Sebagai orang yang tergolong jarang update status di media sosial (menurut penilaian teman-teman pegiat media sosial), entah mengapa ketika ide menarik muncul di benak saya beberapa hari yang lalu, ide tersebut langsung saya posting di salah satu akun media sosial saya. Singkat saja bunyinya.
"Kita sedang merayakan Asian Games 2018.
Boleh dong, yang benci-benci libur dulu?"
Sejujurnya, saya tidak memiliki niat buruk dengan menulis status yang mengandung unsur humor tersebut. Saya tak menyangka, status itu ternyata cukup menggemaskan, sehingga terjadi "perang komentar" yang alot di bawah status tersebut. Komentar-komentar gigih itu membuat saya tercengang, menyadari betapa sensitifnya kita di media sosial.
Status sederhana itu akhirnya ditafsirkan bak air mengalir sampai jauh* (syair Lagu Bengawan Solo). Status tersebut lantas dikait-kaitkan dengan acara pembukaan Asian Games 2018, aksi motor presiden di atas panggung, kenakalan anak di jalanan, dan seterusnya. Sungguh di luar prediksi saya.
Saya semakin terkejut manakala menemukan komentator fanatik yang dengan giatnya membalas komentar-komentar orang lain di status tersebut.
Hal yang kemudian menarik bagi saya ialah, apa yang mendasari seseorang sehingga rela meluangkan banyak waktu untuk mengomentari status orang lain? Apakah status saya tersebut dianggap "berpotensi" berseberangan dengan hal-hal yang ia yakini? Atau mungkin, meninggalkan puluhan komentar di status orang lain kini dianggap sebagai prestasi yang membanggakan?
Sejujurnya, alasan saya menulis status tersebut akibat keprihatinan terhadap "kericuhan" media sosial saat ini. Lini masa dipenuhi kritik desktruktif yang masih berkutat seputar permasalahan yang itu-itu juga.
Ketika Indonesia menjadi tuan rumah ajang kompetisi olahraga akbar Asian Games 2018, selayaknya kita fokus untuk menjadi tuan rumah yang baik. Sudah sepantasnya, kita mendukung atlet-atlet kita yang sedang berjuang untuk mengukir prestasi di ajang bergengsi. Bukankan kemenangan mereka adalah kemenangan Indonesia?
Kita tentu ingin agar tamu-tamu kita yang datang dari berbagai negara di benua Asia membawa pulang kabar baik tentang negeri tercinta ini. Itulah maksud status singkat tersebut. Sebuah ajakan sederhana, agar kita menebarkan kesejukan di media sosial, terutama selama Asian Games 2018 sedang berlangsung di negara kita.
Mungkin sudah saatnya kita harus "mengukur" dan merenungkan kembali "prestasi nyinyir" kita di media sosial. Semoga Indonesia berjaya di ajang Asian Games 2018. Salam damai.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H