Mohon tunggu...
fitrirahmadhani
fitrirahmadhani Mohon Tunggu... Perawat - mahasiswi

saya seorang mahasiswi yang bekerja dan berkuliah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sering Overthingking Masa Depan? Kenali Tanda- Tanda Quarter-Life Crisis

21 Desember 2024   09:00 Diperbarui: 22 Desember 2024   07:45 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

4. Merasa Tidak Puas dan Terjebak akan hasil buruk pekerjaan yang telah dilakukanya Kebanyak orang yang mengalami quarter life crisis merasa terjebak dalam pekerjaan yang tidak memuaskan. Kamu merasa pekerjaanmu tidak sesuai dengan passion atau minat, hanya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup tanpa ada kebahagiaan. Hal ini membuatmu merasa waktu dan energi terbuang tanpa hasil jangka panjang yang jelas. Kamu juga mulai merasa kariermu tidak berkembang sesuai harapan, yang akhirnya menyebabkan frustrasi dan keinginan mencari jalan baru yang lebih memuaskan. 

5. Masalah Keuangan yang Membebani Pada usia ini, banyak orang merasa tertekan dengan beban keuangan, seperti hutang pendidikan, cicilan rumah, atau biaya hidup yang tinggi. Ketidakpastian finansial bisa membuatmu bingung mengatur uang dan merasa tidak aman. Kekhawatiran tentang masa depan keuangan sering mengganggu tidur dan kesejahteraan mentalmu, menjadi sumber utama stres dan kecemasan yang berkelanjutan. 

 6. Kehilangan Minat pada hal-hal yang sebelumnya menyenangkan Saat quarter life crisis, kamu bisa kehilangan minat pada hal-hal yang dulu disukai, seperti hobi, aktivitas, atau pertemanan. Apa yang dulu membuatmu bahagia kini terasa membosankan dan tidak menarik. Ini bisa jadi tanda bahwa kamu sedang mencari hal yang lebih bermakna dalam hidup, dan membuatmu merasa terisolasi atau kesepian. 

7. Perasaan isolasi sosial dan emosional Perasaan terisolasi, baik sosial maupun emosional, sering muncul saat quarter life crisis. Meskipun dikelilingi orang-orang, kamu merasa sendirian dan sulit berbagi perasaan. Tekanan untuk tampil baik bisa memperburuk perasaan ini, membuatmu takut dihakimi atau dianggap lemah jika menunjukkan perasaan sesungguhnya. Quarter life crisis adalah bagian dari perjalanan hidup yang bisa menjadi momen penting untuk refleksi dan pertumbuhan pribadi. 

Meski bisa terasa sulit, fase ini memberi kesempatan untuk lebih memahami diri sendiri, mengevaluasi tujuan hidup, dan mengejar hal-hal yang benar-benar berarti. Dengan mengenali tanda-tanda dan belajar cara menghadapinya, kamu bisa melewati fase ini dengan lebih baik dan menemukan arah yang lebih jelas untuk masa depan. Ingat, ketakutan dan kebingungan hanyalah bagian dari proses, jangan biarkan hal itu menghalangimu untuk terus berkembang dan menemukan tujuan hidup yang sesungguhnya. Kesimpulan Quarter life crisis (QLC) adalah fase emosional yang umum dialami oleh individu di usia 20-an akhir hingga awal 30-an, yang ditandai dengan kebingungan tentang tujuan hidup, rasa takut ketinggalan (FOMO), keraguan diri, ketidakpuasan dengan pekerjaan, masalah keuangan, kehilangan minat pada hal-hal yang sebelumnya disukai, serta perasaan isolasi sosial dan emosional. Fase ini sering kali muncul karena tekanan untuk meraih kesuksesan, tuntutan sosial, dan banyaknya pilihan hidup yang menambah kecemasan. Meskipun tantangan ini berat, quarter life crisis juga dapat menjadi kesempatan untuk refleksi, pertumbuhan pribadi, dan menemukan tujuan hidup yang lebih bermakna. Dengan memahami tanda-tanda dan cara menghadapinya, individu dapat melewati fase ini dengan lebih baik, membuat keputusan yang lebih bijak, dan menciptakan kehidupan yang lebih memuaskan. 

Penulis : Fitri Rahmadhani Mahasiswa Akuntansi, Universitas Pamulang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun