Mohon tunggu...
Fitri Surya Meliana
Fitri Surya Meliana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi UIN Maliki Malang

Being myself

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemahaman tentang Perkembangan Moral pada Anak

7 November 2022   21:23 Diperbarui: 7 November 2022   21:53 463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pedidikan agama dan moral pada anak harus ditanamkan sejak usia dini, karena hal ini sangatlah penting bagi kehidupannya dimasa yang akan mendatang. Anak yang memiliki pendidikan moral yang kuat akan dapat membentuk karakter pada anak itu sendiri. 

Anak dapat mengembangkan nilai moral mulai dari cara berinteraksi dengan teman sebayanya, hingga pada orang yang lebih dewasa. Pendidikan itu tidak harus ditandai dengan sekolah, tetapi kita bisa memberikan pendidikan dengan melakukan berbagai aktivitas sederhana yang sering dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.

Lalu apasih pengertian moral dan perkembangan moral pada anak itu?

Nahh moral itu biasanya kita sebut dengan akhlak yang memiliki arti tingkah laku dari seorang anak ketika sedang berinteraksi dengan temannya lalu anak itu memiliki etika yang baik atau jelek. Oleh karena itu, moral merupakan hal yang wajib dimiliki oleh tiap orang. Tanpa adanya moral sosok manusia tidak akan bisa bersosialisasi baik

Jika sejak usia dini anak memiliki moral yang baik, maka ketika ia sudah dewasa bisa menjadikan keberhasilan tersendiri pada diri anak itu. Begitu juga sebaliknya anak yang tidak memiliki moral yang baik sejak dini, maka ia ketika beranjak dewasa akan tidak dihormati oleh orang lain.

Perkembangan moral adalah suatu rangkaian perubahan yang dialami oleh seorang individu dalam meningkatkan perilakunya sesuai dengan nilai kehidupan secara terus-menerus. Perkembangan moral pada anak mengacu pada proses dimana anak itu dapat mengembangkan perilaku mereka dengan baik saat bertemu dengan orang sekitarnya.

Perlu diketahui bahwa ada dua orang ahli yang sangat berpengaruh dalam teori perkembangan moral pada anak yaitu Jean Piaget dan Lawrence Kohlberg. Pada teori perkembangan moral menurut Kohlberg, kita itu tidak bisa melepaskan teori dari perkembangan moral menurut Jean Piaget. 

Piaget ini peletak dasar dari teori perkembangan moral dengan melakukan pendekatan kognitif. Ia menolak mengenai pandangan nativisme bahwasannya moralitas itu merupakan sesuatu yang didapat dari orang lain. 

Teori menurut Piaget selanjutnya dikembangkan oleh Kohlberg yang membuktikan bahwa pertumbuhan dalam sebuah penalaran moral itu adalah proses perkembangan moral yang merupakan suatu dari proses pembentukan struktur kognitif.

Menurut teori Piaget, perkembangan moral dibagi menjadi dua tahap yaitu:

1.  Tahap Realisme Moral, tahap ini terjadi di usia 4-7 tahun. Pada tahap pertama ini anak biasanya berperilaku yang ditentukan dengan kepatuhan otomatis pada aturan tanpa adanya penilaian. Sosok anak akan memiliki pikiran bahwa melanggar peraturan akan terkena hukuman. Anak akan menilai suatu perlakuannya berdasarkan dengan konsekuensinya.

2.  Tahap Operasional Moral, pada tahap ini anak akan mampu mempertimbangkan cara apapun untuk memecahkan masalahnya. Anak akan berpikir atas dasar hipotetis dengan kata lain mampu melihat suatu masalah dari berbagai sudut pandang.

Sedangkan menurut teori Kohlberg, tahap perkembangan moral memiliki 3 tingkat penalaran yang masing-masing tingkatan memiliki 2 tahapan:

  1. Pra Konvensional

Pra konvensional adalah tingkat terendah dari perkembangan moral. Perilaku moral anak itu didasari pada kendali eksternal, pada suatu hal yang diperintah dan dilarang oleh otoritas tersebut. Tingkat Pra konvensional dibagi menjadi 2 tahapan yaitu:

A.  Orientasi Patuh dan Takut Hukuman. Anak akan melakukan suatu hal supaya mendapatkan sebuah hadiah dan tidak mendapatkan hukuman.

B.  Hedonisme Instrumental. Seseorang sudah tidak bergantung lagi pada aturan yang ada, karena ia akan memikirkan hal yang baik dengan kepentingan, minat, dan kebutuhannya sendiri. Di tahapan ini anak masih memiliki sifat individualis, egosentris, dan kongkrit.

  1. Konvensional  

Pada tingkatan ini memiliki ciri utama yaitu suatu tindakan yang dianggap baik apabila telah memenuhi harapan-harapan orang lain di luar dirinya dan tidak memperdulikan akibatnya yang tampak. Tingkatan konvensional dibagi menjadi 2 tahap yaitu:

A.  Orientasi Anak yang Baik. Pada tahap ini anak akan memperlihatkan perilakunya yang dapat dinilai oleh orang lain.

B.  Moralitas Pelestarian Otoritas dan Aturan Sosial. Menyadari bahwasanya kewajiban untuk melaksanakan norma yang ada dan mempertahankan betapa pentingnya norma itu, maka dari itu untuk dapat hidup dengan harmonis kelompok sosial harus bisa menerima aturan yang telah disepakati Bersama.

  1. Pasca Konvensional

Pada tingkatan ini nilai moral dapat diartikan terlepas dari otoritas dan pada kelompoknya. Seseorang akan mendasarkan penilaian moral dalam prinsip yang mutlak secara inheren. Tingkatan Pasca konvensional dibagi menjadi 2 tahap yaitu:

A.  Moralitas Kontrak Sosial dan Hak-hak Individu. Pada tahapan ini terdapat  hubungan timbal balik antara individu dengan lingkungan sosialnya, yang artinya bahwa seseorang yang melaksanakan kewajiban sesuai dengan aturan sosial maka ia akan dilindungi oleh masyarakat.

B.  Moralitas Prinsip-prinsip Individu dan Conscience. Pada tahap ini terdapat norma etik dan norma pribadi yang bersifat subjektif, maksudnya yaitu dalam hubungan dengan seseorang dan masyarakat ada unsur subjektif yang menilai bahwa suatu perilaku itu baik atau tidak baik.

Moral sangat berkaitan dengan perilaku dan kepribadian seorang anak. Perkembangan moral penting diajarkan pada anak usia dini agar memiliki kepribadian yang dapat diterima di lingkungan sekitarnya. Lingkungan keluarga dan sekolah dapat mempengaruhi perkembangan moral anak, karena kemampuan untuk mengetahui apa yang benar atau salah jika anak dihadapkan pada kondisi yang perlu dalam pengambilan keputusan yang harusnya dilakukan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun