Erupsi tersebut begitu besar, sehingga menciptakan batuan yang terlihat di sekitar Toba, yang sebenarnya merupakan batuan dasar Pulau Sumatera. Hal ini sangat jarang ditemukan pada ledakan Gunung Api lainnya.
Lebih lanjut, Indyo Pratomo menerangkan proses ketika kaldera yang kosong kemudian terisi air dan membentuk Danau Toba. Sedangkan dasar danau yang terangkat oleh desakan magma, akhirnya menjadi Pulau Samosir. Hingga saat ini, Toba menjadi situs kaldera yang masih diminati para peneliti dari mancanegara.
Prof. Harini Muntasib, ahli ekowisata Institut Pertanian Bogor (IPB), hadir secara virtual dan membawakan materi berjudul: "Optimalisasi sektor pariwisata Danau Toba melalui pengembangan wisata berwawasan lingkungan."
Menurut beliau, branding perlu dilakukan lebih tajam, mengingat Indonesia mempunyai gunung api raksasa yang paling besar letusannya di dunia.
Beliau mengatakan bahwa dalam pariwisata, alam perlu "bicara" kepada pengunjungnya. Menurut beliau, film yang mengangkat Toba perlu dilengkapi dengan objek geologi dan danaunya. Jejak geologi tersebut jangan sampai hilang karena kawasan ini adalah museum alam dunia yang luar biasa.
Selain keindahan panorama, terdapat endapan seperti endapan danau (Huta Tinggi) dan endapan lahar (Debris) di kawasan ini. Ada pula endapan danau dan diatom lintasan Salaon Toba. Diatom merupakan sejenis tumbuhan yang ada di Danau Toba. Kedua keunikan tersebut masih ada sampai sekarang.
Berbagai jenis tumbuhan dapat pula diangkat menjadi tema-tema luar biasa untuk wisata berbasis lingkungan. Ada andaliman, daun sirih, jeruk purut/pangir, pohon beringin/hariara, kopi ateng jaluk, dan pohon pinus.
Selain tumbuhan, ada juga jenis-jenis ikan endemik yang dapat dipromosikan di Danau Toba, yaitu ikan (ihan) Batak.
Lalu, terdapat juga objek budaya dalam konteks untuk manusia beradaptasi dengan lingkungannya di kawasan Toba.
Unsur budaya Batak tersebut adalah marga, dalihan natolu, adat, tujuan dan pandangan hidup (Nainggolan, 2014). Perlu diangkat bagaimana proses manusia berinteraksi dengan alam yang akhirnya membentuk suatu budaya yang khas. Proses adaptasi di Kabupaten-kabupaten di kawasan Danau Toba tersebut juga menimbulkan mitos atau sejarah.