Mohon tunggu...
Fitri Sihombing
Fitri Sihombing Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Bisnis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengapa Pengelolaan Aktiva dan Pasiva Penting untuk Stabilisasi Bisnis

8 Oktober 2024   20:26 Diperbarui: 8 Oktober 2024   20:56 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sebagai contoh, sebuah perusahaan teknologi mungkin memiliki paten yang melindungi produk unggulannya. Jika paten tersebut berakhir, perusahaan akan kehilangan keunggulan kompetitifnya, yang dapat menurunkan nilai perusahaan secara keseluruhan.

Kas: Jantung dari Operasional Perusahaan

Kas adalah aset yang paling likuid dan memainkan peran sentral dalam menjaga operasi bisnis berjalan. Pengelolaan kas yang baik memastikan bahwa perusahaan selalu memiliki cukup uang tunai untuk membayar kewajiban seperti gaji, bahan baku, dan biaya operasional lainnya. Jika kas tidak dikelola dengan baik, perusahaan bisa mengalami krisis likuiditas yang mengganggu seluruh operasi bisnisnya.

Misalnya, sebuah toko ritel yang tidak memiliki cukup kas untuk membeli stok baru akan kesulitan memenuhi permintaan pelanggan, yang pada akhirnya berdampak pada pendapatan.

Memahami dan Mengelola Pasiva

Pasiva, atau kewajiban, mencakup segala bentuk utang yang harus dibayar oleh perusahaan. Pasiva dibagi menjadi beberapa kategori, yakni:

1. Kewajiban Lancar: Utang yang jatuh tempo dalam jangka pendek, biasanya dalam satu tahun, seperti tagihan kepada pemasok atau utang jangka pendek lainnya.

2. Kewajiban Jangka Panjang: Utang dengan jangka waktu pembayaran lebih dari satu tahun, seperti pinjaman bank atau obligasi.

3. Kewajiban Kontinjensi: Utang potensial yang mungkin muncul tergantung pada hasil suatu peristiwa tertentu, seperti gugatan hukum yang belum diputuskan.

Menjaga keseimbangan antara kewajiban lancar dan jangka panjang adalah hal yang penting agar perusahaan tidak terjebak dalam beban utang yang terlalu besar. Perusahaan harus bijak dalam mengatur waktu pembayaran utang dengan pemasukan yang dihasilkan.

Contohnya, perusahaan konstruksi mungkin memiliki pinjaman besar untuk pembelian alat berat, namun harus memastikan bahwa pemasukan dari proyek dapat digunakan untuk membayar angsuran pinjaman tersebut tepat waktu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun