Mohon tunggu...
fitroh
fitroh Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Triangle Love of Java

9 Maret 2016   11:40 Diperbarui: 9 Maret 2016   14:32 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alkisah dalam pementasan opera jawa, coba utak-atik kosa-kata,,,, jika kelihatan begitu pelik, jangan salah.... itu hanya buat mengelitik anak muda. Yang begitu konyol dalam merajut asmara. Ku senandika-kan dengan pembawaan diri, seraya bertajuk akan betapa syahdunya sebuah kisah asmara Lakon Jawa, yang kental dengan percikan cinta beraromakan kemurnian nyata.

Diceritakan sebuah kegetiran cinta yang dirasakan seorang Rahwana.

Rahwana pun bertutur dengan gelisah pada Hyang :
"Tuhan jika cintaku pada Sinta terlarang...
mengapa kau bangun megah perasaan ini pada sukma ku.
di dalam cinta tidak ada yang salah.
Aku salah secara sosial merenggut cinta Istri Arjuna.
tapi adakah yang salah dalam mencintai orang.....
Tuhan.... Alangkah baiknya, jika Engkau bunuh saja cinta-ku pada Sinta
Dan biarkan hamba menggembara untuk mengais cinta Sinta tanpa perlu
Engkau repot-repot untuk menanamkannya.

Akui saja Tuhan Engkau tidak pernah menyematkan scenario yang tidak Berakhir Happy Ending, tapi mengapa Scenarioku begitu Ambigu....

Jadi Hamba memberikan Sungkemku "Restui... Hamba Tuhan".... Biarkan hamba mengembara... Dalam hiruk pikuk asmara...
Lihat saja.. Duduk manis di singgahsana Agung-Mu itu... Janjiku... Sinta kan bertekuk lutut seraya menyodorkan cintaNya padaku...”

Sinta bertutur dengan peluh pada Hyang :
Tuhan... Hamba hanya pertiwi ringkih penuh kegusaran tiada henti...
tidakkah cukup engkau menanamkan cinta itu pada Arjuna seorang,,,,,
Apakah scenario cerita drama ini kan berakhir pada penistaan dan pembangkanganku akan Keyakinan yang kumiliki terhadap CINTA.

Aku begitu lala pada Arjuna...
Tapi kenapa engkau selipkan Rahwana
Dalam sebuah bahtera cintaku
yang sudah setengah hasta berlayar di Muara Samudra...

Ini... bukan Titanic Tuhan......  mohon Ampun Sinta haturkan
Jangan Engkau Karamkan Bahtera ini,,, Jika demikian...
Apalah daya Hamba jika Keinginanmu sudah Ter-Faa Yaa Kun"-kan Maka tugas Hamba hanya Mengiyakan. Selaras demi kebaikan Hamba...

Arjuna Bertutur pada Sinta :
"Duhai Adinda... Janganlah Gunda gulana....
Aku merestuimu tak terbatas dalam kata... jika cinta Rahwana telah bersemayam padamu.
Cinta kanda bukan terbatas pada keberadanmu, Dinda.... bahkan setelah Rahwana menyematkan  cupumani astagina pemberian Dewi Anjani... kepadamu sebagai perlambang cintanya untukmu.

Ikhlas..... kutitihkan lantaran itu bentuk wujud abdiku pada Sang Hyang.
Cinta itu tidak ada... ketika fana masih berselimut didalamnya...
Keindahan cinta kan Runtuh jika aku mengebirinya. Karena cinta itu hakiki dia berdiri dengan sendiri, tanpa aku jaga dan ku ikhtiarkan.. Dia bisa menjaga kemurnianNya.

Senada dengan itu,,, bertempat pada Altar Kebebasan, sejenak merebahkan Senandikaku, membiarkan cinta itu mengeliat dan merongrong didalam Kalbu. Dia berjalan menyusuri Lorong Kesunyian dengan lirih dan di dalam Kehampaan....
Cinta kan merajuk kepadamu.

KIM

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun