Sejak lama, Sabtu telah menjadi hari istimewa bagi saya untuk berburu kata. Di toko buku, pusat perbelanjaan, kafe, atau pasar, saya mengamati orang-orang dan kejadian dengan sepenuh perhatian. Sesekali saya membayangkan bila percakapan yang terjadi di sekitar saya sedang terjadi di tempat atau dimensi lain. Segala hal yang menarik saya tangkap, simpan, sebelum memasaknya hingga matang dalam benak.
Tapi itu dahulu, sebelum pandemi melanda sehingga saya harus mengurangi mobilitas. Sekarang saya lebih banyak menghabiskan waktu untuk berburu kata di rumah saja. Halaman belakang atau teras depan menjadi tempat favorit saya untuk berburu kata. Meskipun tidak terlalu luas, saya berusaha membuat kedua tempat itu menjadi nyaman dengan menghadirkan ragam tanaman.
Selain tanaman, langit sore menjadi kanvas luas yang tak kalah penting bagi saya. Saat penat menatap layar, saya sering menengadah pada langit yang terbentang. Langit membawa saya berkelana mengunjungi tempat-tempat dan kejadian. Apa, siapa, kapan, mengapa, di mana dan bagaimana seolah terlukis di sana, siap diolah menjadi aneka cerita.
Hari ini, mulai subuh saya sudah terjaga gara-gara tadi malam sebuah frasa terus mengusik saya. Karena itu saya harus berburu kata. Namun, karena kondisi tidak memungkinkan, terpaksa saya harus berhenti sebelum semuanya rampung. Itu bukan masalah, karena dalam sebuah perburuan, hasil akhir tak selalu jadi yang utama.
Mungkin bagi sebagian orang, Sabtu adalah waktu untuk beristirahat dari kata-kata. Tapi bagi saya, Sabtu senantiasa menjadi hari spesial untuk perburuan kata-kata. Tidak harus bepergian, di mana pun tempatnya, kata-kata sedang menanti untuk segera dibidik.
Salam sehat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI