Teman lama memberikan tempat pada teman barunya, mungkin itu kata yang cocok untuk saat ini. Terlena? bukan, terlupa? bukan, tersisikan? itu juga bukan, lalu apa sebutnya jika tidak ketiga itu? Pembelajaran hal baru dalam kehidupan. Pengertianku dalam berteman, aneh mungkin jika ada yang mendengar tpi aku lah sang aneh itu.
Episode 1 : Perkenalan baca Cerita sebelumnya. Â
Episode 2: Pergi baca Cerita sebelumnya
Tak terasa perkenalan dengan pak tua memakan banyak purnama sehingga bosan berkunjung kedalam lingkaran itu, hingga suatu ketika pak tua tiba-tiba datang menemuiku meminta ijin untuk berpamitan.
"Haaaaah...." sontak ku kaget mendengarnya, dengan mata bingung dan mulut terbuka ku hanya diam.
"Hei kawan, apa kau masih d bumi? Masihkah kau hidup?" Pertanyaan konyolnya sering saja muncul tak ubahnya, sialan pak tua dan aku masih diam tak percaya dengan semua ini menunggu penjelasannya.
"Maafkan aku kawan terpaksa ku pergi kembali kedasar laut karna disitu lah asalku dan sebenarnya aku adalah dewa laut yang menjelma menjadi sosok cahaya tak jelas ini hahahaha...." jelasnya,
Lalu kusela pembicaraan saat dia tertawa "ooooh ternyata kau sang dewa, Kenapa kau datang ke daratan dan menemuiku? Kenapa kau tau tentangku? Apa maksut semua ini?" pertanyaan yang masih ku tak terima dengan apa yang dia lakukan.
Dengan senyum lebar dia menjawab pertanyaanku, "Dewa bumi lah yang mengutusku untuk menemuimu dan menemanimu selama ini. Terlalu banyak keluhan kesedihan kebohongan dan pengkhianatan yang kau lakukan selama ini.
Dalam naskah kuno para dewa tertulis bahwa akan ada seseorang yang mempunyai sifat kegelapan yang dapat menghancurkan apa yang lihat, ucap, dengar dan sentuh. Syukurlah sifat itu sudah hilang tak kau miliki lagi.
" Masihku tak percaya dengan yang dia ucap seperti cerita dongeng saja, "lantas jika penjelasanmu ini benar adanya, dimana sang dewa bumi? Dan dimana dewa-dewa yang lainnya?" pertanyaanku ini seketika seperti petir yang menyambar sang dewa laut, buatnya diam sesaat. Menangis hebat sang dewa laut sembari menjawab pertanyaanku,
"Dewa bumi sudah menghilang beserta dewa-dewa lainnya, mereka dijamah dan dicumbu manusia yang menjelma iblis pada saat kau belum tercipta." Seperti rotasi bumi mengelilingi matahari berputar-putar ku berpikir bingung dengan penjelasan semua ini.
 "Bukankah dewa tak bisa musnah? Jika dia dewa musnah lantas dewa ini apa." pertanyaanku itu pun keluar juga akhirnya.
"Dewa bukan Tuhan ingat dan catat baik baik. Kau akan mengerti arti dewa jika kau sudah mengetahui apa itu cinta dan damai." jelasnya sang dewa laut.
Kuterima penjelasannya sekarang dan kumasih tak terima jika sang dewa laut atau pak tua ini pergi. Setelah obrolan lama ini bercumbu begitu lama sang dewa memberi isyarat jika sebentar lagi dia pergi. Sang dewa memberi pesan kepadaku "kenali dirimu, kenali sekelilingmu dan kenali sejarahmu, maka kau akan tau tuhanmu.
" Tiba-tiba sang dewa laut itu menghilang bersama pesan terakhirnya dan tak tau bisa kembali lagi atau tidak. Â Eps 3 "Akhir"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H