Memang beberapa orang berpendapat, bahwa hati yang patah akan lebih "cepat" sembuh jika kita obati dengan sepotong hati yang baru(hati dengan hati) . TAPI HANYA SEMENTARA!!
Seberapa sakti hati itu, semuanya SEMENTARA.
Untuk apa kita mencari sepotong hati ya baru, yang akhirnya akan mematahkan hati kita lagi , bahkan lebih sakit dan pedih?
Kenapa hal itu bisa terjadi? Karena "harapan". Menambatkan harapan pada seseorang hanya akan berujung kekecewaan, karena memang manusia adalah tempatnya salah dan lupa. ( )
Jadi berdasarkan pengalamanku,Â
OBAT YANG PALING MUJARAB adalah SANG PEMILIK HATI. Bagaimanapun sakitnya seseorang, ketika kita serahkan hati kita pada-Nya, yang ada hanyalah rasa tenang, syukur dan terimakasih. Hingga tidak ada yang dapat menyakiti, kecuali rasa jauh dari - Nya, Rasa takut meninggalkan - Nya, dan Rasa tidak istiqomah menuju jalan-Nya.
Dan  ketika ada cinta yang datang, akan secara otomatis berlandaskan cinta pada Allah. Bahasa yang sering dipakai (fillah /lillah). Sering kita dengan (Aku mencintaimu karena Allah). Namun kata ini tak semudah diucapkan ataupun dituliskan. Kata ini butuh bukti konkret untuk komitmen menyerahkan semuanya pada Allah. (saya  juga lagi proses, ayo sama-sama berpotensi :) )Â
Ya Allah berikan kami kekuatan untuk selalu istiqomah menuju jalan-Mu. Aaamiiin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H