Mohon tunggu...
Fitri Raudha
Fitri Raudha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Desa Wisata Teksas Wonocolo

28 November 2024   00:20 Diperbarui: 28 November 2024   00:36 6
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Desa Wonocolo adalah desa kecil yang terletak di Kabupaten Bojonegoro bagian barat. Sejak dulu, Desa ini memiliki potensi yang luas biasa dalam bidang pertambangan minyak. Namun, berbeda dengan proses pertambangan miyak di daerah lain yang umumnya menggunakan peralatan modern, tambang minyak di Wonocolo justru masih dengan peralatan tradisional. Meskipun begitu, tetapi hasil produksi minyak ini menjadi salah satu penyumbang pendapatan terbesar di Bojonegoro.

Tak hanya pertambangan minyak saja, di Wonocolo juga terdapat penelitian fosil. rumah singgah, dan museum. Hal ini kemudian menjadikan Wonocolo sebagai daerah yang memiliki daya tarik wisatawan. Pemerintah daerah sendiri telah mengembangkan desa ini sebagai kawasan wisata berbasis geologi yang diberi nama 'Teksas Wonocolo'. Sayangnya, partisipasi masyarakat dalam mendukung pengembangan sektor ini masih minim. Kondisi ini menimbulkan pertanyaan mendalam tentang bagaimana masyarakat lokal dapat diajak lebih aktif dalam mengelola potensi besar ini.

Meskipun terdapat Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) yang sudah dibentuk untuk mengelola pariwisata, peran masyarakat luas masih terbatas. Banyak warga lokal yang lebih memilih tetap bekerja sebagai penambang minyak tradisional dibandingkan melihat peluang ekonomi dari sektor pariwisata.

Salah satu kendala utama adalah kegiatan wisata di Wonocolo yang cenderung monoton, hanya berfokus pada wisata museum dan edukasi geopark. Kurangnya variasi ini membuat Teksas Wonocolo kurang menarik bagi pengunjung. Jika masyarakat diberdayakan untuk menciptakan pengalaman wisata baru, seperti kuliner khas atau seni budaya lokal, sektor pariwisata dapat berkembang lebih dinamis dan inklusif.

Selain itu, pengembangan infrastruktur juga tidak kalah penting. Kurangnya fasilitas, seperti tempat parkir, akses jalan, dan akomodasi memadai, menghambat pertumbuhan wisata. Untuk itu, perlu juga adanya pengembangan infrastuktur yang mendukung agar nantinya desa ini semakin dilirik oleh wisatawan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun