Mohon tunggu...
Fitriyah
Fitriyah Mohon Tunggu... -

Terus melangkah tanpa lelah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Di Ujung Keikhlasan

2 Mei 2016   23:44 Diperbarui: 2 Mei 2016   23:56 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pagi itu sang surya muncul dengan menampakkan keindahan dan keceriaan sinarnya. Hana harus sudah siap-siap untuk pergi kuliah. Waktunya pak Hanif tidak boleh telat. Dosen yang sangat disiplin sekali. Hana kuliah di IAIN Jember Fakultas Syariah Semester 6. Hana yang saat itu sedang sibuk mencari tulisan idolanya di mading tiba-tiba dikagetkan oleh suara teman dekatnya.

“Hai Hana !” sambil menepuk pundak dari belakang

“Ahh kamu ini Rima mengagetkan saja” jawabku ketus

“Lagi ngapain kamu, nyari tulisan Mr. Tajjul Hubb ya?

“Hehe, iya ini. Kok akhir-akhir ini dia jarang masang tulisannya di mading ya?

Hana sangat seneng sekali membaca tulisan-tulisan kreatif Tajjul Hubb yang penuh dengan inspirasi, dan hampir setiap pagi dia membaca tulisannya. Hana sangat mengidolakannya mulai Hana semester 2 disitu. Dia sangat ingin sekali bertemu dengan idolanya tersebut dan mengucapkan terimakasih semua tulisannya menjadi inspirasi dalam hidup Hana tapi sampai sekarang pun masih belum dipertemukan. Karna di kampus tidak ada seseorang yang bernama Tajjul Hubb, mungkin itu adalah nama kerennya. .

“Han ayo ke kelas, jangan melamun aja. waktunya pak hanif ini” ajak Rima yang saat itu menghentikan lamunanku.

“Haduh iya Rim, ayo lariii (hana saat itu bangun dari lamunannya) ”

Setibanya di kelas ternyata sudah ada Pak Hanif.

“Mampus kita!” Kata Rima

“Asalamualaikum. Maaf pak kita telat”

“Waalaikum salam, Kita masuk tadi jam 08.00 wib dan sekarang kalian baru datang jam 08.30 wib, dari mana saja kalian?

“Dari rumah saja pak” jawab Hana dan Rima sambil menunduk

“Sudah sana duduk, tapi tidak boleh Absen karna kalian terlambat setengah jam, kalian sudah tau sendri kan bahwa batas keterlambatan hanya 15 menit” celoteh pak hanif, Dosen yang paling disiplin.

Setelah melakukan semua kegiatannya di kampus, Hana pulang kerumahnya. Cukup lelah sekali Hana atas kejadian seharian ini. Di rumahnya sepi tidak ada siapa-siapa.

“Pada kemana ya ayah dan ibu?” Gumamnya lirih sambil menuju kamar

“Nak Ayo bangun, belum sholat asar ya?.” Suara ibu membangunkan Hana yang ternyata ketiduran di kamarnya

“Ya Alloh bu iya Hana lupa,” Hana cepat-cepat ke kamar mandi dan ambil wudhu’.

Sang surya pun meredupkan sinarnya kemudian berganti dengan bintang yang berkelap kelip indah dilangit. Hana melamun sendiri dikamarnya sambil memikirkan kemana idolanya selama ini sampai malam membawanya pada tidur yang nyenyak.

kemudian Hari demi haripun berlalu, bulan demi bulanpun berlaju. Saat itu Hana disibukkan dengan KKN dan pembuatan skripsi. Dia sudah hampir lupa dengan Tajjul Hubb yang selama ini sudah tak ada muncul kembali dimading kampus. Kali ini Hana mendapatkan tugas KKN di Kota Banyuwangi bersama kawan-kawannya. Kota yang sangat kaya dengan budaya dan kulinernya. Disitu Hana melakukan tugasnya sementara dirumahnya pak Rokhim dan bu Asna, yaitu ayah dan ibu Hana merencanakan perjodohan Hana dengan Anak teman karibnya.

Kring.. Kring telepone Hana pun berdering

“Assalamualaikum Sayang Gimana kabarnya?” Suara Ayah

“Waalaikumsalam Ayah, Alhamdulilah Kabar Hana baik, ayah sendiri? “tanyaku balik

“Baik juga Nak, Ayah senang denger kabarmu baik disitu. Belajar yang rajin ya Nak, walaupun jauh dari orang tua, jangan lupa dengan sholat 5 waktunya, walau disitu kamu gak ada yang ngawasi tapi ada Alloh yang maha tau segalanya”. Perkataan Ayah menasehatiku.

Hana mengerti dengan sikap Ayahnya, mungkin orang tua Hana tidak terbiasa ditinggal oleh Hana, dan sangat menghawatirkan Hana.

“Iya yah sami’na waato’na”. Jawabku.

“Gini nak, Kamu kan sudah hampir wisuda tahun besok. Ayah berniat menjodohkanmu dengan anak teman ayah. Anaknya baik menurut ayah, sholeh dan cerdas. Temen Ayah sendiri itu Ustadz dirumahnya. Apa kamu menyetujuinya? Fikir-fikir dulu nak. Kalaupun kamu tidak mau juga Ayah tidak apa-apa” kata-kata Ayah yang mengagetkanku.

Saat itu Hana belum memberi jawaban. Malam itu begitu dingin bagi Hana, Angin berhembus kencang sampai menembus pada jendela yang saat itu Hana sedang termenung terbalut dengan kebingungan, Hana berfikir apakah Hana sudah siap menyongsong masa depan dengan membina rumah tangga dengan seorang lelaki pilihan Ayahnya. Setelah berfikir dengan sangat matang untuk beberapa hari ini akhirnya Hana dengan keikhlasan hatinya dan dengan mengucap bismillah memutuskan menerima tawaran Ayahnya.

Hari berganti hari, sang surya juga bergantian dengan bintang-bintang memamerkan cahaya indahnya. Hana lulus wisuda dan selang beberapa hari kemudian Hana melangsungkan pernikahan dengan seseorang pilihan orang tuanya. Pagi itu akad dilaksanakan dan kedua saksi berkata Sah. Sungguh gembira tiada tara hati Hana saat itu dipertemukan dengan imam hidupnya dan sah menjadi suami istri. Hari berikutnya kini Hana tinggal berdua dengan suaminya yakni Yusuf.

“Mas Ayo makan, Sarapannya sudah siap di meja makan”. Ajak hana

“iya dek, ini tinggal sedikit lagi mas menyelesaikan tugas mas”.

Kemudian mereka menuju meja makan

“Enak sekali masakannya dek!”

“yang bener mas?”

“iya mas gak bohong kok, istriku memang jago masak deh, restoran ternama pun tidak bisa menandingi”

“Ahhh.. Mas berlebihan deh!”(senyum semringah dari bibir manis Hana)

Hana sepertinya memang cocok sekali dengan pilihan Orang tuanya tersebut, mereka hidup harmonis dan bahagia walaupun sebelumnya tidak saling kenal. Keesokan harinya Hana menemukan tulisan di ruang kerja suaminya dan kali ini ada ukiran tulisan Tajuul Hubb dibawahnya. Hana kaget dan penasaran

“Mas, Tajjul Hubb ini siapa?” tanya Hana penasaran

“(suaminya hanya tersenyum), kenapa dek?”

“Gak papa sih mas, jawab dulu siapa Tajjul Hubb itu?”

“iya yang ada di depanmu ini istriku sayang” sambil tersenyum manis

“(Hana kaget dan langsung memeluk suaminya)”

“Lho. Ada apa dek?” suaminya heran

“ Terimaksih ya mas, kaulah inspirasi hidupku selama ini, (setelah itu hana menceritakan begitu banyak tentang idolanya tersebut) Terimakasih mas!” tangisan terharu keluar dari kelopak indah Hana.

Subhanallah.. ternyata orang yang sangat di idolakan Hana dulu adalah seseorang yang kini menjadi suaminya, yang sekarang ini selalu di dekatnya, yang dulu menjadi inspirasi bagi Hana kini menjadi panutan dalam hidupnya dunia akhirat. Ternyata Allah mempunyai rahasia dibalik keikhlasan ini. Bahagia sekali hidup Hana saat itu. Dalam hati Hana berucap syukur kepada Alloh,

“Terimakasih Ya Allah, Hana telah dipertemukan dengan seseorang yang memang Hana inginkan dari dulu. Hana yakin jodoh, rizki, hidup dan mati seseorang itu adalah kuasamu,”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun