Mohon tunggu...
Fitri Umi Febrianti
Fitri Umi Febrianti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Gizi Universitas Indonesia

Tertarik dengan berbagai hal mengenai gaya hidup sehat, gizi, dan kepenulisan

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Dry Cleaning: Intaian Potensi Kanker di Balik Kebersihan Baju

10 November 2023   11:36 Diperbarui: 27 November 2023   15:40 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mencuci baju. Sumber gambar: ASphotofamily di Freepik

Penulis: Fitri Umi Febrianti dan Stella Tracylia

Setiap harinya, ribuan orang di seluruh dunia mengandalkan jasa dry cleaning untuk menjaga agar pakaian mereka tetap bersih dan rapi. Dry cleaning sendiri merupakan metode pembersihan pakaian dari minyak, noda, dan kotoran tanpa menggunakan air sama sekali. Dilansir dari laman Laundryheap (2019), jenis kain yang harus dicuci kering adalah kain halus yang tidak tahan terhadap gejolak dan air panas, seperti kain sutra, wol, linen, dan rayon, sedangkan kain berserat sintetis dan katun tidak memerlukan perlakuan yang serupa.

Perkloroetilena, yang umumnya disingkat sebagai PCE, merupakan pelarut kimia utama yang digunakan dalam proses dry cleaning. Perkloroetilena telah digunakan dalam industri dry cleaning selama bertahun-tahun karena kemampuannya menghilangkan noda dan kotoran pada pakaian. Namun, senyawa tersebut bersifat karsinogenik potensial atau dapat meningkatkan risiko kanker.

International Agency for Research on Cancer (IARC) telah mengklasifikasikan perkloroetilena sebagai karsinogen grup 2A. Artinya, senyawa ini berpotensi menyebabkan kanker pada manusia melalui semua rute pajanan, seperti mengirup dan menelan, berdasarkan bukti epidemiologi yang menunjukkan adanya karsinogenisitas dan bukti eksperimental pada hewan.

Meskipun proses dry cleaning sudah menjadi bagian penting dalam keseharian kita, namun di balik kemudahan dan kebersihan yang ditawarkan oleh proses ini, apakah Anda telah menyadari bahaya kesehatan di balik proses dry cleaning, terutama kaitannya dengan risiko kanker?

Perkloroetilena merupakan pelarut yang saat ini paling sering digunakan dalam proses dry cleaning dan akses pelarut ini pun sangat mudah. Anda bahkan dapat membeli pelarut ini di toko online dengan modal akses internet.

Perkloroetilena dimetabolisme dalam tubuh menghasilkan produk utama yaitu asam trikloroasetat (TCA) yang berpotensi karsinogenik untuk manusia. Berdasarkan percobaan pada hewan mamalia, hasil metabolisme asam trikloroasetat di dalam tubuh dapat menyebabkan mutasi DNA, perubahan kromosom, perubahan metilasi DNA, serta stres oksidatif, sehingga meningkatkan risiko kanker. 

Beberapa penelitian kohort yang telah dilakukan menunjukkan dry cleaning memiliki risiko berlebih terhadap beberapa jenis kanker, yaitu kanker esofagus, lidah, paru-paru, ginjal, kandung kemih, dan limfoma non-Hodgkin. Sebuah studi meta analisis yang dilakukan Vlaanderen, et al. (2014) menyebutkan bahwa paparan perkloroetilena meningkatkan risiko kanker kandung kemih. Perlu dicatat bahwa sebagian besar penelitian yang telah dilakukan menggunakan pekerja dry cleaning sebagai objek yang diteliti. Meskipun demikian, tidak ada salahnya untuk lebih bijak dalam menggunakan dry cleaning dengan pelarut perkloroetilena.

Beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengurangi paparan perkloroetilena adalah dengan menggunakan pelarut dry cleaning lain yang lebih rendah risikonya, seperti n-propil bromida atau n-PB, dekametil-siklopentasiloksana atau D5, eter glikol, butilat, atau pelarut lainnya; ataupun menggunakan metode mencuci lain, seperti wet cleaning. Di samping itu, untuk mengurangi paparan perkloroetilena pada pekerja dry cleaning, upaya-upaya yang dapat dilakukan seperti memperbaiki sistem ventilasi serta menggunakan alat pelindung diri seperti masker dan sarung tangan ketika melakukan proses dry cleaning.

Dry cleaning, meskipun memberikan keuntungan dalam membersihkan pakaian yang sensitif terhadap air, memiliki potensi risiko kesehatan termasuk risiko kanker terkait dengan bahan kimia perkloroetilena. Penting bagi konsumen untuk mempertimbangkan alternatif pembersihan yang lebih aman dan meningkatkan kesadaran akan risiko kesehatan yang mungkin terkait dengan penggunaan metode dry cleaning. Kesehatan harus selalu menjadi prioritas utama, bahkan dalam upaya mempertahankan kebersihan dan penampilan pakaian.

Setelah membaca artikel ini, apakah Anda masih tetap yakin untuk menggunakan jasa dry cleaning? atau apakah Anda tertarik untuk menjadi bagian dari solusi dengan membuka usaha dry cleaning yang aman bagi kesehatan?

Sumber: 

Brown, D. P., & Kaplan, S. D. (1987). Retrospective Cohort Mortality Study of Dry Cleaner Workers Using Perchloroethylene. Journal of Occupational Medicine, 29(6), 535--541. http://www.jstor.org/stable/45007675

Callahan, C. L., Stewart, P. A., Blair, A., & Purdue, M. P. (2019). Extended Mortality Follow-up of a Cohort of Dry Cleaners. Epidemiology (Cambridge, Mass.), 30(2), 285--290. https://doi.org/10.1097/EDE.0000000000000951

Calvert G. M., Ruder A. M., Petersen M. R., 2011. Mortality and end-stage renal disease incidence among dry cleaning workers Occupational and Environmental Medicine, vol 68 page 709-716.

Ceballos, D. M., Fellows, K. M., Evans, A. E., Janulewicz, P. A., Lee, E. G., & Whittaker, S. G. (2021). Perchloroethylene and Dry Cleaning: It's Time to Move the Industry to Safer Alternatives. Frontiers in Public Health, 9(March), 1--12. https://doi.org/10.3389/fpubh.2021.638082

EPA. (2012). Tetrachloroethylene (perchloroethylene) in support of summary information on the integrated risk information system (IRIS). Epa/635/R-08/011F, 127. Tersedia di: (Diakses 24 Oktober 2023)

EPA. (2012) Toxicological Review of Tetrachloroethylene (Perchloroethylene). Tersedia di: (Diakses 24 October 2023). 

Goodman, J. E., Ticknor, R. C., & Zhou, J. (2022). Systematic review of perchloroethylene and non-Hodgkin's lymphoma. Global epidemiology, 4, 100077. https://doi.org/10.1016/j.gloepi.2022.100077

Hasan, Z. and Alam, S. (2016) A Comparative Study on the Effect of Different Types of Dry Cleaning Solvent on the Physical Properties of Garments. Tersedia di: (Diakses 14 October 2023). 

IARC Working Group on the Evaluation of Carcinogenic Risks to Humans, 2014. Trichloroethylene, Tetrachloroethylene, and Some Other Chlorinated Agents. Lyon (FR): International Agency for Research on Cancer. (IARC Monographs on the Evaluation of Carcinogenic Risks to Humans, No. 106.) Tersedia di: (Diakses 14 October 2023)

Laundryheap. (2019)  What Fabrics Should Be Dry Cleaned? Tersedia di: (Diakses 24 October 2023). 

Vlaanderen, J., Straif, K., Ruder, A., Blair, A., Hansen, J., Lynge, E., Charbotel, B., Loomis, D., Kauppinen, T., Kyyronen, P., Pukkala, E., Weiderpass, E., & Guha, N. (2014). Tetrachloroethylene exposure and bladder cancer risk: A meta-analysis of dry-cleaning-worker studies. Environmental Health Perspectives, 122(7), 661--666. https://doi.org/10.1289/ehp.1307055

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun