Mohon tunggu...
Fitriya Herawati
Fitriya Herawati Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi IBIK-57

Menulis membuat saya tenang.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Pak, Selamat Ulang Tahun

12 Oktober 2023   00:29 Diperbarui: 12 Oktober 2023   00:34 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dulu, aku selalu marah atas takdirku. Menjadi anak pertama, cucu pertama dan menjadi generasi sandwich adalah hal yang paling aku benci. Memiliki bapak kasar, hidup dalam perekonomian yang kurang seringkali membunuhku dari dalam. Bahkan, hanya sekedar untuk sekolah saja sesulit itu. Meski mendapat beasiswa, tetap saja biaya hidup di jakarta ternilai kurang, apalagi aku adalah anak rantau.

Seringkali, aku dan bapak bersikeras dengan egonya masing-masing. Aku sebagai anak yang selalu ingin dimanja, dipahami dan disayang layaknya anak-anak lain. Begitu pun dengan bapak, yang selalu ingin anak pertama perempuannya mandiri dan serba bisa.
Dulu, aku membenci bapak. Dia bukan sosok orang tua yang baik, dia tidak dewasa bahkan arogan. Kelak, aku tidak pernah ingin memiliki pasangan yang sifatnya serupa dengan bapak. Tapi, di umurku yang 22 tahun ini. Di tengah banyak kepahitan yang aku rasakan. Berkat didikan bapak, aku kuat dan bisa berdiri di kaki sendiri. Bahkan, aku bisa lebih berani menghadapi apapun dibanding teman sebayaku.

Maaf Pak, jika di beberapa cerita kau menjadi sosok yang paling jahat untukku. Di hari ini aku menangis Pak, di tengah kalutnya pengerjaan skripsi, tugas dan uang yang hampir habis. Kau mengirimku uang, katamu "Maaf bapak hanya punya uang sedikit, ini untuk kamu makan di jakarta. Ini bapak pinjam dari temen, kata mama uangmu sudah habis. Sehat-sehat ya disana, belajar yang rajin. Bapak do'akan kamu bisa mengangkat derajat keluarga, aamiin." Aku menangis Pak. Jarang sekali bapak berkata dengan selembut ini.

Dan jika pada akhirnya aku diciptakan hidup di dunia hanya untuk membahagiakan keluargaku, aku ikhlas Pak. Aku bahkan tidak akan mengeluh lagi, perihal aku yang akan hidup untuk membalas budi kepada orang-orang yang membantu kita kala susah, aku akan berusaha dengan sekeras mungkin untuk bisa menyekolahkan adikku. Jika aku bisa sarjana, maka adik-adikku juga harus sarjana. Aku tidak akan membiarkan adikku sedikitpun harus merasakan apa yang aku rasakan.


Pak, selamat ulang tahun.


Maaf belum bisa jadi anak yang membanggakan. Aku harap, Bapak bisa hidup lebih lama di dunia. Aku harap, Bapak bisa merasakan buah dari kesuksesanku nanti. Aku janji Pak, aku akan mengusahakan apapun agar keluarga kita tidak lagi dipandang sebelah mata. Meski aku jarang memperlihatkan rasa sayangku, tapi yang harus kau tahu, aku begitu menyayangimu. Ternyata segala hal tentangmu, banyak hidup dalam tubuhku.

Semoga di umur 43 tahun ini, Bapak selalu sehat dan bahagia. Terima kasih telah menjadi Bapak yang bertanggung jawab, meski inginku dan inginmu seringkali bersebrangan. Tapi aku paham, ini juga pertama kalinya kau menjadi orang tua. Aku harap, Bapak dan Ibu bisa melihat aku, bima, nada dan lucky jadi anak yang berhasil dalam hidupnya. Aku hanya ingin kalian berdua hidup lebih lama dan bahagia. Maaf jika pada kali ini aku hanya bisa mendoakanmu, menulis beberapa bait kata untuk dikenang nanti.

Doakan aku ya Pak, semoga tahun depan aku bisa merayakan ulang  tahunmu dengan membeli sebuah kue dan lilin seperti layaknya orang lain. Semoga tahun depan, financial keluarga kita bisa stabil. Dan tentunya semoga keluarga kita tetap utuh dan bahagia. 

Maaf jika aku terlalu banyak kurangnya untuk hidup di tengah keluarga ini. Terima kasih telah menerimaku dengan baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun