Mohon tunggu...
Fitri Salsabilla
Fitri Salsabilla Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang Mahasiswa Teknik Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bandung sebagai Kota Pariwisata

18 September 2024   06:42 Diperbarui: 18 September 2024   06:53 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kota Bandung atau yang lebih identik dengan sebutan Kota Kembang, merupakan Ibukota Provinsi Jawa Barat yang kaya akan pusat wisatanya. Maka dari itu, Kota ini juga kerap dijuluki sebagai Kota Wisata. 

Kota Bandung memiliki banyak sekali destinasi wisata mulai dari wisata alam, cafe-cafe cantik nan unik sampai tempat berburu aneka oleh-oleh unik khas Bandung ada di kota ini. 

Tak bisa dipungkiri jika Kota ini mengedepankan sektor pariwisata sebagai aspek perekonomiannya. 

Alasan Kota Bandung mengedepankan sektor pariwisata sebagai salah satu bidang perekonomiannya adalah karena beberapa alasan berikut, antaralain: 

1. Keindahan Alamnya

Kota Bandung dikelilingi oleh pegunungan dan memiliki berbagai destinasi wisata alam yang indah dan memanjakan mata, seperti Gunung Tangkuban Perahu, Kawah Putih, dan situ-situ yang menambah daya tarik bagi wisatawan. 

Kota Bandung juga Terletak di dataran tinggi, Bandung memiliki suhu udara yang sejuk, yang membuatnya menjadi tempat pelarian yang nyaman dari hiruk pikuk kota-kota besar lainnya di Indonesia. 

2. Memiliki Banyak Tempat Wisata

Wisata Alam di Kota Bandung menawarkan berbagai lokasi alam yang memikat, seperti danau dan gunung berapi, yang menarik wisatawan untuk berkunjung.

Wisata Kuliner Kota Bandung dikenal dengan ragam kuliner khasnya yang unik, yang juga menjadi daya tarik tersendiri.

Wisata Belanja Kota Bandung Banyak outlet-outlet dan pusat perbelanjaan yang menawarkan produk fashion dengan harga terjangkau, yang biasanya menarik pengunjung dari berbagai daerah. 

3. Infrastruktur dan Aksesibilitas

Kota Bandung memiliki aksesibilitas transportasi yang baik seperti Jakarta dan kota-kota lain di Jawa Barat melalui jalan raya, kereta api, dan bandara.

Kota ini juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas akomodasi, restoran, dan pusat perbelanjaan yang memadai untuk memenuhi kebutuhan wisatawan. 

4. Dukungan Pemerintah Daerah dan Warga Lokal

Promosi dan Pengembangan Pemerintah daerah seringkali mengadakan promosi dan pengembangan destinasi wisata untuk menarik lebih banyak wisatawan.

Partisipasi warga lokal aktif dalam mendukung sektor pariwisata melalui pengembangan usaha kecil, kerajinan tangan, dan produk lokal. 

5. Peningkatan Ekonomi Lokal

Sektor pariwisata menciptakan banyak lapangan kerja di sektor perhotelan, restoran, transportasi, dan layanan wisata lainnya.

Banyak usaha kecil dan menengah (UKM) yang berkembang berkat wisatawan, termasuk pedagang lokal, pengrajin, dan penyedia layanan. 

6. Potensi dan Daya Tarik Unik

Bandung memiliki kekayaan budaya dan sejarah yang menarik, seperti Museum Konferensi Asia-Afrika, yang menambah daya tarik wisata.

Bandung juga dikenal sebagai kota kreatif dengan banyak event dan festival, serta perkembangan industri kreatif dan teknologi. 

Kota Bandung mengedepankan sektor pariwisata karena keindahan alamnya, iklim sejuk, memiliki banyak tempat wisata, dan dukungan infrastruktur serta warga lokal. Sektor ini memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian kota, menciptakan lapangan kerja, dan mendukung perkembangan usaha lokal, menjadikannya sebagai salah satu fokus utama dalam pengembangan ekonomi kota. 

Pencetus bandung sebagai kota wisata adalah Bupati Bandung, R.A.A Martanagara (1893-1918). Di masa kepemimpinannya, Martanagara turut serta dalam memdorong pembangunan infrastruktur kota, seperti jalan,  taman, dan banyak lagi berbagai fasilitas umum yang membuat Kota Bandung pebih menarik sebagai tempat destinasi wisata. 

Namun, peran terbesar mungkin dipegang oleh pemerintah kolonial Belanda, khususnya Gubernur Jenderal J.P. Graaf van Limburg Stirum yang pada tahun 1920-an memindahkan berbagai kantor pemerintahan dari Batavia (Jakarta) ke Bandung. Hal ini menciptakan pembangunan infrastruktur yang lebih modern, seperti hotel mewah, jalan-jalan utama, dan gedung-gedung ikonik seperti Gedung Sate dan Villa Isola. Dengan udara yang sejuk dan pemandangan alam yang indah, Bandung menjadi tempat peristirahatan favorit para pejabat kolonial dan turis. 

Namun, peran terbesar mungkin dipegang oleh pemerintah kolonial Belanda, khususnya Gubernur Jenderal J.P. Graaf van Limburg Stirum yang pada tahun 1920-an memindahkan berbagai kantor pemerintahan dari Batavia (Jakarta) ke Bandung. Hal ini menciptakan pembangunan infrastruktur yang lebih modern, seperti hotel mewah, jalan-jalan utama, dan gedung-gedung ikonik seperti Gedung Sate dan Villa Isola. Dengan udara yang sejuk dan pemandangan alam yang indah, Bandung menjadi tempat peristirahatan favorit para pejabat kolonial dan turis. 

Saat ini, Bandung telah berkembang pesat menjadi salah satu kota metropolitan di Indonesia yang dikenal karena perpaduan antara sejarah, modernitas, dan kreativitas. Begitupun dalam bidang ekonomi bisnis, saat ini bandung telah berkembang menjadi salah satu kota dengan dinamika ekonomi bisnisnya yang beragam di Indonesia. 

Sektor ekonomi dan bisnis di Kota Bandung menunjukkan potensi besar dalam bidang industri kreatif, pariwisata, dan perdagangan. Tetapi hal lain seperti isu lingkungan yang menyelimuti Kota Bandung, seperti banjir dan polusi udara juga menjadi PR tersendiri bagi pemerintah daerah Kota Bandung. 

Kemacetan lalu lintas di Bandung telah menjadi masalah serius yang semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan kota yang pesat. 

Kemacetan lalu lintas di Bandung telah menjadi masalah serius yang semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan kota yang pesat. Sebagai salah satu kota terbesar di Indonesia dan destinasi wisata utama, Bandung menghadapi tantangan besar dalam hal mobilitas dan infrastruktur jalan. Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap kemacetan lalu lintas di Bandung antara lain: 

1. Pengembangan Transportasi Umum:

Pengembangan transportasi umum seperti Trans Metro Bandung (TMB), serta Angkot dan Bus Kota. Pemerintah telah mengembangkan layanan bus Trans Metro Bandung yang beroperasi dengan sistem Bus Rapid Transit (BRT). Rute-rute TMB diperluas dengan tujuan meningkatkan penggunaan transportasi umum sehingga masyarakat tidak bergantung pada kendaraan pribadi. Pemerintah berupaya memperbaiki jaringan angkutan kota dan bus agar lebih terintegrasi dan nyaman bagi pengguna. Selain itu, pemerintah Kota Bandung juga mendorong peremajaan angkot untuk meningkatkan kualitas layanan. 

2. Sistem Satu Arah

Pemerintah Kota Bandung telah menerapkan sistem satu arah (SSA) di beberapa jalan utama, seperti di Jalan Dago, Jalan Merdeka, dan beberapa ruas lainnya. Sistem ini bertujuan untuk memperlancar arus lalu lintas dan mengurangi kemacetan pada pertemuan-pertemuan jalan yang sering menjadi titik macet. 

3. Pembangunan Insfrastruktur Jalan

Seperti Flyover dan Underpass Untuk mengurangi kemacetan di persimpangan dan pertemuan jalan yang padat, pemerintah membangun flyover dan underpass di titik-titik strategis, seperti Flyover Pasupati dan Underpass Jalan Asia Afrika. Infrastruktur ini diharapkan dapat mengurangi pertemuan arus lalu lintas yang menyebabkan kemacetan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun