Mohon tunggu...
Fitri Rahayu
Fitri Rahayu Mohon Tunggu... Guru - Guru TK Tunas Jaya

Menulis dan bercerita

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Linggis untuk Anak Paud, Amankah?

5 November 2024   09:42 Diperbarui: 5 November 2024   09:46 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Linggis untuk Anak Paud, amankah?


Apa nih yang ada di dalam benak bapak ibu guru saat mendengar kata linggis? benda tajam yang terbuat dari besi yang biasa digunakan untuk menggali atau membersihkan gulmakah? Kalau itu yang muncul berarti kita masih harus berpikir lebih positif lagi.
Linggis yang di maksud sebenarnya apa? Ini ada kaitannya dengan bulan bahasa yang sedang berlangsung saat ini. Linggis adalah sebuah program literasi yang saya buat untuk mempermudah kita mengingatnya. Ini sengaja menggunakan kata linggis dengan tujuan anak bisa mengenal alat tradisional yang dulu sering digunakan para petani di Bangka untuk berkebun, selain itu untuk memudahkan anak untuk mengingat sebuah kegiatan yang ada di sekolah kita.


Linggis merupakan akronim dari literasi pagi yang sangat asyik sekali. Kegiatan ini sudah saya lakukan sejak dua tahun terakhir. Apa bisa dilakukan oleh anak-anak paud/TK? Tentu saja bisa, ini sudah saya coba dan alhamdulillah hasilnya terlihat jelas. Namun, semua butuh proses yang tidak mudah terlebih menanamkan suatu kebiasaan baru pada peserta didik yang notabene hanya punya daya fokus maksimal 5-10 menit saja.


Bagaiamana kegiatan Linggis ini dilaksankan? Kagiatan ini saya coba lalkukan di pagi hari sesaat sebelum anak memasuki kegiatan inti. Setelah berbaris masuk kelas anak akan saya suguhkan dengan buku-buku cerita bergambar dan berbagai buku masalah, LKS, dan kliping buatan mereka sendiri. Setiap anak akan memilih satu buku yang mereka sukai, saya akan memberikan waktu 5 sampai 10 menit untuk mereka membuka serta membaca gambar untuk yang belum bisa membaca dan membaca tulisan untuk anak yang sudah bisa membaca. Setelah itu barulah saya minta mereka menceritakan kembali isi buku yang telah mereka lihat/baca. Biasanya saya akan meminta mereka bergiliran untuk menceritakan isi bukunya di depan kelas, bisa juga sesekali diselingi dengan mereka menuangkan apa yang mereka lihat/baca daalam bentuk gambar bebas lalu menceritakan isi gambarnya. Sesekalu waktu terkadang saya juga meminta mereka untuk menuliskan satu atau dua kata yang mereka temukan sesuai yang disukai anak-anak.


Tujuan dari kegiatan Linggis ini apa? Pertama untuk membiasakan anak mencintai dunia baca dan buku. Saat ini minat baca anak-anak kita sangat jauh di bawah rata-rata yang seharusnya. Jika kita menggiatkan kembali bukan tidak mungkin nanti akan hilang sama sekali dari anak-anak kita minat untuk membaca buku cetak ini. Kedua tujuannya adalah menumbuhkan dan melatih rasa percaya diri pada anak, ketiga melatih rasa tanggungjawab, Keempat melatih rasa empati dan kolaborasi pada anak.


Kegiatana Linggis ini bisa dijadikan kegiatan rutin di pagi hari. Mulailah dengan mengajak mereka untuk melihat hal-hal yang menarik pada buku. Terkadang saya juga mengganti kegiatan dengan membacakan cerita untuk anak sebelum belajar, baru dilanjutkan dengan tanya jawab mengenai isi buku yang mereka dengar dan menceritakan kembali isi cerita.


Demikian sekilas tentang Linggis, literasi pagi yang sangat asyik sekali. Jika sudah dilakukan secara rutin semua yang menjadi tujuan dari kegiatan ini akan mulai nampak pada anak-anak kita. Semoga bisa mermanfaat, ya, untuk bapak ibu Guru semua. Kolaborasi anaktara guru dan orang tua akan sangat membantu perkembangan literasi anak- anak kita sebagai generasi penerus bangsa. Salam Literasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun