Sebabnya, pemerintah harus mampu menciptakan breakthrough dalam waktu sesingkat-singkatnya terutama dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi seluruh rakyat Indonesia. Menurut Agus Sartono (Guru Besar UGM) tiga kelemahan daya saing Indonesia yaitu innovation (Inovasi), technological readiness (penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi) dan research and higher education (Penelitian dan Pendidikan tinggi). Menurut B.J. Habibie untuk menciptakan suatu daya saing produk yang berkualitas sangat tergantung pada penguasaan sang produsen terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi. Teknologi yang dimaksudkan bukan hanya terbatas pada alat-alat belaka, tetapi juga sistem kerja. B.J Habibie menggambarkan gagasan teoritis tentang strategi pembangunan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat dikembangkan oleh realitas masyarakat Indonesia melalui empat tahap transformasi.
[caption id="attachment_325966" align="aligncenter" width="591" caption="Strategi Pembangunan Berdasarkan IPTEK (B.J. Habibie)"]
Tahap pertama, penggunaan teknologi yang telah ada di dunia untuk proses nilai tambah dalam rangka produksi barang dan jasa yang ada di masyarakat. Pada tahap ini, teknologi produksi dan manajemen digunakan untuk mengubah barang mentah dan barang-barang setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai yang lebih tinggi atau disebut proses nilai tambah. Melalui tahap ini akan dikembangkan kemampuan untuk memahami desain serta teknik dan cara-cara produksi yang lebih maju yang telah dikembangkan di luar negeri. Sampai disini, beberapa tindakan harus diambil, yaitu peningkatan keterampilan produksi, keahlian organisasi dan manajemen. Disamping itu, disiplin dan penerapan standar mutu harus lebih ditingkatkan. Dengan demikian pemeliharaan standar kerja dan standar mutu akan lebih dibiasakan.
Tahap kedua, transformasi teknologi akan berlangsung lebih rumit dan kompleks. Disini akan terjadi integrasi teknologi-teknologi yang telah ada ke dalam desain dan produksi barang dan jasa yang baru sama sekali. Pengembangan keahlian desain dan integrasi secara alamiah akan membawa serta kesempatan untuk memilih. Oleh karena itu, para produsen komponen akan berlomba menawarkan desain produk pada perusahaan yang diketahui sedang melakukan integrasi teknologi. Di dorong kekuatan pasar arus aliran informasi teknologi akan bertambah deras, termasuk informasi mengenai perkembangan-perkembangan baru.
Tahap ketiga, tahap pengembangan teknologi itu sendiri. Di dalam tahap ini, teknologi yang ada dikembangkan lebih lanjut. Teknologi baru pun diciptakan. Semua itu dilakukan dalam rangka menghadapi perancangan produk-produk masa depan
Tahap keempat, pelaksanaan secara besar-besaran penelitian dasar. Motivasi utama adalah bahwa mereka yang menyelenggarakan tahap ketiga sering kali menemui kekosongan-kekosongan teori yang diperlukan untuk mengembangkan teknologi lebih lanjut (Fachry Ali, 2013).
Fitri Wulandari
Semarang, 02 Maret 2013
Sumber referensi:
Ali, Fachry. 2013. Esai Politik Tentang Habibie: Dari Teknokrasi ke Demokrasi. Jakarta: Mizan
Aspan, Henry. 2011. Kebijakan Pedagangan Luar Negeri Indonesia Dalam Menghadapi Pemberlakuan Kesepakatan AFTA Vol.4 No.2.
Halwani, Hendra. 2005. Ekonomi Internasional dan Globalisasi Ekonomi (Edisi Kedua). Bogor: Ghalia Indonesia
Paudni. 2013. KKNI dalam penyelerasan dunia kerja dalam http://www.paudni.kemdikbud.go.id/kursus/beritadetil.php?id=280. Diakses pada tanggal 01 Maret 2014.
http://www.antaranews.com/berita/420479/indonesia-harus-pertahankan-bonus-demografi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H