Mohon tunggu...
Fits Radjah
Fits Radjah Mohon Tunggu... profesional -

Keberpihakan saya jelas: menjadi sahabat dan saudara bagi mereka yang termarjinal, papa, mengalami ketidak-adilan. Saya suka membaca, "traveling", ngopi, dan juga nulis (ini kalau lagi "mood"); dan saya suka berteman dengan siapa saja: lintas "SARA" serta tidak peduli akan orientasi sex seseorang. Saling menghormati & jujur, prinsip utama saya dalam berhubungan. Salam Damai dari kota Malang, Jawa Timur

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Saya dan Sahabat PSK-ku (1)

27 Juli 2011   06:37 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:20 2397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seri: Perempuan PSK

#By Fits Radjah# Kog bengong toh mas? Ada yang salah tah dengan omongan saya tadi?

Oh nggak kog mbak, sejak tadi, nggak ada dari omongan & cerita mbak Tini yang salah tuh. Yang salah itu "isi kepala" saya sendiri. (Gantian mbak Tini-nya yg bengong), .......

Maksud'e piye (:apa) toh mas?

Gini lho mbak,  dulu kan saya (dan juga mungkin banyak orang lain)  sering berpikir & berprasangka  bahkan telah "MENGHAKIMI" bahwa semua perempuan PSK (pekerja seks komersial) itu MEMILIH menjadi PSK, karena selain hanya itu sajalah pilihan yang "tersedia" dan "mampu" dilakukan juga karena "pekerjaan"  ini gampang, karena perempuan PSK itu nggak mau susah-susah!. Tapi, ternyata ......

Hahaha......  begitulah kami dimata masyarakat umum. Padahal...?! Gampang piye toh mas?!; wong diCAP sebagai "penyakit masyarakat" sampai "dikejar-kejar" petugas kog kayak gini dibilang gampang; Belum lagi kalau ada "razia" di penginapan tempat praktek, terutama seperti disaat-saat sekarang ini yang semakin gencar dilakukan ........; "angel" (:susah) mas! Kog "Tumben" mampir, mau penyuluhan PMS (penyakit menular seksual) dan HIV/AIDS lagi ya mas? Atau mau bagi-bagi kondom gratis kayak dulu itu? Tuh ada banyak (:beberapa) "anak baru", tapi satu-dua sudah saya ceritakan juga tentang PMS serta HIV/AIDS, tapi ya nggak se-mantap mas waktu ngasih penyuluhan ke kami tempo hari.

Nggak mbak Tini; ini saya mampir karena pengen ngobrol & ngopi2 bareng "sampean"  (:anda) saja kog. tadi sepulang dari liat Tinju di depan Stasiun Kota Baru (dalam rangka HUT koran lokal Malang Post), pas melintasi jalan ini, terlihat sampean lagi duduk-duduk  nyantai, jadi ..... ya  saya mampir aja. Tapi kalau kehadiran saya disini mengganggu, ya aku pamit aja deh. Ehm.....   Kog nggak nanyain aku kayak ke orang lain: "mas, lagi nyari ya mas?"..........  candaku

'Pean nyari.......? tanya mbak Tini sambil tertawa;  ya nggak mungkinlah...., aku lho wes (sudah) hapal sampean mas. Mas, 'Jo kesusu muleh (:jangan terburu-buru pulang) mas;  "mesakke" (:kasihan) dg ibu warungnya mas, nanti bakalan berkurang pembeli seorang. Bu, Kopi Jahe kental satu buat mas-nya, jangan manis-manis 'bu, dan nggak pake lama!

Ah.... rupanya mbak Tini masih hafal dg  kegemaranku ngopi.....  . Rokok mbak, kusodorkan sebatang rokok kretek, sembari menyalakan satu untukku sendiri. Hmmm.... "cangkrukan" (:duduk-duduk  santai) di warung pinggir jalan sambil ngopi ditemani rokok kretek di tengah udara kota Malang yang lagi dingin gini  jadi terasa nikmat.

Rame ya mbak? tanyaku ke mbak Tini sambil merapatkan resleting jaketku kemudian menghirup kopiku.....    .

Ah... "piye" (:gimana) ya? Dibilang rame ya nggak juga, tapi ya ada saja satu - dua. Tapi, ya itu dia, nggak mesti mas. Ini sudah jam 1 lewat tengah malam saya belum dapat seorang "tamu" juga tuh. Banyak yg mung (:cuma) lewat  mas. Ada juga yang "mampir", dah ngobrol "ngalor-ngidul" lumayan lama (:transaksi) ....   ya pergi juga, alias nggak jadi. Ya.... jeneng'e urip (:namanya juga kehidupan) mas, ya tak lakoni (:saya jalani) dengan sabar  sajalah. Walau sebenarnya ya bingung dan kawatir juga mas. Kan ntar (kira-kira semingguan) lagi "liburan".

Dengan cepat saya menoleh ke mbak Tini; dan belum sempat pertanyaanku keluar dari mulut, mbak Tini sudah melanjutkan "cerita"nya.

Sebentar lagi kan Puasa, kan mas. Dan ...., kami-kami yang disebut dengan "Penyakit Masyarakat" ini bakal "dipaksa" untuk libur nasional, (nggak kalah kan sama arek mahasiswa, hehehehe.....; tawa mbak Tini menertawakan dirinya sendiri!); Kami bakal "digaruk" (:ditangkap) petugas kalau tetap nekad "praktek / beroperasi". Jangankan kayak kami yang praktek  di jalanan gini, yang di "kompleks" resmi saja ditutup juga kog mas.

Lha... terus piye sampean mbak .... ? (maksudnya gimana sampean untuk menutupi / mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari sampean?)

Ya nggak tau lagi mas, aturannya kudune (:harusnya) ya libur, tapi ya bingung juga ntar gimana untuk  hidupnya (makan sehari-hari). Mana mak (ibu) di kampung sana sering sakit-sakitan.....; untungnya si Ani (itu lho mas, anakku satu-satunya yg sampean bayari spp sekolah SD-nya itu), kemarin Ani sudah lulus SMP.

"Sek sek mbak, tak lurusno sek", (:sebentar mbak, saya klarifikasi dulu); kataku memotong dg cepat cerita mbak Tini. Aku tidak membayari SPP SD-nya Ani lho, mbak . Yang bayar itu si Hans, wong londo kuwi (:orang Belanda itu) lho mbak; aku cuma sebagai "jembatan" saja kog.

Ya podho wae toh mas, londo kuwi lak koncone sampean (: ya sama saja toh mas, orang Belanda itu kan temannya mas).

Rasanya,  urip (:hidup) kog tambah abot (:berat) saja ya mas......    .  Nyari uang untuk makan sehari-hari saja sulitnya minta ampun; jadi ya nggak (mau) mikirin untuk beli baju & kue lebaran nantinya, opo jare enggko' (:apa kata nanti) sajalah. Sudah untung saya ini nggak sakit-sakitan, walaupun kerjanya selalu dimalam hari sampai menjelang subuh. (tambah mbak Tini diiringi senyum getirnya.......    .).

Untung dulu itu (sempat) kenalan dengan mas dkk, jadi bisa mencegah diri dari resiko sebagai "sampah masyarakat" ini, terutama PMS & AIDS.

Jangan gitu mbak, kalau mbak tetap wal'afiat saat ini, itu karena kehendak "Sang Empunya Hidup" serta keinginan & kesadaran  mbak sendiri untuk "mempraktekkan" informasi yang saya dkk sampaikan dulu itu. Bahkan saya salut lho kepada 'pean yang juga telah sudi membagi informasi tentang pencegahan PMS & HIV/AIDS kepada teman-teman mbak yang lain dengan sukarela.

Tapi..., ya itu mas, nggak bisa selengkap seperti yang mas berikan tempo hari. Kog nggak ada lagi kegiatan seperti itu lagi ya mas?!; disini sekarang ini banyak (ada beberapa)  "muka baru" lho mas....    . Mas "masih" menjadi sahabat kami-kami ini kan mas?! Kami-kami yang disebut "penyakit masyarakat"; "sampah masyarakat"?! Sepurane (maafkan) mas; aku sudah hampir dua tahun ini nggak pernah ikut VCT lagi !

Aku tercenung dengan kejujurannya  .....  ; Ternyata mbak Tini lebih hebat dari saya..........   (saya dulu "mau" menghabiskan waktu di area terbuka nan dingin ini karena "dibayar" proyek!, sementara mbak Tini dengan sukarela melakukannya!).

Ya, pastilah mbak, aku masih menjadi "sahabat" s'pean dan teman-teman yang lain. Saya  tetap seperti dulu kog mbak, walau saya sudah tidak bekerja di Lembaga itu lagi. Lain kali, kalau kesini saya akan bawa "brosur" informasi tentang pencegahan PMS & HIV?AIDS ya mbak.

Waduh sudah hampir jam setengah 3 subuh nih;  Saya mau pamit dulu mbak.

Sambil membayari kopi yang kuminum (juga tagihan mbak Tini) ke ibu pemilik warung, sekali lagi aku pamit diri ke mbak Tini dan beberapa rekannya. Dua hari lagi saya akan kesini membawakan informasi tentang PMS & HIV/AIDS ya mbak.

Tenan lho mas, ojo lali, selak awak-awak iki  prei mas; Tenan, sampean tak enteni! (:benar lho mas, jangan sampai lupa karena ntar lagi kami akan libur; Saya benar-benar menunggu kedatangannya lagi!). Mas, 'jo lali  (:jangan lupa) aku 'pean bawakan kondom juga ya mas, kata mbak Tini sambil tertawa penuh harap .......   .

Beres. Hati-hati dan jaga diri & kesehatan ya mbak. Titip Salam juga buat Ani.......... [FCR/270711]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun