Ukuran dekat? Sebenarnya setiap hal punya ukuran, termasuk dekat. Dekat  di jarak ataupun dekat di hati. Secara pribadi, dekat dengan jarak tergantung dengan apa yang kita pakai untuk mendekat : berjalan kaki, bersepeda, atau berpesawat. Namun dekat di hati (menurutku) adalah ketika setiap saat kita selalu memikirkannya. Hati kita bergetar saat mendengar namanya disebut, da ingin selalu bercakap dengannya.
Poinnya, ketika rasa sayang /cinta itu mendekatkan kita pada Allah:
1. Kita akan selalu mengingat Allah dalam situasi dan kondisi apapun.
2. Apa-apa yang kita lihat dan kita rasakan, selalu kita hubungkan pada Allah.
3. Ibadah kita menjadi lebih banyak, yang biasanya baca qur'an sehari 2 halaman, jadi 8 halaman. Sholat dhuha dan tahajud istiqomah. Terlebih sholat fardhu dengan kesunahannya.
4. Hati dan jiwa kita tenang, karena semua sudah digantungkan pada Allah.
Namun ketika rasa sayang /cinta itu TIDAK menunjukkan tanda-tanda di atas, bahkan membuat kita larut dengan rasa dan mengesampingkan kemesraan kita dengan Allah, maaf saja "bismillah selamat tinggal".Â
Untuk apa mempertahankan hal - hal yang membuat galau, sedih, stres, frustrasi, sakit, terlebih melupakan kedekatan kita pada Allah? Bahkan orang yang kita pertahankan tak peduli pada kita. Udah terus perbaiki diri saja.
Lebih baik berdamai dengan diri sendiri, dan melepaskan apa pun yang menjerat kita menuju jalan-Nya.
Oh iya, tentang sepotong hati yang baru.
Menurutku, percuma saja hati kita yang patah diobati dengan sepotong hati yang baru, karena akhirnya toh akan menyakiti juga.