Mohon tunggu...
Fitriyatul Hasanah
Fitriyatul Hasanah Mohon Tunggu... -

Simple person and attractive :D

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kejutan dari Pangeran Bebek

25 Februari 2013   03:43 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:45 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kejutan dari Pangeran Bebek

“Pangeran Bebek, aku mau deh kalau kamu bicarakan keseriusan kamu sama Mama aku. Kamu mau gak ?” Tanyaku.

“Hmm, gimana ya. Lagi pula Mama kamu kan tahu kalau kita memang menjalin hubungan, buat apa lagi dibicarakan?” Tanya Rama

“Ko kamu seperti itu sih ? aku kan hanya ingin Mama tahu niat kita ke depannya saying. Memangnya kamu gak serius ya sama aku ?” Tanyaku lagi

“Iya, aku serius kok sama kamu” Jawab singkat Rama.

“Lalu ?”  Tanyaku lagi

Raut wajah Rama yang terlihat bingung dan hanya terdiam.

“Aku akan bicarakan semuanya dengan Mama kamu kok sayang, atau perlu dengan Papamu juga?” Tanya Rama sambil memegang pipiku.

Aku hanya memberikan senyuman kepadanya. Seketika Rama mencairkan suasana hatiku.

“Yaaahhh, mencair deh ice cream yang aku bawa buat kamu” Kata Rama sambil memberikan ice cream coklat vanilla yang sangat lezat itu.

“Yaahh kamu sih bukannya bilang kalau kamu bawain ice cream buat aku” Kataku.

“Habisnya kamu terlalu serius sih aku jadi terpanah lihat kamu bicara seserius itu” Kata Rama sambil mencubit pipiku

Aku sangat menyukai ice cream, coklat dan bunga. Rama juga sering membawakan aku ice cream jika aku ngambek denganya dan terkadang rasa kesalku seketika mencair dengan sendirinya. Aku selalu mempertanyakan keseriusan Rama denganku dan planning apa lagi untuk kelanjutan hubungan kami ke depannya, lantaran hubungan kami telah berjalan 2 tahun lamanya. Dan kami mengambil keputusan untuk merrid dengan bermodalkan rasa sayang yang begitu besar dan keyakinan kami berdua.

*******************

Aku selalu ingin melihat indahnya bintang bersinar dari dekat bersama Rama. Bahkan aku selalu ingin bisa melihat bintang jatuh bersama Rama di atas bukit yang sangat indah. Dan Rama selalu tahu apa yang aku inginkan dan apa yang aku sukai.

“Aku punya kejutan buat kamu.” Kata Rama

“Apa?” Tanyaku.

Aku dan Rama berjalan menuju loteng rumah Rama.

“Taraaa..coba kamu lihat ke atas, sangat indah bukan ?” Kata Rama

Seketika aku terpanah melihat indahnya langit yang di penuhin dengan taburan bintang. Aku hanya bisa terdiam dan melihat ke atas langit selama beberapa saat.

“Heii..kalau kamu udah lihat bintang aja pasti aku di cuekin .” Kata Rama

Aku pun menghiraukan apa yang Rama katakan. Aku seperti terhipnotis melihat jutaan bintang yang bersinar di malam ini. Rama pun menyentuh pundakku.

“Ini buat kamu” Kata Rama sambil memberikan setangkai bunga mawar putih

“Wah..ini buat aku ? gak biasanya kamu seperti ini. Aku suka dengan bunganya. Makasih ya” Kataku sambil mencium pipi Rama.

“Iya sam-sama” Jawab singkat Rama.

*************************

Di pagi yang terasa begitu berbeda, langit berhiaskan awan-awan hitam dan semilir angin yang begitu menusuk. Aku mencari Mama.

“Mama kemana ya , pagi-pagi begini sudah keluar.” Tanyaku dalam hati

Aku pun berjalan mencari Mama dan menuju rumah bibiku yang tak begitu jauh dari rumahku. Terdengar dari dalam suara laki-laki yang begitu jelas sedang berbicara dengan bibiku. Seketika aku berhenti di depan pintu rumah bibiku dan aku mendengarkannya.

“Saya Joni, Tante. Saya meminta izin sama Tante, bolehkan saya menjalin hubungan dengan Rissa ?” Tanya Joni

Rissa adalah sepupuku, anak dari bibiku.

“Iya boleh saja. Tapi Rissa itu masih sekolah, lebih baik kamu berteman saja dulu. Rissa belum cukup dewasa dan belum pernah menjalin suatu hubungan dengan laki-laki” Kata bibiku.

“Tapi maaf sebelummnya, Tante. Saya sama sekali tidak berniat untuk bermain-main dengan Rissa. Saya ingin menjalin serius dengannya.” Kata Joni yang menyakinkan

“Yaahh Mama, boleh ya ?” Kata Rissa sambil merengek

“Memangnya kamu tinggal dimana dan apa kamu masih sekolah atau sudah bekerja ?” Tanya bibiku dengan tegas

“Saya sekarang tinggal di Bandung, Tante. Dulu, saya menjadi kakak kelas Rissa waktu dia masih SMP dan sekarang saya sudanh bekerja, saya wiraswasta di Bandung.” Jelas Joni.

“Memang kamu umur berapa sudah mau mengajak Rissa menjalin hubungan yang serius?” Kata bibiku

“Saya baru berumur 21 tahun” Jawab Joni

“Mungkin saya pikirkan dulu ya, saya juga harus membicarakan hal ini dengan Papanya Rissa.” Kata bibiku

“Baik, Tante” Jawab Joni

Aku mendengar suara bibiku berjalan masuk kedalam, aku pun segera meninggalkan rumah bibiku. Aku pun kembali menuju rumahku dan menunggu Mama di teras. Dan beberapa saat Mama datang.

“Mama dari mana ? aku nunggu Mama dari tadi.” Tanyaku

“Mama habis dari rumah Rissa.” Jawab Mama

“Oh” Jawabku singkat

“Tadi ada kekasihnya Rissa datang ke rumahnya.” Kata Mama.

“Lalu ?” Tanyaku

“Iya, kekasihnya bernama Joni. Dia meminta izin untuk menjalin hubungan yang serius dengan Rissa.” Kata Mama.

“Terus ?” Kataku

“Iya, bibimu bilang, kalau dia masih pikir dulu karena kan Rissa masih sekolah. Joni main ajak serius saja.” Jawab Mama.

“Oh gitu .” Kataku

“Iya, gitu dong. Kalau memang punya niat serius harus dibicarakan dengan orangtua, jadi orangtua tahu. Jangan kelamaan pacaran juga, nanti malah gak jelas hubungannya mau dibawa kemana.” Sindir Mama.

Aku bingung saat Mama bicara seperti itu.

“Aku dan Rama sudah ada planning kok ke depannya, Ma.” Kataku

“Syukurlah kalau gitu, jadi kamu gak buang-buang waktu juga” Kata Mama dengan nada jutek

Dan aku lagi-lagi hanya bisa terdiam.

****************

Perdebatan antara Rissa dan Mamanya mengenai niat Joni yang mengajak Rissa menjalin hubungan yang serius.

“Mama kenapa respondnya seperti itu sih ke Joni ? dia itu punya niat serius Ma sama aku ?” Tanya Rissa

“Kamu itu sudah ke makan omongannya dia, Mama itu sudah hafal tentang laki-laki yang seperti itu. Lagi pula kamu juga masih sekolah dan kamu hanya akan membuang-buang waktu saja bersamanya.” Kata Mama Rissa

“Tapi aku kenal dia sudah lama, Ma. Sudah dari aku SMP dan sekarang aku sudah SMA , aku sudah dewasa. Kenapa sih Mama terlalu overprotective sama aku ?” Tanya Rissa

“Mama hanya ingin dia gak menggangu konsenterasi sekolah kamu saja, lagi juga kata serius darinya hanya sekedar ucapan saja. Baru ucapan Rissa !  Logika kamu sudah lumpuh dan kamu gak sadar kalau apa yang Mama bilang itu demi kebaikan kamu.” Kata Mama Rissa dengan nada tinggi

“Aku ini sudah tahu mana yang baik dan mana yang buruk Ma. Jadi Mama gak perlu teralu khawatir seperti itu.” Kata Rissa yang memadamkan amarah Mamanya

“Sudahlah, Mama tidak mau mendengar alasan kamu” Kata Mama Rissa

Rissa pun masuk ke kamarnya dengan kesal dan membanting pintu kamarnya.

Memang teradang orangtua selalu menginginkan yang terbaik  untuk anaknya. Namun tak sedikit orangtua yang terlalu overprotective dan anaknya semakin tak bisa diatur.

***********************

Di penghujung malam tahun baru, tepatnya hari anniversary aku dengan Rama yang ke 3 tahun. Rama datang ke rumahku. Dia sangat terlihat tampan, hidungnya sangat mancung , bibirnya merah merekah, tatapan yang bebinar dan pakaiannya pun terlihat berbeda dari biasanya. Aku berniat untuk membicarakan hubunganku dengannya saat ini juga. Aku dan dia duduk berhadapan ditemani dengan rintikan air hujan.

“Ya ampun , kamu sampai kehujanan seperti ini. Bukannya berteduh dulu.”Kataku

“Cuma hujan aja kok, aku juga sudah biasa kehujanan kalau jemput kamu pulang kerja” Kata Rama sambil menyentuh hidungku

“Ih kamu tuh kalau di bilanginnya ngeyel banget. Sudah, kamu duduk dulu aku buatin teh hangat,” Kataku

Aku membuatkan Rama teh hangat dan member di handuk untuk mengerinkan tubuhnya yang kebasahan.

“Pangeran bebek, ada yang ingin aku bicarakan sama kamu.” Kataku dengan wajah serius sambil menggenggam tangannya.

“Apa sayang ?” Tanya Rama dengan menggenggam erat tanganku juga

“Aku ingin kamu sesegera mungkin membicarakan keseriusanmu kepada orangtuaku. Aku ingin kejelasan hubungan kita ke depannya, biar orangtuaku juga merestui hubungan kita berdua. Kamu mau ya ?” Tanyaku

“Tanpa kamu tanyakan lagi, aku pasti akan bicarakan semua itu sam aorangtua kamu, tapi tidak untuk saat ini.” Kata Rama sambil mengusap kepalaku

“Tapi aku ingin kamu bicarakan secepatnya. Seperti Joni, padahal dia baru menjalin hubungan dengan Rissa tapi dia sudah membicarakan kalau dia berniat serius dengan Rissa. Dan Mama aku pun juga menyindir tentang hubungan kita, karena Mama tahu saat Joni bicara dengan Mamanya Rissa.” Kataku sambil bersandar di bahu Rama.

“Mama kamu bilang apa ?” Tanya Rama

“Kalau memang punya niat serius harus dibicarakan dengan orangtua, jadi orangtua tahu. Jangan kelamaan pacaran juga, nanti malah gak jelas hubungannya mau dibawa kemana. Begitu kata Mama” kataku

Rama pun menatapku dalam-dalam, di genggamnya dengan erat tanganku.

“Sayang, siapa sih yang gak mau serius sama kamu ? aku sangat-sangat serius, kita kan juga udah 3 tahun bersama-sama, setiap hari aku jemput kamu kerja, setiap hari aku selalu ketemu kamu, aku gak perbah ngerasa bosan sedikitpun, aku juga selalu ingat planning kita yang mau merrid. Kita kan juga lagi ngumpulin uang buat persiapan kitamerrid nanti. Jadi, pasti aku akan bicarakan sama orangtua kamu.” Kata Rama dengan lembut

“Iya aku tahu, tapi kapan ? aku kan ingin kamu seperti Joni yang langsung berniat dan bilang kalau mau serius” Tanyaku

“Iya aku juga tahu. Kamu jangan mendesak aku seperti ini juga dong, sayang. Aku jadi terbebani kalau kamu terus menanyakan hal ini. Aku belum bicarakan sama orangtua kamu itu, karena aku belum punya persiapan penuh buat kita nanti. Kalau seperti Joni yang hanya bisa bicara duluan mah mudah saja, Sayang. Karena dia hanya bicara, tapi aku, aku juga harus memikirkan persiapannya. Kalau memang semua sudah siap, aku janji , aku akan langsung bicara dengan orangtua kamu.” Kata Rama sambil menyeka air mataku

Aku hanya bisa terdiam dan menangis mendengar ucapan hati Rama yang ia utarakan kepadaku.

“Apa kamu mau, kalau aku bicara dulu dengan orangtua kamu tapi gak ada bukti keseriusan aku sampai sejauh mana. Apa kamu mau aku seperti itu ?” Tanya Rama

“Tapi aku hanya ingin kamu memastikan kejelasan hubungan itu sama Mama, itu aja kok.” Kataku sambil menangis

“Iya aku ngerti. Sekarang aku minta kamu sabar ya, aku persiapin semuanya dulu sampai matang. Aku gak mau kalau keseriusan aku hanya ucapan saja. Kalau hanya untuk bicara aja mungkin sangat-sangat mudah bagiku, tapi aku bukan lelaki seperti itu. Kamu ngerti kan ? karena aku sangat menyayangimu.” Kata Rama

Aku hanya mengangguk dan air mata ini masih terus menetes. Hatiku dibuat terenyuh oleh ucapan Rama yang begitu tulus dan pandangannya yang begitu dalam.

“Kamu kenapa menangis, aku lagi ngomongkamu malah nangis. Gimana sih kamu itu.” Kata Rama yang terus menyeka air mataku

“Kamu yang buat aku nangis” Kataku

“Aku serius dan ucapan ini benar-benar dari hati” Kata Rama yang menyakinkanku

“Iya aku tahu. Mana mungkin hatiku bisa terenyuh dengan ucapanmu yang tulus itu. Hatiku yang merasakan” Kataku

“Sudah akh, kamu tambah jelek kalau nangis gitu” Kata Rama yang berusaha mencairkan suasana

Tak terasa suadah hampir 1 jam lebih aku dan Rama mengutarakan isi hati masing-masing. Lalu kami memilih untuk jalan-jalan keluar menikmatai dinginnya malam dan ramainya pesta tahun baru. Rama mengajakku ke puncak fly over ditemani dengan suara meriah dari terompet dan kembang api. Dia memberikanku kejutan

“Happy Anniversarry, Sayang.” Kata Rama sambil membuka kotak kecil berwarna merah

Kotak itu berisikan cincin emas putih dengan satu mata tepat ditengahnya.

“Iiihh Pangeran Bebek bisa aja nih kejutannya” Kataku dengan tertawa senang

“Will you marry me ?” Tanya Rama

Aku hanya bisa tersenyum bahagia dan merasa sangat terkejut dengan kejutan yang Rama berikan. Tak biasanya dia seromantis ini denganku.

“Yes, I would” Kataku sambil menganggukan kepala

Rama pun memasang cincin di jari manisku, dan kami tak menyadari semua mata dari puluhan orang tertuju kepada kami. Dan serentak mengatakan

“ciiiiiiieeeeee romantisnya” mereka pun meniup terompet dengan kencang dan Rama menyalakan Kembang api yang bertuliskan “I LOVE YOU, PUTRI”  dan aku langsung memeluk erat tubuh Rama.

“Kamu bisa romantis juga, Pangeran Bebek. Indah banget kejutannya, kamu sudah siapin ini semua sudah lama ya ?” Kataku sambil mencubitnya

“Iya dong, Pangeran Bebeknya Putri angsa, sekarang bisa romantis. Ini semua buat kamu, Sayang. Kamu tenang dan sabar ya, Sayang. Pasti aku akan bicaraka semuanya sama orangtua kamu. Kamu jangan ragu sama rasa sayang dan ketulusan cintaku buat kamu ya” Kata Rama sambil memelukku dan mencium keningku.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun