Mohon tunggu...
Fitriyanti Panantu
Fitriyanti Panantu Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

bermain bulu tangkis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perbaikan Berkelanjutan

11 Desember 2022   10:17 Diperbarui: 13 Desember 2022   08:51 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Fitriyanti Panantu¹,Novianty Djafri²

Manajemen Pendidikan,Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo

 

ABSTRAK

Patok duga merupakan salah satu cara untuk mengadakan perbaikan,istilah tersebut merupakan istilah yang seringkali digunakan dalam mendunia industry,kemudian didopsi untuk meningkatkan daya saing institusi pendidikan.patok duga didunia industry berarti sebagai suatu proses perbandingan dan pengukuran terus menerus terhadap produk atau jasa dan tata cara internal oraganisasi terhadap mereka yang terbaik dalam kelasnya baik dari dalam,maupun luar industry.

Perbaikan berkelanjutan sebagai prubahan  bertahap yang tidak pernah berakhir yaitu berfokus pada peningkatan efektivitas dan efisien organisasi untuk memenuhi kebijakan dan tujuannya.tidak terbatas pada inisiatif kualitas.peningkatan dalam strategi bisnis,hasil bisnis,hubungan pelanggan,karyawan,dan pemasok dapat mengalami peningkatan terus-menerus sederhananya,ini berarti menjadi lebih baiksepanjang waktu.

PENDAHULUAN

Perbaikan berkelanjutan sering disebut peruses perbaikan berkelanjutan (disingkat CIP atau CI),adalah upaya berkelanjutan untuk meningkatkan produk,layanan,atau proses.upaya ini dapat mencari perbaikan "incrementak' dari waktu ke waktu atau perbaikan "terobosan" sekaligus.proses pengiriman (bernilai pelanggan) terus dievaluasi dan ditingkatkan mengingat efisiensi,efektitas dan fleksibilitas.

Perbaikan berkelanjutan sebagai prubahan  bertahap yang tidak pernah berakhir yaitu berfokus pada peningkatan efektivitas dan efisien organisasi untuk memenuhi kebijakan dan tujuannya.tidak terbatas pada inisiatif kualitas.peningkatan dalam strategi bisnis,hasil bisnis,hubungan pelanggan,karyawan,dan pemasok dapat mengalami peningkatan terus-menerus sederhananya,ini berarti menjadi lebih baiksepanjang waktu.

Menurut Anand, Word, Tatikanda, dan Schilling (2009) menjelaskan bahwa "perbaikan berkelanjutan sebagai upaya sistematis untuk mencari dan menerapkan cara baru dalam melakukan perkerjaan yaitu secara aktif dan berulang kali menlakukan perbaikan proses".

 

Metode Penelitian

 Pada penelitian ini mengunakan metode libelary research ,yakni dengan referensi,artikel jurnal,buku dan penelitian terdahulu yang berhubungan dengan objek penelitian ini.hal ini disebabkan karena penelitian ini tidak lepas dari literatur ilmiah.dari data yang relevan tentang permasalahan ini.

PEMBAHASAN

 

Menurut kamus yang ditulis Drs.Peter Salim Benchmarking dopdankan dengan patok duga.maksudnya sebuah perusahaan lain yang  ereka anggap sebagai pesaing terberat,lalu bila dibandingkan 'menduga' perusahaan mereka berada pada posisi setinggi apa.atau lebih jelasnya patok duga merupakan proses belajar secara sistematika dan terus-menerus untuk menganalisis tata kerja terbaik untuk menciptakan dan mencapai tujuan dengan prestasi kelas dunia.

Patok duga (benchmarking) muncul pada awal 1980,tetapi baru tahun tahun 1990 mulai popular sebagi alat untuk meningkatkan kinerja perusahaan.bahkanpada tahun 1990,separuh dari perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam fortune mengunakan teknik ini.

Patok duga melibatkan dua oragnisasi yang sebelumnya telah sepakat untuk membagi informasi mengenai proses atau operasi.kesua organisasi tersebut memperoleh keuntungan dari pertukaran informasi yang dilakukan.masing-masing pihak bebas untuk tidak memberikan informasi yang dianggap rahasia.lagi pula keduanya tidak harus merupakan pesaing.

Tujuan utama patok duga adalah untuk menemukan kunci atau rahasia sukses dan kemudian mengadaptasi dan memperbaikinya untuk diterapkan pada perusahaan yang melaksanakan patok duga tersebut.patok duga kesiapan "fisik" dan "mental". Pesaing ternyata mereka menemukan kesenjangan yang cukup tin

  • Azas dan Generasi patok duga
  • Benchmarking merupakan kiat untuk mengetahui tentang bagaimana dam mengapa suatu perusahaan yang memimpin dalam suatu industry dapat melkasanakan tugas-tugasnya secara lebih baik dibandingkan dengan yang lainnya.
  • Focus dari kegiatan Benchamarking diarahkan pada praktik terbaik dari perusahaan lainnya,ruang lingkupnya makin diperluas yaitu dari prosuk dan jasa mrnjajar kearah proses ,fungsi,kinerja organisasi,logistic,pemasaran dan lain sabagainya.
  • Praktik Benchmarking berlangsung secara sistematis dan terpadu dengan praktik manajemen lainnya,misalnya total quality managemen (TQM) ,analisis pesaing dan lainnya sebagainya.
  • Kegiatan Benchmarking perlu keterlibatan dari semua puhak yang berkepentingan,pemelihan yang tepat tentang apa yang kaan di benchmarking,pemahaman dari organisasi itu sendiri,pemilihan mitra yang cocok,dan kamampuan untuk melkasanakan apa yang ditemukan dalam praktik bisni.
  • Jenis-jenis patok duga
  • Patok duga internal

Pendekekatan ini dilakukan dengan membandingkan operasi suatu bagian dengan bagian internal lainnya dalam suatu oraganisasi

  • Patok duga kompetitif

Pendekatan ini dilakukan dengan mengadakan perbandingan dengan berbagai pesaing factor yang dibandingkan bisa berupa karakteristik produk,kinerja,dan fungsi dari produk yang sama yang dihasilkan pesaing dalam pasar yang sama

  • Patok duga fungsional

Pendekatan ini dilakukan dengan mengadakan menbadingkan fungsi atau proses dari perusahaan-perusahaan yang berada diberbagai industry.

  • Patok duga

Patok duga dimana beberapa jenis fungsi bisnis dan proses adalah sama tanpa memperdulikan ketidakserupaan atau ketidaksejenisan dintara industry-industri.

  • Hambatan kesuksesan patok duga 

Beberapa factor hambatan yang dapat menyebabkan kegagalan pelaksanaan patok duga:

  • Factor internal
  • Tujuan patok duga terlalu luas
  • Skedul yang tidak realistis
  • Komposisi tim yang kurang tepat
  • Bersedia menerima
  • Penekana yang tidak tepat
  • Kekurang pekaan terhadap mitra.

Referensi 

Ho,C.T.,& Wu,Y,S.(2006).Benchmarking performance indicators for banks Benchmarking An Internasional jurnal,147-159

Omachone,V,(2005).princple of total Quality,new York:CSCpress

Rahma, T.(2013).Benchmarking.jakarta:Universitas Esa Unggul

Zaedun, A. (2011).Benchmarking standar mutu pendidikan.yogyakarta: pusat mutu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun