Hadirnya era digital turut mendorong manusia untuk bertransformasi digital. Disadari  atau tidak, transformasi digital makin mewabah ke berbagai sektor salah satunya pada  profesi  Public  Relations. Kini transformasi digital juga tidak dapat terelakkan, mengingat perkembangan teknologi diera digital yang semakin beragam. Teknologi semakin marak di era digital seperti saat ini yang menimbulkan bermacam-macam produk teknologi yang sebelumnya tidak dapat di gandrungi manusia. Tidak hanya cara berkomunikasi, berbagai cara hidup manusia juga semakin mudah berkat transformasi digital. Dahulu sebelum internet berkembang pesat, praktisi Public Relations (PR) sangat bergantung pada media koran, radio, dan televisi dalam kampanyenya. Namun sejak kehadiran teknologi internet, arena pekerjaan PR bertransformasi menjadi PR digital.(Pribadi, 2021)
PT. Pertamina didirikan untuk meningkatkan pendapatan negara dan memenuhi kebutuhan minyak serta gas bumi nasional. Sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PR PT. Pertamina memiliki peran penting dalam membangun dan mempertahankan citra positif perusahaan di mata masyarakat, terutama di tengah perubahan dinamis di industri energi. Sebagai perusahaan yang dikelola oleh negara dan beroperasi di sektor energi, PT. Pertamina dituntut untuk beroperasi secara efisien sekaligus menjaga hubungan baik dengan berbagai lembaga, termasuk pemerintah, publik, dan media.
Public Relations PT. Pertamina berperan penting dalam menyampaikan informasi yang relevan terikat menangani krisis dan mendukung program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) yang berorientasi lingkungan dan bertanggung jawab terhadap masyarakat. Dengan demikian, upaya Public Relations ini berkontribusi pada peningkatan kepercayaan masyarakat dan reputasi perusahaan. Praktisi PR harus terlibat dalam mengedukasi masyarakat agar informasi yang layak konsumsilah yang patut untuk disebarluaskan, bukan berita bohong atau menebar kebencian.
Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Ponorogo melakukan company visit ke PT. Pertamina yang berlangsung di Gedung Oil Centre, Jalan Thamrin, Jakarta pada 21 Januari 2025. Kunjungan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman dan wawasan pengetahuan dalam dunia dunia kerja mengenai bagaimana PT. Pertamina memanfaatkan peran public relations di era digital untuk saat ini.
Public Relations (PR) memiliki peran penting dalam membangun citra serta reputasi positif bagi perusahaan atau komunitas di mata publik, terutama di era digital saat ini. Dengan pesatnya perkembangan teknologi dan inovasi, fungsi public relations harus dapat menyesuaikan diri untuk memanfaatkan peluang yang ada.
Nerisa Pitrasari, Senior Officer 2 Media Communication Function Corporate Secretary di PT. Pertamina, menjelaskan bahwa media sosial telah menjadi salah satu alat penting bagi Public Relations untuk menjangkau khalayak yang lebih luas, terutama generasi muda. "Salah satu langkah strategis yang kami lakukan di PT. Pertamina adalah memanfaatkan media sosial sebagai saluran komunikasi utama. Melalui platform seperti Instagram, Facebook, dan Twitter, kami tidak hanya menyampaikan informasi mengenai produk dan layanan kami, tetapi juga membangun hubungan yang lebih dekat dengan masyarakat," ungkap Nerisa.
Media sosial memberikan peluang untuk menghadirkan konten yang lebih visual dan menarik, sehingga pesan yang disampaikan lebih mudah dipahami dan diterima. Hal ini penting, Mengingat tingginya jumlah pengguna media sosial di Indonesia, terutama di kalangan milenial dan generasi Z.
Citra dapat diartikan sebagai reputasi, status, dan identitas suatu organisasi. Meskipun merupakan aset yang tak terwujud, citra memiliki nilai yang sangat penting bagi suatu organisasi Barnett dan Pollock (2012) dalam (Hanika & Anjani, 2019). Purwani (2009) dalam (Hakanna et al., 2018) menyatakan bahwa citra yang baik dari suatu organisasi akan membawa dampak positif, sedangkan citra yang buruk dapat merugikan perusahaan.
Untuk menjaga citra dan reputasi yang baik, PT. Pertamina memahami pentingnya segmentasi strategi komunikasi berdasarkan generasi. Misalnya, untuk audiens Gen Z dan milenial, perusahaan menggunakan bahasa yang lebih santai dan mengikuti tren terkini, seperti video pendek atau konten interaktif yang relevan dengan gaya hidup mereka. Di sisi lain, untuk generasi X dan baby boomer, PT Pertamina menerapkan pendekatan lebih konservatif melalui media tradisional seperti koran dan televisi, dengan penggunaan bahasa formal yang jelas agar pesannya mudah dipahami.
Namun, tantangan yang dihadapi PR di era digital adalah kebutuhan untuk terus belajar dan beradaptasi dengan perubahan yang cepat. Platform seperti YouTube dan TikTok menawarkan berbagai sumber daya yang dapat membantu para profesional Public Relations memahami cara-cara baru dalam berkomunikasi dan mempromosikan pesan mereka. Melalui tutorial dan tips singkat, mereka dapat mengasah keterampilan dalam menghadapi hoaks dan memenangkan hati audiens. Memahami kebutuhan dan preferensi target audiens menjadi kunci keberhasilan dalam menjalankan strategi komunikasi yang efektif.
Nerisa Pitrasari juga menambahkan bahwa PT Pertamina memiliki pesan kunci yang lebih dari sekadar operasional bahan bakar. Perusahaan ini berkomitmen untuk menyampaikan informasi tentang keberlanjutan dan dampak sosial dari operasi mereka. Dengan fokus pada pengembangan masyarakat dan menciptakan kesejahteraan, Pertamina ingin menunjukkan bahwa mereka bukan hanya penyedia BBM, tetapi juga mitra yang peduli terhadap kemajuan bangsa.