Mohon tunggu...
Fitri Marisa
Fitri Marisa Mohon Tunggu... Ordinary Person -

Make each day count, God always keep our dream, Link terkait : http://fitrimarisa.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hangatnya "Pasar Kriyek" Pesisir Lamongan, Sehangat Pelukan Ibu..

9 Juli 2016   14:18 Diperbarui: 9 Juli 2016   14:32 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rangkaian tur liburan lebaran kali ini tidak melewatkan tradisi berkunjung ke keluarga, salah satunya berkunjung keluarga yang berada di pesisir pantai utara yaitu di paciran Kabupaten Lamongan. Paciran berada di perbatasaan antara kabupaten Gresik dan Lamongan. Terletak di pesisir pantai utara, tidak heran jika sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai nelayan, selebihnya berdagang dan sedikit yang menjadi pegawai. Nuansa keislaman hingga saat ini masih terjaga cukup baik, mungkin karena daerah ini menjadi salah satu basis dakwah Sunan Drajat di masa lampau. Nuansa keislaman ini juga yang membawa Paciran menjadi desa santri terbesar di dunia. (sumber:  http://tlc-thelovecity.blogspot.co.id/). Dengan suhu cenderung panas ber-angin membuat badan selalu berkeringat dan dahaga setiap saat.


pasar kriyek berada di lorong gang perkampungan penduduk
pasar kriyek berada di lorong gang perkampungan penduduk


Paciran memiliki kekayaan laut yang melimpah ruah, bahkan dalam beberapa tahun terakhir menjadi kecamatan yang memiliki inkam perkapita tertinggi di Jawa timur. Bagi pengunjung yang menyukai tempat pariwisata, maka Paciran menyuguhkan beberapa tempat wisata yang menarik antara lain Wisata bahari Lamongan (WBL), Gua maharani, tanjung Kodok, TPI (Tempat Pelelangan Ikan).  dan beberapa wahana-wahana kecil yang bernuansa air ikut meramaikan dan menjadi salah satu item pilihan bagi pengunjung. Pengunjung yang menyukai kuliner tidak perlu khawatir, anda akan disuguhi makanan-makanan khas yang menggugah selera, mulai jajanan tradisional hingga makanan berat seperti Wingko, Jumbrek, lepet, Sego Punar, Sego Gureh, Es Legen, Es Siwalan,Garang Asem, Kepiting kare, dan lain lain.

Ada satu tempat yang menarik perhatian saya yaitu Pasar Kriyek. Pasar ini terletak di Desa Dengok. Tempat ini beberapa kali saya kunjungi untuk sekedar mencari udara segar sambil melihat-lihat jajanan khas tradisional yang dijual di pasar serta menikmati keramahan interaksi pedangan dan pembeli di pasar. Moment ini begitu saya nikmati bukan hanya karena suka membeli barang belanjaan tapi kehangatan interaksi orang-orang di pasar yang sedikit ditemui di kota. Pasar ini dinamakan Pasar Kriyek yang artinya "ramai tapi sebentar". Pasar Kriyek tempatnya tidak permanen dengan menempati salah satu gang kecil perkampungan penduduk dengan kondisi seadanya, dibuka mulai pagi selepas subuh hingga sekita jam 10.

Nampaknya tempat tidak mempengaruhi surutnya minat pembeli untuk datang ke Pasar Kriyek karena setiap hari Pasar Kriyek selalu padat pembeli. Beraneka ragam dagangan dijual yang kebanyakan kebutuhan pokok untuk bahan masakan sehari-hari, beberapa jenis jajanan tradisional, dan bahkan ada satu atau dua stand yang menjual pakaian. Sayur-sayuran tidak banyak ada di Pasar Kriyek dan hal ini berlaku di semua pasar di Paciran karena sulitnya sayur tumbuh di daerah Paciran maka sayuran yang dijual berasal dari kecamatan atau kabupaten lain dan jumlahnya terbatas. Dengan kondisi ini penduduk terbiasa makan dengan sedikit sayur dan banyak ikan laut. Maka bisa diistilahkan menu manakan penduduk Paciran selama ini yaitu lauknya ikan, dan sayurnya pun juga ikan. Untuk menggantikan sayur, penduduk lebih banyak mengkonsumsi buah-buahan.

Pada moment lebaran ini, Pasar Kriyek tidak mau kalah dalam ambil bagian untuk ikut meramaikannya. Jenis bahan makanan yang dijual pedangan lebih bervariasi. Yang banyak disediakan para pedangan saat moment lebaran adalah menjual ketupat yang bungkusnya terbuat dari anyaman daun lontar, bentuknya jajaran genjang, dan biasanya dimakan dengan sayur santan. Banyak jenis Ikan laut dapat ditemui di beberapa stand pedagang mulai yang dijual matang seperti pindang, bakar, asap maupun yang masih segar, sungguh menggugah selera. Rasanya seru melihat para ibu-ibu berebut memilih barang yang paling bagus, dan luwesnya tawar menawar barang meninggalkan kesan tersendiri. Sembari memilih barang yang dibeli, sesekai mereka saling bertegur sapa, bersalaman dan terkadang berbincang.Wajah ramah dan apa adanya,satu kekhasan yang tampaknya dapat dirasakan setiap pengunjung.

Aneka ikan olahan di Pasar Kriyek
Aneka ikan olahan di Pasar Kriyek



Ketupat dan krupuk ikan khas Paciran
Ketupat dan krupuk ikan khas Paciran


Rajungan segar siap dibeli
Rajungan segar siap dibeli


Gula aren untuk membuat Es Dawet Legen
Gula aren untuk membuat Es Dawet Legen


aneka jajanan tradisional dari ketela pohon
aneka jajanan tradisional dari ketela pohon


Dengan semangat saya menemani Ibu mertua membeli bahan pokok untuk persiapan makan bersama di moment lebaran seperti ketupat, rajungan/kepiting, ayam, dan lain-lain.Hingga tidak terasa barang belanjaan semakin bertambah berat dan kami mengakhiri episode belanja di Pasar kriyek dengan membeli Sego Gureh (Nasi Gurih) yang mirip nasik uduk dan srawut (ketela pohon yang diparut dan dikukus dengan gula aren). Kemudian kami kembali ke rumah dengan berjalan kaki dengan masing-masing membawa kresek belanjaan yang lumayan berat. Kami berjalan santai sambil membawa belanjaan yang cukup berat, rasanya memang lelah tapi menyenangkan, dan saya mensyukurinya dapat berbelanja di pasar kriyek yang hangatnya sehangat pelukan ibu. :D

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun