bapak tersebut. "Oh, oke juga. Sampean temani ya", pintanya. dan sayapun mengangguk setuju.  Dan .....  ternyata "tugas mulia" dadakan sayapun cepat sekali berakhir.  Hanya butuh 5 menitan bagi kami untuk mendistribusikan kesemua nasi kotak yang tersedia tersebut.

"Lha, sampean sendiri malah nggak kebagian toh mas", kata bapak itu dengan raut wajah merasa bersalah. Oh nggak papa, barusan saja saya selesai makan kog pak; jadi santai saja. Cak Sin-pun menimpali, iya pak, mas ini teman kami, orang yayasan dan sering ngopi-ngopi bersama kami dan memang nggak ikutan puasa. Matur suwun (terima kasih) ya pak, kata Cak Sin. Dan ...... Sekali lagi, sayapun mengucapkan terima kasih banyak untuk bantuannya pak, kata saya sambil menjabat tangan ke-dua bapak tersebut yang segera meninggalkan kawasan Pecinan, seusai kami saling bertukar nomor  telepon.

Sambil menghabiskan rokok, sayapun melempar pandang kesekitar saya. Masing-masing mereka sedang sibuk menyantap makanan "Sahur" mereka.  Cak Sin dan kedua anjal disamping saya-pun asik menyantap sahur istimewa mereka. Dalam hati sayapun mengucap syukur kepada NYA; ah.... Thanks God, hari ini ternyata ada "sahur" yang sehat & sempurna buat para sahabatku disini. Thanks karena sudah mengirim dua 'malaikat' bagi teman-teman saya disini. Setelah itu sayapun pamit  ke Cak Sin dkk, karena jam sudah menunjukkan pukul 03.00 pagi.

Sambil melangkahkan kaki menuju ke Sarinah Plaza dimana sepeda motor saya terparkir, sesuai janji sayapun menghubungi bapak 'penolong' tadi. "Wah mas biar saya saja yang menghubungi sampeyan", kata suara diseberang. Nggak papa kog pak, kan sesama Telkomsel nggak bikin jebol kantong, balas saya, sambil terus bertukar ide dengannya.  ...........  "benar mas, kemarin itu mereka pada rebutan dan sepertinya ada yang ngambil lebih dari satu kotak, sementara yang lainnya nggak dapat. Thnx untuk ide & sarannya ya mas". Terima kasih kembali pak; Semoga semangat dan 'spirit' Ramadhan selalu ada setiap saat di sanubari bapak sekeluarga, kata saya penuh harap  mengakhiri telpon kami.

Oh...   God, what a wonderful nigh I have .......    . my Telkomsel Ramadhanku.[FCR/070811]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun