Mohon tunggu...
Fitri Suhalyza
Fitri Suhalyza Mohon Tunggu... Mahasiswa - Suka sayur

Belajar Menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keefektifan Pembelajaran Induktif untuk Meningkatkan Prestasi Belajar dan Motivasi Siswa SD pada Mata Pelajaran IPS

1 Juli 2021   14:52 Diperbarui: 1 Juli 2021   14:59 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara berdasarkan asal 1 ayat 1 Undang-undang tentang system pendidikan nasional (UUD 1945 Negara RI ).

Menurut Santrock (dalam Pratiwi, 2018) motivasi adalah proses dalam memberikan semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energy, terarah, dan bertahan lama. Motivasi dalam kegiatan belajar dapat diartikan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah dalam kegiatan belajar.

Pembelajaran IPS merupakan pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah pribadi, masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari di lingkungan keluarga, baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat secara umum. Ruang lingkup IPS dibagi menjadi beberapa aspek yaitu :

(a). Ditinjau dari ruang lingkup hubungan mencakup hubungan sosial, hubungan ekonomi, hubungan psikologi, hubungan budaya, hubungan sejarah, hubungan geografi, dan hubungan politik.

(b). Ditinjau dari segi kelompoknya adalah dapat berupa keluarga, rukun tetangga, kampung, warga desa, organisasi masyarakat dan bangsa.

(c). Ditinjau dari tingkatannya meliputi tingkat lokal, regional dan global.

(d). Ditinjau dari lingkup interaksi dapat berupa kebudayaan, politik dan ekonomi (Tasrif dalam Muallimuna,2016).

Pendidikan IPS mencoba untuk menghasilkan warga Negara yang reflektif, mampu atau terampil dan peduli. Reflektif adalah dapat berpikir kritis dan mampu memecahkan masalah berdasarkan sudut pandangnya dan berdasarkan nilai, dan moral yang dibentuk oleh dirinya serta lingkungannya. Terampil dapat diartikan mampu mengambil keputusan dalam memecahkan masalah. Peduli adalah mampu atau peka terhadap kehidupan social dan melaksanakan hak serta kewajibannya di masyarakat (Waterwroth dalam Muallima, 2016) menyebutkan bahwa tujuan social studies (IPS) adalah untuk mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang baik dalam kehidupannya di masyarakat, dimana secara tegas ia mengatakan "to

Perjalanan bangsa ini menunjukkan betapa pentingnya pendidikan IPS bagi masyarakat dan terutama bagi generasi muda yang lebih peka dan tanggap terhadap masalah social sekitarnya secara rasional dan bertanggung jawab. Guna menciptakan pembelajaran yang berkualitas, maka diperlukan inovasi pembelajaran. Inovasi pembelajaran merupakan upaya perubahan yang bermanfaat atau pembenahan pelaksanaan proses pembelajaran. Pendidik berusaha dengan maksimal dan kreatif untuk memberikan strategi-strategi atau sesuatu yang menarik bagi peserta didik. Suatu proses pembelajaran hendaknya bermakna bagi peserta didik, terintegrasi, dan memberikan tantangan dalam usaha belajar peserta didik. Pembelajaran yang seperti inilah yang biasa disebut dengan pembelajaran aktif yang berorientasi PAKEM (Produktif, Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan) (Maryanto, 2013).

Demi meningkatkan kualitas dalam pembelajaran IPS di SD, strategi pembelajaran induktif cocok untuk diterapkan dalam matapelajaran IPS. Model pembelajaran induktif adalah sebuah pembelajaran yang bersifat langsung tapi sangat efektif untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi dan keterampilan berpikir kritis. Pada model pembelajaran induktif guru langsung memberikan presentasi informasi--informasi yang akan memberikan ilustrasi--ilustrasi tentang topik yang akan dipelajari siswa, selanjutnya guru membimbing siswa untuk menemukan pola--pola tertentu dari ilustrasi--ilustrasi yang diberikan

Proses pembelajaran yang baik merupakan bentuk interaksi dari peserta didik dengan guru dan lingkungannya.  Sebelum pembelajaran dimulai biasanya guru membuat sebuah rencana pembelajaran seperti pemilihan materi dan model pembelajaran.  Hal ini agar pembelajaran tersebut dapat membantu guru ketika memiliki yang jelas untuk menyampaikan materi dan tujuan rencana pelajaran yang akan dicapai. 

Terdapat pengalaman penelitian yang saya ambil yaitu "Penerapan Model Berpikir Induktif Dengan Media Grafis Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ips Pada Siswa Kelas III  Negeri 04 Ngringo Tahun 2015/2016" oleh Winahyu Arif dkk. 2016

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai penerapan model berpikir induktif dengan media grafis untuk meningkatkan hasil belajar siswa maka dapat disimpulkan bahwa:

(1) Penerapan model berpikir induktif dengan media grafis sudah menggunakan langkah yang tepatyaitu:

(a) Membuat dafatar kategori dari media gambar;

(b) Mengelompokan media berdasarkan ciri-ciri yang sama;

(c) Membuat label/ menamai hasil klasifikasi sesuai persamaan ciricirinya;

(d) Berdiskusi memilih data (media gambar) yang sesuai dengan perintah LKS;

(e) Berdiskusi mencari hubungan penting dari data (media gambar);

(f) Membuat simpulan sementara dari hasil diskusi;

(g) Mempresentasikan hasil simpulan mereka;

(h) Menyampaikan alasan yang mendukung simpulan mereka;

(i) Menguji kebenaran (verifikasi) simpulan masing masing kelompok kemudian membuat simpulan umum. Sehingga berjalan dengan baik dan terus mengalami peningkatan dari siklus 1 hingga siklus 3.

(2) Penerapan model berpikir induktif dengan media grafis dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal tersebut dibuktikan dengan persentase ketuntasan siswa sebelum dilakukan tindakan sebesar 65% namun pada siklus 1 persentase ketuntasan siswa meningkat menjadi 72%. Sedangkan pada siklus 2 persentase ketuntasan siswa meningkat kembali menjadi 83% dan pada siklus 3 persentase ketuntasan siswa naik menjadi 86%.

(3) Terdapat beberapa kendala yang mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu:

(a) ada kelompok mengalami kesulitan dalam membuat kesimpulan; dan

 (b) Ada siswa yang kesulitan membuat contoh relevan. Dari kendala tersebut maka diperoleh solusi

(a) Guru membimbing secara khusus kelompok yang kesulitan membua tsimpulan; dan

(b) Meminta siswa mencari contoh relevan pada buku materi.

            Berdasarkan  pengalaman yang telah disajikan mengenai pembelajaran induktif yang dipraktekkan pada mata pelajaran IPS, menunjjukkan bahwa pembelajaran induktif sangat cocok dijadikan strategi dalam mengajar siswa SD terutama pada matapelajaran IPS.

Daftar Rujukan :

 

Pratiwi, Ni Wyn Dian, dkk. 2018. Hubungan Motivasi dengan Prestasi Belajar Siswa.

Muallimuna, 2016. Kedudukan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pada Sekolah Dasar. Jurnal Madrasah Ibtidaiyah No.1. Journal homepage: http://ojs.uniska-bjm.ac.id/index.php/muallimuna

Maryanto. 2013. Keefektifan Strategi Induktif Dan Strategi Deduktif Dalam Pembelajaran Ipa Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Dan Motivasi Belajar Ipa Siswa SMP

Wicaksono, Winahyu A. 2016. Penerapan Model Berpikir Induktif Dengan Media Grafis Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ips Pada Siswa Kelas III Negeri 04 Ngringo Tahun 2015/2016

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun