Mohon tunggu...
Fitri Suci
Fitri Suci Mohon Tunggu... Dosen - Belajar menulis

Belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Usia Hampir Seperempat Abad Banjir Pertanyaan

13 Juni 2017   11:50 Diperbarui: 13 Juni 2017   11:52 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kapan nikah ?

Menikah ? Siapa yang tidak ingin menikah ? Sepertinya semua orang ingin menikah. Nikah menurut KBBI : nikah/ni·kah/ n ikatan (akad) perkawinan yang dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum dan ajaran agama. Untuk umat Islam sendiri menikah itu sunah yang sangat dianjurkan bahkan dapat menyempurnakan separuh agama. Ya separuh agama, mungkin separuh jiwa juga iya, jadi inget lagunya Anang Hermansyah. Menikah bukan hanya perkara akulturasi atau sekedar bereproduksi atau "memproduksi" anak, atau juga bukan sekedar untuk partner pergi ke kondangan. Menikah lebih dari itu, agama mengajarkan bahwa dalam pernikahan ada sakinah di dalamnya jika kita mau menciptakannya dalam pernikahan itu sendiri. 

Lantas, apa itu sakinah ? Arti sakinah ada pada Surat Ar-Rum : 21 "Dan di antara tanda-tanda kebesaranNya Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir". Sakinah adalah perasaan tentram, tenang dan aman, sehingga pernikahan sejatinya akan mendatangkan sakinah. Namun, sakinah tidak serta merta datang karena pernikahan, akan tetapi pernikahalah yang mengundang sakinah untuk hadir di dalamnya. 

Tidak bisa dipungkiri manusia adalah makhluk yang senantiasa akan selalu bergantung baik terhadap sesama makhluk terlebih terhadap Sang Khalik, oleh karena itu manusia juga diciptakan berpasang-pasangan. Ketika kita memasuki masa usia seperempat abad atau lebih kerennya quarter life crisis dimana ini adalah fase kebimbangan, perasaan tertekan sebagai orang dewasa. 

Bukan hanya menyoal kehidupan seperti pekerjaan, pendidikan dan penghidupan tapi juga tentang pernikahan. Pertanyaan-pertanyaan seputar "kapan kawin?" mulai membanjiri, bertemu teman lama yang baru menikah pertanyaan yang muncul setelah apa kabar dan sibuk apa adalah "kapan nyusul ?", membubuhkan komentar di facebook pada foto pernikahan teman lalu mendapat balasan yang sama "kapan nyusul?", chit chat dalam grup whatsapp pun bernasib sama "giliranmu kapan?" sungguh pertanyaan yang kurang kreatif (sedih...). 

Belum lagi sebentar lagi lebaran, sudah pasti bertemu keluarga besar pun sepertinya akan bernasib sama. Mengertilah.... basa basi itu mungkin perlu, namun ya... apa bisa mencari tema ya yang lain ? bukannya desperate tapi untuk masalah seperti ini bukan perkara mudah, bukan seperti ketika kita lapar lantas kita bisa langsung membeli mie instan dan memasaknya, bukan perkara yang hanya dengan 5 menit direbus, ditaruh di piring, dibumbui lalu bisa langsung disantap. Lagi lagi karena untuk menikah bukan lah hal yang mudah.

Untuk saya sendiri menikah itu ya bukan sekedar ijab qabul, resepsi, punya anak dan membesarkan anak. Ya, seperti pada Surat Ar-Rum itu bahwa menikah itu untuk sakinah, sehingga kelak saya dengan pasangan saya bisa merasa aman, tentram dan nyaman terlebih harusnya bisa lebih meningkatkan ketaqwaan kita kepada Sang Pencipta sehingga akan ada barokah di dalamnya. 

Bersyukurlah mereka yang telah mendapatkan itu lebih cepat dari pada saya yang masih sendiri (bukan curhat), dari pada harus membebani mereka dengan pertanyaan "kapan kawin?" tidak perlu mengasihani, cukup bersyukur dan mendoakan dalam diam (hehehe). Untuk itu banyaklah hal yang harus dipersiapkan untuk menikah, saat ini lebih ngetren dengan istilah "memantaskan diri". 

Mungkin ini ada korelasinya dengan Al-Qur'an Surah An-Nur : 26 "Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia (surga).". Kaitannya dengan ayat ini adalah bahwa memantaskan diri adalah ikhtiar untuk mendapatkan pasangan yang baik. Untuk menjemput jodoh juga tidak hanya dengan doa namun juga dengan ikhtiar, dan membuktikan bahwa kita ini benar-benar ada di dunia ini (hohoho) dengan cara memperluas pergaulan, ya tapi yang sesuai dengan syariahlah ya. 

Nah, karena itulah menurut saya untuk mencari partner itu ya carilah yang bisa diajak untuk sama-sama saling, bukan hanya saling mencintai (halah..) tapi juga saling mengingatkan, hingga muncul di benak saya mengapa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda “Jika seseorang menikah, maka ia telah menyempurnakan separuh agamanya. Karenanya, bertakwalah pada Allah atas separuh yang lainnya.” (HR. Al Baihaqi). Ketika kita menikah maka akan ada yang mengingatkan, mengingatkan kita pada kewajiban kita sampai mengingatkan kita untuk hanya sekedar makan, karena tidak bisa dipungkiri bahwa ketika kita sendiri larut dalam pekerjaan kadang untuk sekedar makan pun kita lupa, maka berdua lebih baik dari pada sendiri. 

Omong-omong tentang menyempurnakan separuh agama, bagaimana tidak ketika kita mendapatkan partner yang baik maka kita akan terdorong untuk selalu berbuat kebaikan dan meningkatkan kualitas ibadah kita. Setelah berkeluarga pun kita akan dituntut secara sosial untuk bersilaturahim, mengenal lebih banyak orang sehingga akan lebih bertambahlah kepekaan kita terhadap orang lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun