Semua pendidik di Indonesia pastinya tidak asing lagi dengan istilah diseminasi yaitu  kegiatan yang ditujukan untuk kelompok/individu tertentu untuk menerima informasi, kemudian tumbuh kesadaran untuk memahaminya hingga diakhir bisa memanfaatkan ilmu/informasi yang didapat.
Kali ini yang akan saya ulas adalah pengalam saya selama mengikuti diseminasi PJOK khususnya kegiatan lokakarya atau tatap muka di sela pembelajaran daring yang telah berjalan kurang lebih dua bulan. Pada kesempatan kali ini, saya dan teman-teman satu kelas yang selama ini hanya bertemu secara tatap maya bersama fasilitator akhirnya bisa bertemu secara luring alias tatap muka. Jika boleh jujur pembelajaran dengan tatap muka lebih menyenangkan dari pertemuan tatap maya. Bagaimanapun keduanya mempunyai kelebihan serta kekurangannya masing-masing.
Selama tatap maya keuntungan yang didapat adalah waktu menjadi lebih fleksibel, dalam artian tidak menganggu jam mengajar kita selaku guru kelas. Kelemahan dari tatap muka, ada waktu untuk mengajar yang harus kita korbankan karena berkegiatan dari pagi hingga sore full. Namun, terlepas dari kelebihan dan kekurangnya masing-masing semua sudah diatur oleh BGP daerah masing-masing sesuai dengan porsinya sehingga tidak terlalu menganggu tugas utama kita sebagai seorang guru terlebih guru kelas seperti saya.
Diseminasi PJOK untuk wilayah Bangka Belitung kali ini adalah angkatan kedua yang diikuti oleh 146 orang peserta dari jenjang TK sampai dengan SMA/SMK. Bagaimana bisa terjaring sebagai perserta? tentu saja melalui penjaring peserta dari simpkb masing-masing yang selanjutnya diseleksi lagi oleh tim BGP masing-masing daerah.
Sebagai guru di Taman Kanak-Kanak menjadi guru PJOK adalah hal dan pengalam baru yang sangat berharga. Pasalnya selama ini tidak ada mata pelajaran khusus PJOK di setiap satuan Paud. Mengapa? Karena pembelajaran PJOK di Taman Kanak-kanak sudah terintegrasi secara menyeluruh ke pembelajaran tematik. Kegiatan fisik ini biasanya dilakukan pada kegiatan jurnal pagi dan juga senam pagi bersama setiap hari Jumat.
Pembelajaran PJOK ternyata sangat luas pengertiannya tidak hanya pada kegiatan senam saja melainkan ada rangkaian gerak, jasmani, dan kebuagaran. Pada lokakarya diseminasi kali ini yang dibahas adalah modul 2 tentang Keterampilan Pedagogi Guru PJOK yang berpusat pada Peserta Didik. Modul 2 ini terdiri dari lima bagian diantaranya:
- 2.1 tentang Keterampilan Mengajar PJOK yang Efektif, pada bagian ini yang menarik adalah kita bisa menganalisis apakah pembelajaran PJOK yang kita berikan sudah efektif atau belum dengan adanya analisis pengembangan konten, umpan balik, dan waktu belajar. Kita tidak menentukannya berdasarkana perasaan melainkan analisis dengan data yang nyata.
- 2.2 tentang Startegi Mengajar PJOK yang terdiri dari metode mengajar (bagian, keseluruhan, campuran, progresif), strategi mengajar ( instruksional dan non istruksional), pendekatan mengajar( langsung-tidak langsung, teknis-taktis, konsep-keterampilan), gaya mengajar( kontekstual, Projek, masalah, kooperatif, gerak, kebugaran, olahraga, perkembangan, petualangan), dan gaya mengajar(komando, latihan, timbal balik, pemerikasaan diri, peyertaan, penemuan, konvergen, divergen, individu, inistiatif belajar, belajar mandiri, pemecahan masalah, berpusat pada murid, dan inquiri). dari semua ini yang terpenting adalah guru bisa memadukan berbagai strategi yang dikuasainya dan juga sejalan dengan kebutuhan anak karena setiap guru mempunyai gaya mengajar yang berbeda dan unik.
- 2.3 tentang Model Pendidikan Gerak yaitu berkenaan dengan konsep ruang, usaha, tubuh, dan keterhubungan. Dengan memahaminmateri ini kita bisa memahami mana yang termasuk gerak ruang, usaha, tubuh, serta keterhubungan yang dilambangkan seperti sebuah pohon. Semua mempunyai peran yang penting dan saling berkaitan satu sama lainya.
- 2.4 tentang Model Pendidikan Kebugaran yag berhubungan dengan aktivitas fisik tubuh, latihan yang akan dilakukan, dan merancang sebuah program. Satu hal yang perlu kita ingat sebagai guru PJOK bahwa kita tidak bisa menciptakan kebugaran siswa tetapi kita bisa membuat siswa memahami arti pentinganya kebugaran bagi tubuhnya dengan mengajak mereka menjadi aktif untukn berkegiatan fisik seumur hidup mereka sesuai dengan tingkat usianya.
- 2.5 tentang model Sport Education, ini adalah materi yang paling menarik karena SEM memberikan pengalaman nyata secara penuh/ menyeluruh pada anak dalam pembelajaran PJOK, di mana dengan SEM anak akan belajar tentang keterampilan, taktik, kerjasama, strategi, aturan permainan, disiplin, dan tanggungjawab sosial melalui perannya masing-masing. SEM memungkinkan anak yang tidak menyukai kegiatan olahraga bisa ikut berperan dalam kegiatan yang diadakan melalui peran yang mereka sukai bisa ajadi komentator, penonton, wasit, konten kreator, desainer, pelatih, manejer, MC, bagian media, bagian keamanan, dan lain sebagaianya sesuai dengan kebutuhan kegiatan yang diadakan. Satu hal lagi yang menarik tentang SEM, ini bisa dijadikan sebagai kegiatan P5 guru PJOK.
Sungguh tidak ada satu hal pun yang akan membuat kita rugi saat sedang mengikuti kegiatan belajar seperti diseminasi ini. banyak ilmu dan pengalaman baru yang bisa kita pelajari. Terima kasih kepada BGP wilayah kepualauan Bangka Belitung yang telah menyelenggarakan kegiatan ini. Terima kasih juga kepada para fasilitator yang sudah membersamai kami secara daring dan luring. Terima kasih juga untuk teman-teman seperjuangan yang begitu kompak dan luar biasa semoga kita semua bisa lulus dengan hasil yang memuasakan. Salam olahraga, jaya!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI