Mohon tunggu...
Fitriyani
Fitriyani Mohon Tunggu... karyawan swasta -

gw simple n apa adanya...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku Dipaksa Untuk Terpaksa (part 2) "Sapu...Kamu di Mana...?"

5 Juli 2012   18:11 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:15 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini kisah lanjutan tapi aku buat seperti seolah tidak bersambung, entah pembaca sekalian mengerti atau tidak. Semoga saja iya, dan menjadikan kisah ini sebagai inspirasi bagi semuanya untuk dapat menjalani hidup sebaik yang diinginkan.

Tinggal berdesakan dengan sanak saudara yang bukan sekandung bukan juga saudara tiri tetapi ipar, sungguh sangat seru...contoh nyatanya cari sapu ajah sampai kemana-mana. Ibarat naik kereta ke Bandung Surabaya... cari sampai dapat.

Urusan cuci dot bayi juga begitu, sudah beli sabut panjang khusus untuk cuci dot selalu saja disingkirkan entah dengan sengaja atau mungkin si empunya rumah sang ibu belahan jiwaku yang sangat baik hati itu lebih senang menggunakan plastik sebagai sabutnya, karena tidak tahu bahwa ada sabut khusus pencuci dot. Hal sepele yang membuatku sering menarik nafas takkala akan duduk di kursi kecil dan menghadap keran mengamati tumpukan dot dot yang entah yang mana pasangan dan pemiliknya, hanya satu yang aku kenali. Dot anakku yang hanya satu-satunya... sekali lagi bukan karena miskin sehingga tak mampu beli sabut khusus dot yang biasa bertangkai panjang itu, tetapi alasan aslinya kurang aku pahami.

selesai dengan tumpukan dot dan piring-piring penuh sisa nasi atau lauk yang tidak telebih dahulu dibuang ke tempat sampah sehingga yang bagian cuci piring harus kerja dua kali, waktunya menyapu. Sapu terbuat dari serat semi plastik jaman sekarang dan cukup modern, pilihan dan aku pribadi yang membelinya biasanya sudah tersenyum di samping rak piring di dekat ember cucian baju. Tapi akh... kemana dia...? apa sedang asik mengobrol atau bahkan berjalan-jalan dengan pel gagang...?

Pertanyaan konyol, tetntu saja tidak mungkin, apalagi pel gagang dengan gagahnya berdiri menantang seolah siap digunakan. Kemana dia...? Aku cari ke halaman depan siapa tahu ada di sana, tidak ada juga, aku lihat di balik pintu tengah, tidak ada juga, aku cari ke lantai atas tempat menjemur, tidak juga aku menemukannya. Sudah 1 1/2 jam lebih waktu yang aku habiskanuntuk mancari si sapu, "sapu, kamu kemana sih...?

Akhirnya aku temukan dia teronggok di pintu belakang bersama dengan semprotan obat nyamu, rpanya si sapu sedang curhat pasa semprotan nyamuk mengenai si pel yang cantik... Lagi-lagi ungkapan konyol... sekonyol pencaianku yang menghabiskan waktu yang banyak sekitar sepring waktu lebih yang sudah aku sia-siakan.

Tempat pribadi di rumah ini hanyalah kamar kecil berukuran 2 meter setengah X 2 meter setengah yang terkdang dan sering juga kadag-kadang terjamah oleh tangan-tangan keingintahuan atau langkah-langkah kecil penasaran anak-anak ipar, yang mau tak mau adalah sepupu anakku dan tanpa larangan darii orang tua masing-masing lebih sering dibebaskan untuk bertindak sendiri, meskipun itu membuat aku risih bukan main.

Lelah ini seakan sudah mencapai puncak, 2 hari lagi keputusan rumah yang akan dipersulit, karena belahan jiwaku tampaknya masih saja belm percaya umah indent yang sudah kami booking fee itu. Dan Akh entah ini berhasil atau tidak, aku pasrah. Tetapi semua niat baik aku percaya akan menghasilkan yang baik pula. Nanti jika tercapai di rumah baru kami akan kubelikan 2 buah sapu untuk dalam ruangan dan luar ruangan, agar mereka bisa aku jodohkan dan aku kawinkan sehingga mempunyai banyak anak dan aku tak perlu lagi mencari, "sapu kamu dimana...?"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun