Mohon tunggu...
Fitriya Sulistiawati
Fitriya Sulistiawati Mohon Tunggu... Lainnya - swasta

seseorang yang menyukai fotografi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengolahan Rempah untuk Pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) oleh Kelompok Tani Aeng Lestari Desa Bunten Barat

15 September 2022   09:31 Diperbarui: 15 September 2022   09:39 1050
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dokpri
Dokpri
Sampang - Kelompok tani Aeng Lestari yang berada di desa Bunten Barat kecamatan Ketapang berinovasi untuk membuat Pupuk Organik Cair (POC) yang berbahan dasar rempah. Proses pembuatan pupuk oranik cair ini dilakukan di rumah ketua kelompok tani Aeng Lestari yakni bapak Mahfud yang didampingi oleh dinas pertanian setempat dan diikuti oleh mahasiswa KKNT Universitas Trunojoyo Madura, Rabu (16/09/2022).

Ketua kelompok tani Aeng Lestari bapak Mahfud mengatakan, Pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) ini merupakan sebuah inovasi untuk mengatasi permasalahan yang sedang dialami oleh petani desa Bunten Barat sendiri terkait kelangkaan dan mahalnya harga pupuk. 

Selain itu, pembuatan POC juga menambah nilai jual terhadap hasil pertanian rempah yang dihasilkan oleh petani rempah desa Bunten Barat. Hasil-hasil olahan rempah yang dihasilkan kelompok tani Aeng Lestari ini sudah memiliki brand yang biasa dikenal dengan Ratoh.

Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat POC ini sangat sederhana dan mudah ditemui di lingkungan sekitar. Beberapa bahan yang dibutuhkan diantanya temulawak, kunyit, kencur, nanas, bonggol pisang, tetes tebu, EM4, trasi, garam, air, dan air rebusan kedelai. Alat yang dibutuhkan hanyalah blender untuk menghaluskan semua bahan dan sebuah tong besar untuk mencampurkan semua bahan nya kemudian didiamkan selama 2 minngu.

"Dengan menggunakan pupuk organik cair ini tumbuhan yang nantinya kita makan tentunya akan lebih aman dikonsumsi dan menjaga kondisi tanah agar tidak tandus akibat penggunaan pupuk kimia", tutur pak Hariyono selaku perwakilan dari dinas pertanian setempat.

Selain itu, beliau juga menjelaskan bahwa penggunaan POC untuk tanaman ini tidak ada batasan maksimal pemberiannya, semakin banyak POC yang diberikan akan semakin baik. Selain itu POC ini juga tidak memiliki waktu kedaluwarsa pemakaian, semakin lama POC ini didiamkan maka semakin baik proses fermentasinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun