Salah satu pedoman hidup yang utama bagi manusia ialah kitab Al-Qur’an. Al-Qur’an adalah kalam Allah yang diwahyukan dan diturunkan secara berangsur-angsur kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara malaikat jibril dan membacanya adalah bernilai ibadah. Membaca Al-Qur’an adalah bernilai ibadah, sehingga dalam beribadah haruslah benar. Maka kemudian Allah SWT memerintahkan kita untuk bisa membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar sesuai dengan hukum bacaan tajwid.
Mempelajari Al-Qur’an termasuk cara membacanya dengan baik dan benar tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Selain harus mengetahui makharijul huruf dan sifatul hurufnya, kita juga perlu untuk mempelajari hukum-hukum bacaaannya. Maka kemudian dibutuhkanlah sebuah metode dalam mempelajari Al-Qur’an ini.
Seiring dengan perkembangan zaman, penggunaan metode pembelajaran Al-Qur’an sudah semakin beraneka ragam. Salah satunya ialah pembelajaran membaca Al-Qur’an dengan menggunakan metode tilawati. Metode tilawati adalah metode membaca Al-Qur’an yang di susun pada tahun 2002 oleh sebuah tim yang terdiri dari H. Hasan Sadzili, H. Ali Muaffa, dkk. Kemudian metode ini dikembangkan kembali oleh Pesantren Virtual Nurul Falah Surabaya. Metode tilawati adalah suatu metode belajar membaca Al-Qur’an yang menggunakan strategi pembelajaran dengan pendekatan yang seimbang antara “pembiasaan” melalui sistem klasikal dan “kebenaran membaca” melalui sistem individual dengan teknik “baca simak”, dan diharapkan dapat mengurangi bahkan mengatasi permasalahan dalam pembelajaran membaca Al-Qur’an.
Metode tilawati memiiki ciri khas tersendiri yang membedakan antara metode tilawati dengan metode lainnya yaitu dalam metode tilawati ini menggunakan lagu rost dalam proses pembelajaran. Dengan menggunakan lagu rost ini, diharapkan pembelajaran Al-Qur’an akan menjadi lebih menyenangkan.
Dalam penerapannya, ada beberapa media yang digunakan sebagai penunjang dalam pembelajaran membaca Al-Qur’an dengan metode tilawati yang meliputi kitab jilid tilawati yang terdiri dari 6 jilid (jilid 1-jilid 6) dan juga perlengkapan mengajar lainnya seperti alat peraga, tiang penyanggah peraga, dan alat petunjuk untuk peraga tilawati.
Ada beberapa prinsip dalam proses pembelajaran membaca Al-Qur’an dengan menggunakan metode tilawati, diantaranya:
- Diajarkan secara praktis
- Menggunakan lagu rost
- Diajarkan secara klasikal menggunakan peraga
- Diajarkan secara individual dengan teknik baca simak
Adapun dalam penggunaan pendekatan klasikal, ada beberapa teknik yang digunakan dalam proses pembelajaran diantaranya:
- Guru membaca, santri mendengarkan
- Guru membaca, santri mengikuti
- Guru dan santri membaca bersama-sama
Ada beberapa kelebihan dari metode tilawati, yaitu:
- Dapat mendukung kelancaran membaca siswa melalui pendekatan klasikal karena selain siswa membaca sendiri, mereka juga menyimak bacaan temannya.
- Pembagian waktu siswa akan menjadi lebih adil dengan menggunakan teknik baca simak.
- Terdapat alat atau media penunjang pembelajaran seperti kitab jilid tilawati, alat peraga, dan lainnya.
- Siswa memiliki jiwa Qur’ani karena sudah terbiasa membaca Al-Qur’an dengan tilawati.
Sedangkan adapun kekurangan dari metode tilawati ini diantaranya:
- Guru harus mengikuti pelatihan terlebih dahulu sebelum mengajar.
- Membutuhkan waktu yang cukup lama untuk membaca Al-Qur’an secara tilawati sekaligus.
- Dengan menggunakan teknik baca simak, siswa yang sudah bisa atau bahkan sudah mahir dalam membaca biasanya menjadi kurang antusias untuk menyimak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H