Mohon tunggu...
Fitri Rahmawati
Fitri Rahmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Mahasiswa Jurusan Perbankan Syariah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sejarah Awal Datang dan Masuknya Islam ke Indonesia

26 November 2023   08:11 Diperbarui: 26 November 2023   08:23 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selamat datang di artikel ini yang saya tulis untuk memenuhi tugas UAS Mata Kuliah Sejarah Peradaban Islam (SPI) dengan Dosen Pengampu, Dr. H. Syaeful Bahri, S.Ag, MM, CHCM. Dalam artikel ini saya akan mengulas mengenai "Sejarah Awal Datangnya Islam Ke Indonesia dan Sejarah Awal Masuknya Islam Ke Indonesia " dengan harapan dapat memberikan informasi yang berguna bagi para pembaca. Saya ucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu atas kesempatan ini. Selamat membaca!

A. Sejarah Awal Masuknya Islam Ke Indonesia

Proses masuknya Islam ke Indonesia memunculkan beberapa pendapat. Para Tokoh yang mengemukakanpendapat itu diantaranya ada yang langsung mengetahui tentang masuk dan tersebarnya budaya serta ajaran agama Islam di Indonesia, ada pula yang melalui berbagai bentuk penelitian seperti yang dilakukan oleh orang-orang barat (eropa) yang datang ke Indonesia karena tugas atau dipekerjakan oleh pemerintahnya di Indonesia. Tokoh- tokoh itu diantaranya, Marcopolo, Muhammad Ghor, Ibnu Bathuthah, Dego Lopez de Sequeira, Sir Richard Wainsted.

Sedangkan sumber-sumber pendukung Masuknya Islam di Indonesia diantaranya adalah :

a. Teori Arab (Mekah)
Teori ini diketahui dari pedagang Arab yang melakukan aktivitas perdagangan dengan bangsa Indonesia. Pedagang Arab Telah datang ke Indonesia sejak masa kerajaan Sriwijaya (abad ke-7 M) yang menguasai jalur pelayaran perdagangan di wilayah Indonesia bagian barat termasuk Selat Malaka pada waktu itu. Hubungan pedagang Arab dengan kerajaan Sriwijaya terbukti dengan adanya para pedagang Arab untuk kerajaan Sriwijaya dengan sebutan Zabak, Zabay atau Sribusa. Pendapat ini dikemukakan oleh Crawfurd, Keyzer, Nieman, de Hollander, Syeh Muhammad Naquib Al-Attas dalam bukunya yang berjudul Islam dalam Sejarah Kebudayaan Melayu dan mayoritas tokoh-tokoh Islam di Indonesia seperti Hamka dan Abdullah bin Nuh. 

Teori ini juga didukung oleh Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Hamka) yang menyebutkan bahwa bani Umayyah melakukan perdagangan bersamaan dengan dinasti Tang di China pada 610-907 M. Sriwijaya pada abad ke 714 M dan dinasti umayyah pada 660-749 M. Bukti dari teori ini adalah Makam yang ditemukan di Barus Tapanulli Selatan yang bertuliskan Ha' dan Mim dengan tulisaj angka bahasa arab yaitu 670 M.

b. Teori Persia (Iran)
Teori ini mengatakan bahwa "proses kedatangan Islam ke Indonesia berasal dari daerah Persia". Pencetus dari teori ini adalah Hoesein Djajadiningrat, sejarawan asal Banten. Teori persia lebih menjelaskan tentang kebudayaan yang hidup di kalangan masyarakat Islam Indonesia yang dirasakan mempunyai kesamaan dengan persia. Contohnya seperti tradisi merayakan 10 Muharram atau Asyuro sebagai hari suci kaum Syiah atau kematian Husein bin Ali, Tradisi lain adalah ajaran mistik yang banyak kesamaan, misalnya antara ajaran Syekh Siti Jenar dari Jawa Tengah dengan ajaran sufi Al-Hallaj dari Persia.

c. Teori India (Gujarat)
Teori ini menyebutkan bahwa para pedagang India dari Gujarat mempunyai peranan penting dalam penyebaran agama dan kebudayaan Islam di Indonesia. Karena disamping berdagang mereka aktif juga mengajarkan agama dan kebudayaan Islam kepada setiap masyarakat yang dijumpainya, terutama kepada masyarakat yang terletak di daerah pesisisr pantai. Teori ini lahir selepas tahun 1883 M. Dibawa oleh Snouch Hurgronye. Pendukung teori ini, diantaranya adalah Dr. Gonda, Van Ronkel, Marrison, R.A. Kern, dan C.A.O. Van Nieuwinhuize.
 

d. Teori Cina
Menurut teori cina, peran orang tionghoa pada penyebaran islam yaitu melalui budaya. Teori ini percaya bahwa masuknya islam ke Indonesia terjadi pada masa pemerintahan Dinasti Tang pada tahun 618-905 M. Masuknya islam ke Indonesia terjadi secara bersamaan dengan migrasi besar-besaran muslim Cina ke Asia Tenggara yang kemudian menetap di Sumatera bagian Selatan pada tahun 879 M. 

B. Sejarah Awal Masuknya Islam ke Indonesia

Menurut para sejarawan Islam masuk ke Indonesia melalui beberapa jalur, sehingga dengan cepat dapat diterima oleh masyrakat Indonesia.
Jalur-jalur yang dilakukan oleh para penyebar Islam yang mula-mula di Indonesia adalah sebagai berikut :

a. Melalui Jalur Perdagangan
Diantara saluran Islamisasi di Indonesia pada taraf permulaannya ialah melalui perdagangan. Hal ini sesuia dengan kesibukan lalu lintas perdagangan abad-7 sampai abad ke-16, perdagangan antara negeri-negeri di bagian barat, Tenggara dan Timur benua Asia dan dimana pedagang-pedagang Muslim (Arab, Persia, India) turut serta menggambil bagiannya di Indonesia. Penggunaan saluran islamisasi melalui perdagangan itu sangat menguntungkan. Hal ini menimbulkan jalinan di antara masyarakat Indonesia dan pedagang.

b. Melalui Jalur Perkawinan
Perkawinan merupakan salah satu dari saluran-saluran Islamisasi yang paling memudahkan. Karena ikatan perkawinan merupakan ikatan lahir
batin, tempat mencari kedamaian diantara dua individu. Saluran Islamisasi melalui perkawinan yakni antara pedagang atau saudagar dengan wanitia pribumi juga merupakan bagian yang erat berjalinan dengan Islamisasi. Jalinan baik ini kadang diteruskan dengan perkawinan antara putri kaum pribumi dengan para pedagang Islam. Melalui perkawinan inilah terlahir seorang muslim. Dari sudut ekonomi, para pedagang muslim memiliki status sosial yang lebih baik daripada kebanyakan pribumi, sehingga penduduk pribumi, terutama putri- putri
bangsawan, tertarik untuk menjadi istri saudagar-saudagar itu. Sebelum kawin, mereka diislamkan terlebih dahulu. Setelah setelah mereka mempunyai kerturunan, lingkungan mereka makin luas. Akhirnya timbul kampung-kampung, daerah-daerah, dan kerajaan-kerajaan muslim.

d. Melalui Jalur Pendidikan
Para ulama, guru-guru agama, raja berperan besar dalam proses Islamisasi, mereka menyebarkan agama Islam melalui pendidikan yaitu dengan mendirikan pondok-pondok pesantren merupakan tempat pengajaran agama Islam bagi para santri. Pada umumnya di pondok pesantren ini diajarkan oleh guru-guru agama, kyai-kyai, atau ulama-ulama. Mereka setelah belajar ilmu-ilmu agama dari berbagai kitab-kitab, setelah keluar dari suatu pesantren itu maka akan kembali ke masing-masing kampung atau desanya untuk menjadi tokoh keagamaan, menjadi kyai yang menyelenggarakan pesantren lagi. Semakin terkenal kyai yang mengajarkan semakin terkenal pesantrennya, dan pengaruhnya akan mencapai radius yang lebih jauh lagi.

e. Melalui Jalur Kesenian
Saluran Islamisasi melalui seni seperti seni bangunan, seni pahat atau ukir, seni tari, musik dan seni sastra. Misalnya pada seni bangunan ini telihat pada masjid kuno Demak, Sendang Duwur Agung Kasepuhan di Cirebon, masjid Agung Banten, Baiturrahman di Aceh, Ternate dan sebagainya. Contoh lain dalam seni adalah dengan pertunjukan wayang, yang digemari oleh masyarakat. Melalui cerita-cerita wayang itu disisipkan ajaran agama Islam. Seni gamelan juga dapat mengundang masyarakat untuk melihat pertunjukan tersebut. Selanjutnya diadakan dakwah keagamaan Islam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun