Mohon tunggu...
Fitri Rahmatun
Fitri Rahmatun Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ekonomi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Accounting

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Dampak Ekonomi Covid-19 terhadap "OMO Juice & Boba"

8 September 2021   23:20 Diperbarui: 8 September 2021   23:30 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Untuk omsetnya penurunanya hampir 80% selama pandemi ini. Sebelum ada Pembatasan Pemberlakuan Kegiatan Masyarakat (PPKM ) ini mereka di targetkan dalam waktu satu bulan jika bisa menaikkan presentanse penjualan 20% maka akan mendaptkan reward.

Sebelumnya OMO hanya berjualan di offline saja, tetapi karena ada PPKM akhirnya OMO berjualan secara online melalui gofood, grabfood, delivery order untuk menambah omset mereka. Meskipun sudah berjualan secara online tetapi untuk mendaptkan omset yang sama seperti sebelum pandami ini sangat sulit sehingga menjadi tantangan tersendiri bagi pemilik outlet ini bisa tetap bertahan dan pemasukannya bertambah.

jam operasionalnya pun juga berkurang selama pandemi ini. Yang dulunya buka mulai dari jam 9 pagi sampai jam 10 malam sekarang dibatasi hanya sampai jam 8 malam. Padahal biasanya ramai pengunjung itu ketika malam hari.

Sebenarnya di OMO akan menambah menu-menu terbaru yang disukai anak-anak dan remaja seperti seblak, mie pedas. Tetapi melihat kondisi yang masih belum memungkinkan jadi rencananya akan ditambah setelah PPKM selesai nanti.

Sebagai pengusaha harus bisa peka terhadap keadaan sekitar dan terus berinovasi mengikuti perkembangan zaman terutama di dunia kuliner. Terkadang masyarakat mudah bosan kalau menu nya Cuma itu-itu saja. 

Selain itu juga harus kreatif untuk mempertahankan usaha kita dan jangan hanya berpatokan untuk berjualan makanan atau minuman yang sedang hits atau kekinian karena banyak juga sekarang orang yang memiliki usaha minuman atau makanan yang kekinian tetapi baru berjalan beberapa bulan sudah berhenti karena sepi pembeli. 

Apalagi di masa pandemi seperti ini harus bisa menyesuaikan dengan keadaan, kalau bisa kita mengambil untung sedikit yang penting pembeli banyak daripada kita menjual dengan harga tinggi tetapi sepi pembeli. Karena para pembeli juga harus bisa mengatur keuangan mereka agar tetap bisa bertahan hidup di masa sekarang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun